Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fokus Pada Learning Outcome, 58% Pengguna Quipper Lulus PTN 2019
2 September 2019 10:27 WIB
Tulisan dari Quipper Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta, 29 Agustus 2019. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018, penetrasi penggunaan internet di Indonesia mencapai 171,18 juta dari 250 juta penduduk di Indonesia. Meskipun porsi penggunaan internet masih didominasi oleh media sosial, aplikasi pesan singkat, belanja online dan keuangan, selama 3 tahun terakhir muncul industri yang perlahan tumbuh dan tanpa sadar merubah kebiasaan pelajar di Indonesia, yaitu belajar online.
ADVERTISEMENT
Mengapa belajar online merubah kebiasaan pelajar di Indonesia?
Sebagai anak muda yang kehidupan sehari-harinya lekat dengan gawai, penting bagi pelajar untuk tetap melaksanakan kewajibannya untuk belajar dan terkoneksi dengan dunianya di internet.
Meskipun internet menyajikan berbagai informasi dalam berbagai bentuk audio dan visual yang menarik, namun secara akademis pelajar tetap perlu mengikuti materi pelajaran di sekolah. Oleh karena itu bimbingan belajar online yang saat ini menjamur di Indonesia menjadi pilihan utama pelajar tingkat menengah.
Dalam diskusi pendidikan yang diadakan oleh Quipper Indonesia siang tadi, Psikolog Pendidikan Achsinfina H. Sinta menyatakan bahwa pelajar di usia remaja cenderung untuk mencari hal baru atau mempelajari sesuatu sesuai dengan yang disukainya. Sinta menambahkan, “mereka bisa jadi belajar online karena itu keren, teman seusianya melakukan itu jadi dia ikut-ikutan, bisa juga karena belum merasa cukup dengan materi yang didapat di sekolah atau kurang suka dengan cara guru menjelaskan pelajaran di kelas. Jadi mencari alternatif belajar yang baru.”
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut Country Manager Quipper Indonesia – Yuta Funase mengatakan “Sejak 2015, Quipper percaya bahwa untuk menghasilkan video pembelajaran yang berkualitas dan menarik, kemampuan guru dalam berbicara di depan publik, relevansi konten pelajaran yang sesuai dengan kehidupan siswa serta kreatifitas dalam mengemas video sangat penting. Oleh karena itu 6 juta pelajar di Indonesia menjadikan Quipper sebagai alternatif belajar online mereka.”
Benarkah kebiasaan belajar online dapat meningkatkan prestasi akademik?
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Ristek Dikti, terdapat 714.652 peserta yang mengikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019. Dari jumlah tersebut, peserta lulus mencapai 23.61% atau 168.742 peserta. Terdapat kenaikan yang cukup signifikan dari persentase kelulusan nasional pada SBMPTN tahun ini dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai 19.28%.
ADVERTISEMENT
Peningkatan angka kelulusan SBMPTN tersebut dapat terjadi karena banyak faktor. Antara lain dari sisi penyelenggara dan peserta yang telah mempersiapkan segalanya dengan lebih baik. Karena ujian dilaksanakan dengan berbasis komputer, penting bagi siswa agar familiar dengan hal tersebut, salah satunya dengan berlatih soal melalui layanan bimbel online.
Untuk membuktikan efektivitas layanannya, setiap tahun di bulan Juli Quipper melakukan survey kepada beberapa penggunanya yang tersebar di Indonesia. Hasil survey pada pada Juli 2019 yang diikuti oleh 3.000 responden mengungkap beberapa fakta yang dijelaskan oleh Ruth Ayu Hapsari selaku Business Development Manager Quipper Indonesia.
Menurut Ayu, “rata-rata pengguna Quipper Video menonton 10 video dan mengerjakan 50 soal per minggu saat periode ujian, sedangkan pengguna Quipper Video Masterclass dengan tambahan support dari Coach dan Tutor online angkanya bisa 2 kali lebih besar. Hasilnya 58% pengguna Quipper Video diterima di PTN”
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi yang juga menghadirkan Dr. Abi Sujak, M.Sc selaku staff ahli bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia, pemerintah berkomitmen untuk mendukung industri teknologi pendidikan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing global dan memiliki literasi akan dunia digital yang mumpuni.