Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pekerjaan atau Pendidikan
28 Juli 2021 18:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Anggi Putri Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Haruskah kita melihat masa lalu? Yah, sepertinya hal itu perlu. Sedikit kisah dan cerita 'bingung' dari penulis untuk kalian para readers. Masa lalu adalah pengalaman hidup terbaik sebagai media belajar dan juga diiklaskan pastinya.
ADVERTISEMENT
Kembali ke masa lampau, yang konon katanya masa tersebut adalah masa yang indah, entahlah hal itu memang benar atau tidak. Yang pasti kisah di masa lalu itu berbagai rasa dan suasana.
Masa SMK atau SMA adalah saat di mana penulis terus saja dihadapkan dengan berbagai pilihan, memilih untuk melanjutkan ke SMK atau SMA, memilih sekolah A atau yang B, memilih jurusan ini atau yang itu, dan masih banyak lagi. Bahkan, hingga akhir masih dihadapakan pada pilihan yang menentukan masa depan kelak. Pekerjaan atau pendidikan.
Pada saat itu banyak sekali suara yang terdengar,mulut yang berkata, pengalaman yang bercerita, dukungan dari berbagai arah dan yang pasti telinga serta otak yang hanya mampu diam. Kata 'bingung' yang selalu saja muncul. Karena timbul dua pilihan menjadikan banyak hal yang terpikirkan dan pasti perlu pertimbangan.
ADVERTISEMENT
Kisah penulis yang merupakan anak perempuan pertama dari tiga bersaudara, sekaligus dari seorang ayah yang merupakan putra pertama juga. Bisa kalian bayangkan bukan bagaimana arah yang bercabang dengan lampu temaram yang harus penulis lewati pada saat itu.
Penulis percaya takdir adalah pilihan, sebuah langkah yang kita ambil dengan otak dan hati atau mungkin tanpa sengaja. Yah, intinya pilihan kita saja. Entahlah, penulis selalu merasa bahwa hal itu memang benar.
Pekerjaan
Pada masa itu penulis duduk di bangku SMK, dengan banyak drama yang entah bagaimana menjadikan penulis bagian dari lulusan SMK, bukan SMA. Pasti banyak pelajar yang dengan mantap memilih pekerjaan, tentu tidak perlu dijelaskan lagi. Secara khusus SMK memang melahirkan banyak lulusan yang siap kerja dengan berbekal kejuruan yang mereka pilih. Pastinya banyak pelajar yang beranggapan bahwa SMK memang jalur untuk bekerja bukan melanjutkan pendidikan. Namun, berbeda dengan penulis yang justru kurang dari 30% berfikir untuk mencari pekerjaan lalu menjadi pekerja setelah lulus.
ADVERTISEMENT
Entahlah, mungkin dukungan internal atau memang dari dalam diri penulis yang tidak menghendaki hal tersebut.
Pendidikan
Tidak lain dan tidak bukan yang dipilih penulis adalah melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi dan dianggap sebagai batu loncatan penulis untuk bisa mencari pekerjaan nantinya. Tentu dengan banyak alasan yang melatarbelakangi keputusan tersebut.
Pekerjaan vs Pendidikan
Mungkin di luar sana sebagian besar lulusan SMK atau SMA akan mengalami kondisi yang sama, keadaan 'bingung' untuk melangkah atau memilih sesuatu yang menentukan masa depan.
Dua pilihan dengan kelebihan dan kekurangan yang seimbang. Pekerjaan akan menjadikan kita lebih berpegalaman untuk dunia kerja yang sesunggunya. Bukan hanya teori saja, namun praktik nyata yang bisa langsung dipelajari. Sedangkan pendidikan, mampu menjadikan pribadi yang lebih terarah dan terstruktur dalam merancang masa depan khususnya dunia kerja kelak.
ADVERTISEMENT
Tanpa melanjutkan pendidikan, dunia kerja bisa saja ditaklukkan dengan baik oleh lulusan SMK atau SMA. Namun, level jabatan mereka akan berbeda, gaji yang didapatkan juga cenderung lebih rendah, bahkan dari segi pekerjaan juga berbeda. Disitulah beberapa diantara kita mempertimbangkan dengan matang, kecuali bagi mereka yang terkendala sesuatu hingga hanya tersisa satu pilihan saja, yaitu pekerjaan.
Antara kedua pilihan tersebut hanya masalah waktu saja, kenapa ? Karena ketika kita memilih pekerjaan, di kemudian hari kita juga bisa melanjukan pendidikan, begitupula ketika kita memilih pendidikan yang kemudian pasti akan mencari pekerjaan.
Dua pilihan dengan konsekuensi waktu saja yang perlu dipertimbangkan, berapa lama kita bekerja untuk bisa melanjutkan pendidikan? Atau kapan pendidikan usai hingga bisa mencari pekerjaan? Hanya sebatas itu, namun terlihat sukar untuk menentukan. Dengan satu hal yang pasti, bahwasannya ketika kita memilih pendidikan akan sedikit kemungkinan untuk tidak melanjutkan ke pekerjaan, namun ketika kita lebih dulu memilih pekerjaan, membuka kemungkinan untuk tidak melanjutkan pendidikan terbuka luas.
ADVERTISEMENT
Semua 'bingung' bisa terselesaikan ketika kita memilih salah satu. Namun, dalam memilih mempertimbangkan opsi tentu saja perlu. Hingga bisa menghasilkan keputusan utuh dengan hati yang tulus. Takdir yang kita jalani adalah pilihan yang kita ambil.
Sedikit pesan untuk readers kesempatan tidak datang dua kali, jika hati kecil kalian legawa coba untuk ikuti pesan orang tua, karna mereka adalah jembatan takdir dengan insting terkuat. Jika masih 'bingung', tutup rapat telinga kalian cukup dengarkan kata hati dan satukan dengan logika. Jangan lupa berdoa dan usaha. Semangat untuk aku, kamu dan kita semua.