Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
6 Unsur Intrinsik Hikayat Panji Semirang yang Mengandung Nilai Kehidupan
27 Oktober 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hikayat ini mengisahkan perjalanan hidup dan cinta tokoh Panji Semirang. Hikayat ini merupakan penyamaran Dewi Galuh Candra Kirana setelah mengalami penderitaan dan pengkhianatan.
Mengenal Unsur Intrinsik Hikayat Panji Semirang
Dikutip dari buku Poskolonial: Teori dan Praktik Diskriminasi dalam Sastra, Ali Mustofa, Munaris, Muharsyam Dwi Anantama, Irma Bela Oktaviana, (2024:13), berdasarkan pendapat dari Nurgiyantoro (2015), unsur intrinsik merupakan elemen-elemen yang membangun sebuah karya sastra.
Unsur intrinsik dalam karya sastra dibentuk oleh pengaruh dari pengarangnya. Tanpa ada unsur ini, karya sastra tidak akan memiliki bentuk dan substansi yang utuh.
Dalam Hikayat Panji Semirang, ada beberapa unsur intrinsik yang membangun cerita ini. Untuk lebih memahaminya, berikut ini adalah unsur intrinsik Hikayat Panji Semirang.
ADVERTISEMENT
1. Tema
Tema utama dalam "Hikayat Panji Semirang" adalah tentang perjuangan, cinta, dan kesetiaan. Cerita ini menyoroti bagaimana Dewi Galuh Candra Kirana, sebagai tokoh utama, tetap kuat menghadapi kesulitan hidup setelah dikhianati oleh kekasihnya.
Selain itu, tema kekuatan wanita dalam menghadapi cobaan juga menjadi salah satu pesan yang relevan dalam hikayat ini.
2. Tokoh dan Penokohan
ADVERTISEMENT
3. Alur
Alur cerita dalam hikayat ini mengikuti pola maju, dimulai dengan konflik di istana yang menyebabkan Dewi Galuh diusir. Ia kemudian memulai perjalanan panjang dalam penyamaran sebagai Panji Semirang.
Alur cerita berfokus pada perjuangannya dalam mencari keadilan dan menunjukkan ketabahan di tengah penderitaan. Akhir cerita menampilkan penyelesaian konflik ketika identitas Panji Semirang terungkap dan kebenaran pun muncul.
4. Latar
Latar tempat dalam "Hikayat Panji Semirang" terutama berada di lingkungan istana dan beberapa wilayah di sekitar kerajaan. Latar waktu lebih bersifat umum, tidak dijelaskan secara rinci, tetapi menggambarkan nuansa kerajaan masa lampau.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam hikayat ini adalah orang ketiga serba tahu. Pengarang menggunakan sudut pandang ini untuk memberikan pandangan luas mengenai perasaan dan pikiran setiap tokoh, serta mengarahkan pembaca memahami jalannya cerita dengan lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
6. Amanat
Hikayat ini menyampaikan beberapa pesan moral penting, seperti ketabahan dalam menghadapi cobaan, kesetiaan pada kebenaran, serta kekuatan seorang perempuan dalam menghadapi penderitaan. Pesan lainnya adalah pentingnya keadilan dan keberanian dalam memperjuangkan hak serta kebenaran.
Itulah unsur intrinsik hikayat Panji Semirang menjadi karya sastra yang menghibur tetapi juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang mendalam. (Msr)