Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Suku Bunga Naik, Apa Pengaruhnya Terhadap Inflasi?
26 Februari 2023 17:37 WIB
Tulisan dari Evi Syahfikasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) dengan mengambil keputusan bahwa tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75% pada tanggal 15-16 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa hubungan dari kenaikan suku bunga dengan laju inflasi? Suku bunga merupakan balas jasa atau nilai yang akan diberikan dari peminjam kepada yang meminjamkan dana atau uang. Maka dari itu, suku bunga memiliki fungsi yang penting dalam sistem perbankan.
Biasanya tingkat suku bunga akan ditetapkan oleh bank sentral selaku pemegang wewenang tertinggi pada sistem perbankan. Oleh karena itu, bank umum secara eksklusif mempunyai kekuasaan dalam menetapkan tingkat suku bunga pinjamannya, tetapi tidak diperkenankan melampaui dari suku bunga yang sudah ditentukan bank sentral.
Maka dari itu suku bunga menjadi instrumen yang dapat menjadi pengendali laju inflasi. Dimana saat bank sentral menaikkan suku bunga acuan, maka suku bunga antar bank juga akan mengalami kenaikan. Maka dari itu bank sentral mempunyai beberapa strategi yang dapat memberikan dampak pada laju inflasi untuk mengelola kestabilan harga dan peningkatan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemegang otoritas tertinggi bank sentral juga bisa melakukan kegiatan manipulasi atas suku bunga jangka pendek yang bertujuan untuk memberi dampak pada tingkat laju inflasi dalam perekonomian. Terbukti dari perilaku konsumen, dimana saat suku bunga mengalami kenaikan maka permintaan terhadap pinjaman akan menurun. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang lebih memilih untuk menabung karena tingkat pengembalian dari tabungan lebih tinggi.
Dari naiknya suku bunga simpanan ini akan lebih efektif untuk menampung uang yang beredar. Maka yang akan terjadi sedikitnya jumlah uang yang dibelanjakan, sehingga mengakibatkan melemahnya pertumbuhan ekonomi tetapi akan menurunkan laju inflasi. Dalam teori ekonomi, dari jumlah uang yang beredar akan memberi dampak pada tingkat laju inflasi. Dimana jika semakin banyak jumlah uang yang beredar di masyarakat maka inflasi semakin tinggi. Sebaliknya apabila jumlah uang yang beredar di masyarakat sedikit maka inflasi akan mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Dampak lain yang diakibatkan oleh kenaikan suku bunga adalah pada produk – produk perbankan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan jenis kredit lainnya. Terlihat pada sisi pasar modal akibat dari kenaikan suku bunga ini cenderung menjadi sentimen negatif yang menyebabkan pelemahan di pasar modal.
Saat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini mengalami kenaikan maka yang akan terjadi menurunya tingkat permintaan akan KPR. Saat permintaan rumah mengalami penurunan sedangkan pasokan akan rumah masih terus berjalan, maka yang akan terjadi anjloknya harga properti. Dan hal ini juga akan menyumbang angka penurunan inflasi.
Cara ini terpaksa dilakukan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Karena hal ini merupakan upaya untuk mengimbangi kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral Amerika Serikat, yaitu Federal Reserve (The Fed) yang sedang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, 4,5-4,75%. Dengan mengambil kebijakan ini terlihat adanya penurunan angka laju inflasi yang terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Inflasi Indonesia dilaporkan di bulan Januari 2023 sebesar 5,28% (year on year/yoy). Dimana angka ini lebih rendah dibanding bulan lalu pada tahun 2022 yang tercacat 5,515% (yoy). Tingkat inflasi yang terjadi di indonesia ini cenderung stabil dan masih dalam kategori rendah. Apabila dibandingkan dengan negara yang ada di ASEAN.