Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Comf-PPE: Alat Pelindung Diri Berbasis Internet Karya Mahasiswa FTUB dan FKUB
27 Juli 2021 13:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rafa Raihan Fadilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiswa Teknik Elektro dan dua mahasiswa Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) membuat Alat Pelindung Diri (APD) berbasis Internet yang ditujukan khususnya pada tenaga kesehatan dalam menangani Covid-19. Adapun pelaksanaan program berlangsung saat pandemi Covid-19. Akan tetapi, situasi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat tim dalam merancang konsep alat yang dilakukan secara daring dan luring. Memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, tim ini berusaha membantu Pemerintah dalam menanggulangi kasus Covid-19.
ADVERTISEMENT
Disampaikan oleh World Health Organization (WHO) 2021 bahwa kasus Covid-19 mengalami peningkatan terutama saat munculnya varian baru virus corona. Dalam beberapa hari terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia selalu mengalami penambahan kasus sebanyak 20 ribu. Pada tanggal 29 Juni 2021, WHO mencatat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 20.467 yang terkonfirmasi. Sehingga, total kasus yang terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia mencapai 2.156.465 orang. Kasus tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat 17 dari 222 negara yang terkonfirmasi Covid-19 tertinggi di dunia.
Angka terkonfirmasi yang tinggi akibat Covid-19 menjadi tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah dalam penanganan permasalahan kasus kesehatan di Indonesia. Dalam menghadapi pandemi Covid-19, penggunaan APD perlu dilakukan terutama tenaga kesehatan di rumah sakit. Namun, penggunaan APD tetap perlu ditingkatkan kualitas kenyamanannya agar dapat mengoptimalkan kinerja tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
Salah satu permasalahannya adalah faktor kenyamanan APD yang masih kurang optimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Davey et al., (2020), didapatkan responden sebanyak 72,3% melapor kepanasan, 89,7% tidak nyaman, dan 98,7% mengalami peningkatan keringat selama menggunakan APD. APD yang kurang ergonomis khususnya pada hazmat suit, cenderung membuat badan berkeringat karena harus bertahan pada lingkungan kedap udara dalam waktu yang cukup lama dan dapat mengakibatkan dehidrasi.
Berbekal data di atas, Rafa Raihan Fadila, Muhammad Yogi Nurrohman, dan Raihan Zhifhanur Muhammad dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) serta Andi Nurul Isri Indriany Idhil dan Monika Ayu Puji Anggraini dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) membuat inovasi APD berbasis Internet of Things (IoT) bernama Comf-PPE. Inovasi ini diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan dalam menghadapi Covid-19 yang diharuskan menggunakan APD. Di bawah bimbingan Bapak Zainul Abidin, S.T.,M.T.,M.Eng.,Ph.D., tim membutuhkan waktu pengerjaan inovasi selama tiga bulan, dimulai dari perencanaan hingga pembuatan prototipe.
Salah satu anggota tim, Raihan Zhifhanur Muhammad mengungkapkan bahwa inovasi ini memiliki beberapa kelebihan. “Adapun kelebihan dari alat ini adalah bentuknya berupa tabung yang dapat dibawa dan dipasang dengan mudah pada hazmat suit yang telah dimodifikasi. Tabung tersebut dapat difungsikan sebagai penyejuk saat menggunakan APD. Alat juga dilengkapi dengan sensor yang dapat mendeteksi aliran udara, suhu, dan kelembapan. Selain itu, di dalam tabung juga dilengkapi dengan sistem pembersih udara menggunakan LED UVC yang akan terus menyala ketika alat digunakan. Tak lupa, alat ini juga dilengkapi dengan sistem error untuk mencegah terjadinya malfungsi,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Raihan Zhifhanur Muhammad juga menjelaskan cara kerja dari Comf-PPE ciptaan timnya, yaitu:
1. Menempatkan posisi tabung di belakang hazmat suit.
2. Tabung dipasang terlebih dahulu pada hazmat suit yang telah dihubungkan melalui selang.
3. Ketika tombol on pada tabung ditekan maka LCD display akan menyala.
4. Beberapa informasi termasuk data suhu, kelembapan, serta aliran udara dalam hazmat suit akan tampil pada LCD display dan web. Adapun web dapat diakses pengguna melalui handphone maupun komputer.
5. Apabila terdeteksi suhu tinggi dalam hazmat suit maka tabung akan menghisap udara panas tersebut, lalu dikeluarkan menjadi udara yang memiliki suhu rendah. Setelah itu, udara tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu menggunakan sinar UVC.
6. Udara yang sudah dibersihkan dan memiliki suhu rendah akan didorong keluar (output) ke hazmat suit kembali.
ADVERTISEMENT
7. Comf-PPE juga dilengkapi dengan indikator yang berfungsi sebagai reminder kepada pengguna apabila sistem mengalami error.
8. Data-data pengguna yang terdeteksi pada Comf-PPE secara otomatis akan tersimpan sebagai riwayat kesehatan.
Menurut mahasiswa FTUB tersebut, Comf-PPE bisa dijadikan solusi yang dapat membantu Pemerintah dan masyarakat terutama tenaga kesehatan dalam menangani kasus Covid-19.
Tim ini akan berjuang bersama empat puluh satu tim lainnya dari FT menuju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIV 2021 Oktober mendatang.
“Be Comfortable for Helping More.” begitulah tagline tim Rafa Raihan Fadila.