Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
3 Cara Pengelolaan Emosi dalam Menjalankan Peran Sebagai Pendidik
30 Oktober 2024 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengelolaan emosi yang baik dalam menjalankan peran sebagai pendidik dapat memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran. Dengan mengelola emosi secara efektif, pendidik dapat menciptakan lingkungan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang kondusif.
ADVERTISEMENT
Kemampuan mengelola emosi seharusnya menjadi keterampilan dasar bagi setiap pendidik. Di lingkungan sekolah, pendidik dihadapkan pada beragam karakter siswa. Dengan pemahaman dan pengelolaan emosi yang baik, pendidik dapat membangun hubungan interaksi yang positif dengan siswa, yang pada gilirannya dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
Cara Pengelolaan Emosi dalam Menjalankan Peran Sebagai Pendidik
Mengutip buku Berdamai dengan Kehilangan Bangkit dan Menemukan Kebahagiaan Kembali Setelah Melewati Titik Terendah dalam Hidup, Nur Chasanah, (2020: 184 ), pengelolaan emosi biasanya dikaitkan dengan penerimaan atas emosi yang dirasakan. Kemampuan ini penting dimiliki oleh setiap individu, termasuk bagi pendidik.
Keterampilan guru dalam mengelola emosi dapat membuat siswa merasa lebih bersemangat dan nyaman dalam belajar. Meskipun demikian, manajemen emosi secara tepat bukanlah hal yang mudah dilakukan. Oleh karenanya, diperlukan langkah efektif untuk mengatur rasa emosional agar tidak memicu aksi negatif.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa cara pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai pendidik yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut.
1. Belajar Mengendalikan Diri
Berusaha mengendalikan diri merupakan langkah awal untuk mengelola emosi. Pasalnya, kondisi diri yang tidak terkontrol tidak jarang dapat menyinggung perasaan siswa. Maka, agar emosi tetap stabil, pendidik perlu mengenali dirinya sendiri untuk memudahkan proses mengatur emosi.
2. Mengetahui Karakteristik Siswa
Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Seperti halnya ada siswa yang sifatnya pendiam, usil, jahil, maupun cenderung banyak bicara. Dengan mengetahui masing-masing kepribadiannya, pendidik akan semakin mudah mengelola emosionalnya.
3. Memupuk Sifat Sabar dan Lapang Dada
Dalam suatu pembelajaran di kelas memang tidak luput dari aksi siswa yang terkadang menyulut emosi. Ada saja tingkah siswa yang membuat pendidik kesal dan jengkel. Akan tetapi, pendidik perlu menanamkan rasa lapang dada atas kesalahan yang diperbuat siswa.
ADVERTISEMENT
Namun, hal tersebut tidak berarti memberikan tindakan siswa. Hanya saja, dalam memberikan pemahaman serta nasihatnya secara bijaksana. Dengan begitu, siswa dapat memahami kekeliruan yang telah dilakukannya.
Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai pendidik perlu diimplementasikan dan direalisasikan secara nyata. Hal ini tentunya dapat mendorong keberhasilan pendidikan dalam meningkatkan perkembangan dan kualitas belajar bagi siswa. Semoga membantu! (Riyana)