Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Memahami Kata Terserah dalam 'Indonesia Terserah'
22 Mei 2020 12:58 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Radius Setiyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terserah adalah satu kata yang kerap kali multitafsir dan sering membuat sebagian dari kita bingung. Apalagi kata terserah diucapkan oleh orang terkasih, baik pacar atau pasangan hidup kita. Bagi kita yang menerima ucapan tersebut harus benar-benar berhati-hati. Bisa jadi hal tersebut menjadi awal perang dunia dengan pasangan ketika salah langkah dalam memahami makna terserah.
ADVERTISEMENT
Kata “terserah” dalam kontek sosial mempunyai beberapa makna. Bergantung pada setting dan kondisi sosialnya. inilah beberapa makna terserah yang saya pahami berdasarkan pengalaman sehari-hari :
Terserah bermakna kekecewaan ketika harapan tak sama dengan kenyataan. Apalagi ketidaksamaan harapan tersebut dipicu oleh perilaku yang tidak seharusnya.
Terserah bisa juga bermakna tidak peduli karena sudah lelah dengan kondisi yang berkali-kali berulang. Seolah ada kesengajaan melakukan hal tersebut.
Terserah bisa juga dimaknai sebuah pertanda bahwa kita diminta peka atas keinginan yang tidak sempat terucap oleh kata. Dengan mengucap terserah bisa jadi pasangan kita menginginkan sesuatu hal yang diinginkan tetapi kita abai dan terkesan tidak peduli.
Terserah bisa juga bermakna ungkapan lelah oleh kondisi yang melelahkan dan tak kunjung berubah.
ADVERTISEMENT
Beberapa hal di atas menegaskan bahwa memaknai kata terserah bukan hal yang sederhana. Dalam hubungan dengan pasangan, kita kerap dibuat bingung sendiri dengan kata tersebut. Apalagi ketika pasangan mood-nya lagi kurang bagus.
Apa yang ada dipikiran kita tentang kata terserah ketika dikaitkan dengan “Indonesia Terserah”?
Indonesia Terserah, sebuah alarm yang serius
"Indonesia Terserah" masih menjadi pembahasan dan diperbincangkan yang serius oleh publik. Hal tersebut disebabkan oleh beredarnya di sosial media sebuah hastag ataupun ucapan dari para tenaga medis.
Frase ini muncul setelah dibagikan oleh para tenaga medis yang seolah sudah "terserah" dengan segala sikap sebagian masyarakat yang cenderung abai dengan penyebaran wabah virus corona. Hal ini terlihat usai viral adanya kerumunan saat penutupan McD Sarinah dan adanya keramaian di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (15/5/2020) lalu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kondisi tersebut juga bisa kita kaitkan dengan wacana yang beredar bahwa pemerintah tengah merencanakan pelonggaran PSBB di tengah penyebaran virus covid-19 yang masih sangat tinggi. Selain itu, tagar tersebut bisa menjadi semakin massif oleh beberapa aksi konyol yang dipertontonkan ke publik. Dari aksi sesaknya bandara, bergerombolnya orang di Mal dan yang super heboh aksi konser donasi yang diadakan BPIP dan MPR. Dimana para pejabat negara tidak mempedulikan protokol kesehatan “physical distancing” ketika acara.
Dari gambaran kondisi di atas, apa makna terserah dalam konteks “Indonesia Terserah”? Andai kita memposisikan para tenaga medis sebagai pasangan terkasih kita. Bisa jadi kata terserah di atas terangkum dalam beberapa makna.
Indonesia terserah bermakna kecewa atas perilaku sebagian masyarakat yang abai atas protokol kesehatan. Lelah karena perilaku tersebut terjadi berulang-ulang. Atau bisa juga bermakna tidak peduli karena para pejabat kita kerap tidak peka dengan kondisi yang terjadi. Sebuah kondisi yang memang menyebalkan, dari minimnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan, kebijakan yang kerap kali berubah-ubah dan dianggap anti-science dan yang terakhir masyarakat kerap dipertontonkan pertunjukan saling serang antar pejabat, baik di pusat maupun di daerah.
ADVERTISEMENT
Lantas kalau sudah begitu, kita hanya bisa berharap kepada masyarakat agar kembali paham dan menyadari bahwa kata terserah itu alarm serius untuk kita semua. Bayangkan jika para tenaga medis itu mogok kerja. Apa jadinya Indonesia, pasti akan ada pergeseran dari Indonesia terserah menjadi Indonesia menyerah. Sebuah kondisi yang tidak ingin saya bayangkan.
Munculnya tagar “Indonesia Terserah” dari tenaga kesehatan adalah alarm serius. Apakah mereka bakal menyerah? Saya yakin tidak. Ratusan bahkan ribuan tenaga kesehatan di Indonesia mempunyai janji profesi yang tidak mungkin mereka khianati. Seandainya hal tersebut terjadi, berarti sudah diluar batas kemampuan para tenaga kesehatan. Saya yakin itu.
Saya yakin kita semua belum terlambat untuk memperbaiki keadaan. Cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah bergabung dengan kaum rebahan dan kembali rebahan. Saya yakin tidak semua orang bisa begitu. Sebagian dari kita masih harus menyambung hidup dan rasanya susah sekali untuk tidak keluar rumah. Tetapi bagi sebagian kita yang masih bisa bertahan, tetaplah dirumah dan tahan nafsu konsumtif kita.
ADVERTISEMENT
Tiga seruan kembali rebahan
Kaum rebahan hari ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Kaum rebahan dianggap bisa mengurangi laju virus. Kaum rebahan adalah sosok yang waktunya lebih banyak di rumah namun tetap bisa eksis merencanakan, melaksanakan bahkan mengendalikan segala kegiatan yang menjadi tujuan dan harapan hidupnya.
Saya kira kondisi hari ini belum terlambat. Mari kembali ke rumah dan bergabung dengan kaum rebahan. Apa maknanya?
Pertama, keluar rumah hanya untuk urusan yang penting-penting saja. Kendalikan nafsu untuk berbelanja baju lebaran. Disaat krisis begini, orang tidak akan terlalu peduli dengan penampilan atau baju baru yang kita pakai. Ini hari-hari dimana nafsu konsumtif kita sedang di uji.
Kedua, mari galang donasi untuk warga yang terdampak. Sudah saatnya ada gerakan masyarakat menolong masyarakat di tengah negara yang sedang bingung. Tentunya cara menggalang donasi yang memperhatikan protokol kesehatan. Tidak seperti yang dicontohkan para pejabat kita beberapa hari yang lalu. Generasi rebahan pasti punya cara kreatif untuk itu. Biarlah negara yang sedang bingung tetap mencari jalan agar mampu membawa masyarakatnya keluar dari krisis ini.
ADVERTISEMENT
Ketiga, mari bersatu dengan generasi rebahan untuk jadi watch dog (agen pengawas sosial). Kaum rebahan melalui tagar atau komentarnya di media sosial telah banyak melakukan perubahan sosial. Dengan rebahan dan senjata gadget, saya yakin akan banyak hal yang bisa dilakukan. Contohnya dengan membuat tagar (hashtag) yang dimaksudkan untuk menolak atau menyeru dalam bingkai bersama atas suatu isu. Melalui tagar, kita dapat terkoneksi, walaupun narasi, pandangan, dan makna yang diberikan bisa sangat berbeda sesuai dengan aspirasi, harapan, keyakinan, keluhan, dan gaya hidup masing-masing. Tagar terbukti mampu mengubah banyak hal.
Ketiga seruan di atas adalah cara paling sederhana yang bisa kita lakukan agar Indonesia terserah tidak berubah menjadi Indonesia menyerah. Sebuah kondisi yang pastinya tidak kita inginkan. Jadi yang masih sering keluar rumah, mulailah kembali ke rumah. Bergabunglah dengan kaum rebahan!
ADVERTISEMENT