Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjadi Manusia : Ketika Kita Berhasil Memberikan Manfaat bagi Orang Lain
13 Mei 2024 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rafki Rinaldi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut kamu apa sih definisi “menjadi manusia”?
Tentunya setiap kita memiliki pendapat yang berbeda tentang definisi “menjadi manusia”. Namun semua pendapat itu tidak ada yang sala karena setiap manusia memiliki pendapatnya masing- masing, yes it’s just opinion.
ADVERTISEMENT
Kalau menurutku, “menjadi manusia” adalah saat dimana kita sudah mengenal diri kita sendiri, mengerti apa tujuan kita dilahirkan di dunia ini, dan saat dimana kita bisa terus berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Sebagian orang mungkin pernah berpikir “kenapa aku dilahirkan ke dunia ini?”, “kenapa harus aku yang lahir ke dunia ini?”, “untuk apa aku ada di dunia ini?”. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu biasanya terlintas di pikiran saat kita mengalami suatu masalah yang cukup berat dalam hidup, entah itu masalah dengan orang tua, teman, sahabat atau hanya sekedar masalah kejenuhan menjalani hidup. Aku termasuk salah satu orang yang pernah berpikir seperti itu, dan bahkan dalam sebuah lamunan panjangku, aku pernah berpikir “kalau saja aku bisa memilih, aku tidak akan mau dilahirkan ke dunia ini”. Sarkas memang, akan tetapi saat itu semua bukan tanpa alasan. Aku berpikir seperti itu karena saat itu aku belum mengenal diriku, aku belum mengetahui untuk apa aku ada disini, dan apa tujuanku berada di dunia ini.
Sekarang di umurku yang sudah 22 tahun dan sedang duduk di bangku perkuliahan, aku mulai berpikir apa makna “menjadi manusia” itu sebenarnya?. Banyak orang mengatakan usia 20an bukan lagi saatnya bermain-main dan menghabiskan waktu untuk senang-senang, akan tetapi sudah saatnya kita memikirkan masa depan. Sudah saatnya kita menentukan ingin “menjadi manusia” seperti apa di masa depan. Dan sudah seharusnya kita mulai menentukan langkah yang harus diambil untuk menyusuri timeline hidup kita.
ADVERTISEMENT
Tapi aku yakin saat ini masih banyak sekali anak muda yang masih belum menentukan langkah. Penyebabnya ada banyak. Entah mereka masih belum merancang timeline hidupnya, entah mereka masih ragu dan galau menentukan prioritas (ingin menikah dulu/ kerja dulu/ mau lanjut kuliah dulu?), atau mereka bingung dan sama sekali tidak tau langkah yang harus diambil. Kalau saat ini kamu masih sekolah, aku merasa wajar saja kalau kamu masih bingung atau bahkan belum tau apa-apa tentang rancangan masa depan. Masa sekolah itu adalah masa dimana kita masih seru-seruan bermain bersama teman-teman dan masih sibuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Biasanya belum terpikir sama sekali ingin menjadi manusia seperti apa di masa depan.
Tapi kalau ada diantara kamu yang saat sekolah sudah mantap menentukan masa depan kamu dengan baik, kamu sudah mulai menentukan lulus SMA ingin lanjut kuliah dimana, dan lulus kuliah kamu ingin kerja dimana, itu sangat bagus sekali. It’s good for your future. Tidak salah jika kamu mulai lebih dulu dari orang lain, karena kamu akan punya persiapan lebih baik untuk menghadapi life problem di masa depan.
ADVERTISEMENT
Beda halnya kalau kamu sudah berada di bangku perkuliahan atau bahkan sudah lulus kuliah. Bukan saatnya lagi kamu bingung. Bukan saatnya lagi kamu baru mulai membuat rancangan masa depan. Bisa dikatakan sudah terlambat kalau sekarang kamu baru mulai merancang. Di masa ini harusnya kamu sudah mulai melangkah dan merealisasikan rancangan masa depan yang kamu buat. Waktu tidak akan menunggu, dia akan terus berjalan dan berlalu meninggalkan kamu. Dengan take action lebih awal, kamu akan punya lebih banyak waktu untuk melakukan kesalahan, dan terus tumbuh dari kesalahan itu menjadi pribadi yang lebih kuat.
Nah, saat kamu sudah berjaya menaklukkan masa depan dan berhasil meraih kesuksesan. Sukses menjadi seorang dokter, engineer, tentara, polisi, dsb, maka sudah seharusnya kamu menjalankan peran “menjadi manusia” yaitunya bermanfaat bagi orang lain. Tapi bukan tidak mungkin selama perjalanan kamu menuju sukses, kamu juga sembari memberikan manfaat bagi orang lain. Karena seperti kata-kata yang selalu aku ingat dari Bpk. B.J. Habibie, “Jadilah seperti mata air yang mengalir jernih, yang memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya”. Jadi, untuk “menjadi manusia” kita tidak harus menunggu sukses dulu, kapanpun dan dimanapun kita bisa menjadi mata air bagi orang di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Jadi kesimpulannya, seseorang berhasil “menjadi manusia” bukan saat mereka meraih kesuksesan dan memperkaya diri sendiri. Akan tetapi, seseorang berhasil “menjadi manusia” adalah ketika mereka sukses memperkuat dan meningkatkan kualitas diri dengan belajar dari kegagalan dan pengalaman, kemudian ia berhasil menjadi mata air yang jernih bagi orang lain.