Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menjadi pelatih di tim basket NBA bukan pekerjaan mudah. Apalagi pemain yang ditangani adalah para pemain bintang, digaji jutaan dolar AS per musim, yang punya ego seluas lapangan basket.
ADVERTISEMENT
Dibutuhkan pengetahuan teknik kepelatihan, dikombinasi dengan kemampuan manajerial, hingga pemahaman kejiwaan yang mumpuni untuk jadi seorang pelatih NBA yang baik. Salah satu yang punya ketiganya adalah pelatih Golden State Warriors Steve Kerr.
Profil soal Steve Kerr tak perlu saya jelaskan lagi. Tim kumparanSport sudah menuliskannya dengan ciamik untuk Anda di artikel: Steve Kerr, Sang Putra Tragedi yang Cerdik Cendekia . Saya hanya ingin mengulas satu sisi yang menarik dari Kerr dan baru dilakukannya belakangan ini.
Pada satu pertandingan melawan Phoenix Suns, Kerr membuat sebuah keputusan yang agak aneh. Sebagai pelatih, hari itu memilih ‘makan gaji buta’. Fungsi kepelatihan dia serahkan pada orang lain, bukan pada asisten pelatih, tapi pada para pemain.
ADVERTISEMENT
Pada satu momen, Kerr menyerahkan clipboard pada Draymond Green yang saat itu sedang cedera. Green diminta mengatur pola permainan saat time out. Setelah itu, giliran Andrea Iguodala dan David West yang malam itu aktif bermain, namun juga akhirnya mengatur strategi bermain.
Warriors menang dengan skor 129-83.
Aksi seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya di level NBA. Greg Popovich pernah melakukannya, beberapa pelatih juga, namun tidak sampai full sepanjang pertandingan seperti Kerr. Ada komentar negatif seperti: Kerr seolah melepas tanggung jawab, padahal sudah dibayar mahal sampai pemain Suns yang menyebut Kerr merendahkan lawan.
Tapi Kerr punya penjelasan tersendiri. Menurutnya, aksi itu dia lakukan supaya para pemain fokus lagi kepada pertandingan. Sebulan terakhir, Warriors seolah mulai ‘kelelahan’. Bukan pada fisik tapi mental.
ADVERTISEMENT
"It had everything to do with me trying to reach my team," katanya.
"I haven't been able to reach them the last month. They are tired of my voice and I"m tired of my voice. ... I wasn't reaching them and we just figured it was probably a good night to pull a trick out of the hat and do something different."
Jadi, apakah mau dilakukan lagi?
"It's a nine-month season. ... This is every single day for seven, eight, nine months depending on how your team does. And so everything gets pretty monotonous. I think you've got to do your best in the NBA to keep things light and loose and occasionally throw the team a curveball. So I can see doing it again one time, a couple times. We'll see."
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan Kerr adalah trik pelatih untuk melepas kejenuhan para pemain. Melakukan hal yang sama berulang sepanjang musim, mendengar suara perintah yang sama dari pelatih, tentu saja membosankan. Perlu ada ‘terapi kejut’ sesekali yang membuat para pemain kembali menginjak bumi dan tetap fokus pada pertandingan.
Tapi, poin penting dari itu adalah Kerr memberikan kesempatan pada semua orang ‘untuk didengar’. Sekaligus juga dia memberi kesempatan pada para pemain untuk muncul dan menyampaikan ide, plus ruang untuk eksekusi. Kerr nurturing atau ’menumbuhkembangkan’ pemain agar kemudian suatu hari bisa memimpin tim.
Sebagai penutup, quote yang saya kutip dari tulisan engineer Gojek ini mungkin relevan dengan apa yang dilakukan Kerr:
If you want to build a ship, don’t drum up the men and women to gather wood, divide the work, and give orders. Instead, teach them to yearn for the vast and endless sea. -Antoine de Saint-Exupéry.
ADVERTISEMENT