Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Stratifikasi Sosial
22 Desember 2022 21:55 WIB
Tulisan dari QONITAH FITRI KHOIRUNNISA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya stratifikasi sosial diterapkan pada lingkungan hidup masyarakat agar dapat menyeimbangkan dalam hal kewajiban, pembagian hak-hak, juga tanggung jawab dalam pengaruh dan pembagian nilai-nilai antara anggota masyarakat tersebut (Maunah: 2015).
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan perkembangan zaman, citra stratifikasi sosial menjadi buruk disebabkan masyarakat itu sendiri. Sebagian orang menggunakan stratifikasi sosial dengan cara yang salah untuk mencapai kekuasaan demi kepentingannya sendiri terpenuhi. Di lain sisi, beberapa masyarakat yang tidak terlalu menginginkan kekuasaan justru menganggap bahwa stratifikasi sosial membuat kesenjangan sosial dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial merupakan suatu sistem dalam perbedaan individu atau suatu kelompok dalam masyarakat, yang meletakkannya pada kelas-kelas sosial yang berbeda dengan cara hierarki serta memberikan tempat, hak dan kewajiban yang berbeda-beda antara individu atau kelompok pada suatu lapisan tertentu dengan lapisan lainnya (Indianto: 2004). System dalam stratifikasi sosial merupakan perbedaan penduduk serta masyarakat ke dalam kelas-kelas yang bertingkat, perwujudannya adalah adanya kelas-kelas yang lebih tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah. Yang dasar dan intinya adalah adanya ketidakseimbangan pembagian hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing individu serta kelompok dalam sistem sosial (Sorokin: 1998). Dan menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise dalam penggolongan kelas-kelas tersebut ke suatu lapisan-lapisan yang lebih hierarki berdasarkan suatu sistem sosial tertentu (Robert: 1998).
ADVERTISEMENT
1. Stratifikasi sosial tertutup
Salah satu halangan yang dihadapi seseorang untuk menapaki mobilitas sosial secara vertikal yaitu adalah dalam stratifikasi sosial tertutup yang mana sangat sulit bahkan tidak bisa terjadi. Masyarakat dengan lapisan kelas bawah hamper tidak bisa untuk naik ke atas atau menjadi kelas atas karena stratifikasi sosial tertutup ini berdasarkan kelahiran atau ascribed status yang mana hanya keturunan kerajaan atau kaum bangsawan yang dapat menduduki lapisan sosial kelas atas (Purwasih: 2017).
2. Kemiskinan
Salah satu faktor lainnya adalah kemiskinan. Di Karena kemiskinan dapat membatasi mobilitas sosial. Apalagi bagi kebanyakan masyarakat miskin untuk mencapai status sosial tertentu merupakan hal yang sangat sulit. Dan penyebabnya yang sudah kita ketahui dari kemiskinan adalah Pendidikan yang rendah. Karena dengan pendidikan yang rendah akan mendatangkan suatu kualitas sumber daya manusia yang rendah pula. Dan akibatnya sangatlah banyak salah satunya yaitu kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah terbatas dan walaupun mereka mendapatkan pekerjaan maka hasilnya akan habis untuk kehidupan keluarga sehari-hari, yang mana tidak akan mungkin untuk mencapai status sosial tertentu.
ADVERTISEMENT
3. Kebudayaan
Yang ketiga adalah menurut kebudayaan masyarakat. Karena tradisional merupakan sifat kebudayaan yang sangat menghambat mobilitas sosial. Banyak masyarakat yang masih kental sifat tradisionalnya dengan pasti menolak masuknya kebudayaan baru dikarenakan masihnya berpegang teguh pada kebudayaan-kebudayaan yang ia anut atau ikuti.
4. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan suatu perbedaan dari perlakuan kepada sesama karena alasan agama, bangsa, suku, ras, bangsa, dan golongan. Perlakuan membedakan yang seperti ini sangatlah tidak baik, yang akan mengakibatkan konflik, dan juga dapat menghambat mobilitas sosial.
5. Stereotip Gender
Stereotip gender adalah membeda-bedakan karakteristik dan posisi sosial antara laki-laki dengan perempuan, yaitu dengan memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki pasti lebih tinggi daripada Wanita. Misalkan seperti pandangan bahwa Wanita tidak perlu berpendidikan yang tinggi karena nantinya setelah menikah akan kembali ke dapur dan juga yang bekerja adalah suami. Perilaku seperti inilah yang menghalangi seseorang untuk berprestasi dan mendapatkan kesempatan untuk melakukan mobilitas supaya status sosialnya meningkat.
ADVERTISEMENT
Islam memandang upaya manusia untuk memperbaiki taraf hidupnya yaitu dengan Pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dan penting, dan dua rujukan utama umat islam ialah dari al-Qur’an dan hadits yang keduanya sama-sama memiliki perhatian khusus dalam Pendidikan. Al-Qur’an menyebutkan “ Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang yang mencari ilmu beberapa derajat” (Al-Mujadilah:11). Dalam ayat ini menjelaskan bahwa al-Qur’an mengingatkan agar tekun dalam mempelajari agama karena Allah menyebutkan akan meninggikan derajat orang mencari ilmu. Ada juga beberapa hadits yang didalamnya terdapat kata-kata: bahwa menuntut ilmu itu dari buaian (lahir) sampai mati dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menyebutkan keutamaan dan sangat penting dalam menuntut ilmu.
Daftar Pustaka
Maunah, B. (2015). Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif Sosial Pendidikan. Pendidikan Islam.
ADVERTISEMENT
Indianto Muin. (2004). Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Pitirin A. Sorokin. (1998). Social Stratification. New York: Harper.
Robert, M.Z. Lawang. (1998). Teori Sosiologi Mikro dan Makro Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwasih. (2017). Struktur dan Mobilitas Sosial. Klaten: Cempaka Putih.