Konten dari Pengguna

Alasan Mengapa Air Permukaan Sangat Jarang Terbentuk Saat Musim Kemarau

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
19 Februari 2024 17:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi air permukaan saat musim kemarau. Sumber: Pixabay / Peggychoucair
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi air permukaan saat musim kemarau. Sumber: Pixabay / Peggychoucair
ADVERTISEMENT
Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa, yang membuatnya beriklim tropis. Di musim kemarau, tidak terjadi hujan. Namun, penguapan terus terjadi. Inilah yang menjadi penyebab mengapa air permukaan sangat jarang terbentuk pada saat musim kemarau.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, salah satu tahapan dalam daur hidrologi adalah proses penguapan. Proses ini berlangsung baik dalam bentuk evaporasi maupun transpirasi.
Evaporasi adalah proses penguapan yang terjadi pada air yang berada di sungai, laut, rawa, danau, hingga samudra. Sedangkan transpirasi adalah proses penguapan yang terjadi pada tumbuhan.

Mengapa Air Permukaan Sangat Jarang Terbentuk Saat Musim Kemarau?

Ilustrasi air permukaan saat musim kemarau. Sumber: Pixabay / pen_ash
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung pada bulan Oktober hingga April, sedangkan musim kemarau pada bulan April hingga Oktober.
Sebelum mencari tahu mengapa air permukaan sangat jarang terbentuk saat musim kemarau, perlu kenali lebih dulu apa itu air permukaan.
Dalam buku Akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan Global?, Gatut Susanta, Hari Sutjahjo, (halaman 79), air permukaan diartikan sebagai air yang berada di atas permukaan bumi, tidak termasuk air laut.
ADVERTISEMENT
Ini berarti, air permukaan adalah air yang berada di daratan, tetapi bukan yang berupa air tanah, seperti air sungai, air danau, air rawa, atau air sumur.
Pada musim penghujan, air permukaan akan anik sebagai akibat dari curah hujan yang tinggi. Meski penguapan tetap terjadi, baik secara evaporasi maupun transpirasi, tetapi jumlah air yang turun lebih banyak daripada jumlah air yang menguap.
Sementara itu, pada musim kemarau, laju penguapan semakin meningkat. Hal ini karena pengaruh suhu atau temperatur yang tinggi, juga intensitas cahaya matahari yang cukup banyak, yang memengaruhi kecepatan penguapan.
Karena tingginya laju penguapan, air permukaan pun perlahan menyusut. Apalagi jika terjadi kemarau panjang, cadangan air permukaan bisa sangat berkurang, bahkan di beberapa daerah bisa mengalami kekeringan.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengapa air permukaan sangat jarang terbentuk saat musim kemarau. Sebab, saat musim kemarau tidak terjadi hujan, sementara penguapan terus terjadi, sehingga air permukaan pun akan menguap. (ARN)