Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Folu Net Sink Cukup Untuk Mengatasi Pemanasan Global?
6 Desember 2024 14:27 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Radjwa Fathi Faisra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemanasan global adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini. Dengan peningkatan suhu global yang terus meningkat akibat emisi gas rumah kaca (GRK), banyak negara, termasuk Indonesia, berupaya mencari solusi yang efektif untuk mengurangi dampak negatifnya. Salah satu inisiatif yang diusulkan oleh pemerintah Indonesia adalah FOLU Net Sink 2030, yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara penyerapan dan emisi karbon dari sektor penggunaan lahan dan kehutanan. Namun, pertanyaannya adalah: apakah FOLU Net Sink cukup untuk mengatasi pemanasan global?
ADVERTISEMENT
FOLU Net Sink memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi GRK melalui berbagai pendekatan, seperti reforestasi, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan perlindungan ekosistem alami. Dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, terutama hutan tropis yang luas, program ini berfokus pada peningkatan kapasitas hutan untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Dalam konteks ini, Indonesia memiliki keunggulan karena merupakan salah satu negara dengan hutan tropis terbesar di dunia, yang berfungsi sebagai penyerap karbon alami
FOLU Net Sink juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris. Negara ini telah berjanji untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% pada tahun 2030 dengan upaya sendiri dan hingga 41% dengan dukungan internasional. Dengan demikian, FOLU Net Sink bukan hanya merupakan strategi lokal tetapi juga merupakan bagian dari upaya global untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius. Ini menunjukkan bahwa ada kesadaran akan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi krisis iklim.
ADVERTISEMENT
Meskipun FOLU Net Sink menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidaklah mudah. Salah satu tantangan utama adalah deforestasi ilegal dan konversi lahan untuk pertanian atau pembangunan infrastruktur. Meskipun ada kebijakan yang diterapkan untuk melindungi hutan, pelanggaran masih sering terjadi. Selain itu, kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dapat menghambat efektivitas program ini. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang inklusif dan edukatif agar masyarakat memahami pentingnya menjaga ekosistem.
Pentingnya keterlibatan sektor swasta dalam mendukung FOLU Net Sink tidak dapat diabaikan. Banyak perusahaan memiliki jejak karbon yang signifikan akibat aktivitas bisnis mereka. Dengan mengadopsi praktik ramah lingkungan dan berinvestasi dalam proyek-proyek keberlanjutan, sektor swasta dapat membantu mempercepat pencapaian target penyerapan karbon. Misalnya, perusahaan dapat berkolaborasi dengan lembaga pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk melakukan reforestasi atau rehabilitasi lahan kritis.
ADVERTISEMENT
Selain fokus pada sektor kehutanan, FOLU Net Sink harus terintegrasi dengan kebijakan energi terbarukan. Penggunaan energi fosil masih menjadi penyumbang utama emisi GRK di Indonesia. Oleh karena itu, transisi menuju sumber energi bersih seperti tenaga surya, angin, dan biomassa sangat penting. Sinergi antara pengurangan emisi di sektor energi dan peningkatan penyerapan karbon melalui FOLU Net Sink dapat menciptakan dampak yang lebih signifikan dalam memerangi pemanasan global.
Secara keseluruhan, meskipun FOLU Net Sink memiliki potensi besar untuk membantu Indonesia mengatasi pemanasan global, ia tidak dapat dianggap sebagai solusi tunggal. Keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, sektor swasta, dan lembaga internasional. Diperlukan pendekatan holistik yang mencakup pendidikan masyarakat, penegakan hukum terhadap deforestasi ilegal, serta integrasi kebijakan energi terbarukan untuk mencapai tujuan keberlanjutan jangka panjang. Hanya dengan cara ini kita dapat berharap untuk mencapai keseimbangan antara penyerapan dan emisi karbon serta melindungi planet kita dari dampak perubahan iklim yang semakin parah
ADVERTISEMENT