Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Saja yang Menjadi Landasan dalam Pembelajaran Kontekstual?
1 Desember 2024 15:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam penerapannya, pembelajaran kontekstual memiliki beberapa landasan yang digunakan sebagai pedoman dalam praktik pendidikan. Apa saja yang menjadi landasan dalam pembelajaran kontekstual?
ADVERTISEMENT
Pembelajaran Kontekstual merupakan rancangan pembelajaran yang dibangun atas asumsi knowledge is constructed by human. Membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk memberdayakan diri.
Mengetahui Apa Saja yang Menjadi Landasan dalam Pembelajaran Kontekstual
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, terdapat beberapa konsep pembelajaran yang bisa tenaga pengajar gunakan. Misalnya, pembelajaran kontekstual atau disebut Contextual Teaching and Learning (CTL).
Apa saja yang menjadi landasan dalam pembelajaran kontekstual?Model pembelajaran kontekstual didasarkan pada beberapa prinsip utama yang menjadi landasan bagi pendekatan ini.
Dikutip dalam buku Dinamika Konsep Dasar Model Pembelajaran, Khasanah, S.Pd., M.Kom., M.Pd, dkk (2022:38-39), terdapat tujuh prinsip utama dalam pembelajaran kontekstual, yaitu konstruktivisme, penemuan, menanya, masyarakat belajar (pembelajaran sosial), pemodelan, refleksi, dan evaluasi. Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan filosofis yang mendasari model pembelajaran kontekstual. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan berapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.
Oleh karena itu, kewajiban guru adalah menfasilitasi belajar melalui proses:
2. Menemukan
Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran konstektual. Dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar, pikiran, perasaan, dan gerak motorik siswa akan secara terpadu dan seimbang merespon sesuatu yang diperoleh dari proses menemukan.
Hal itu berbeda dari belajar yang hanya sekedar menyerap pengetahuan dari orang yang sudah lebih tahu atau justru menghafal sejumlah pengetahuan secara terpilah.
ADVERTISEMENT
3. Bertanya
Bertanya merupakan salah satu pintu masuk untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, bertanya dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
4. Masyarakat Belajar (Pembelajaran Sosial)
Masyarakat belajar akan terjadi apabila antara siswa dan guru atau siswa dan siswa memiliki interaksi yang efektif dan komunikatif. Dalam proses pembelajaran di kelas, masyarakat belajar dapat dilakukan dengan cara:
5. Pemodelan
Yang dimaksud dengan pemodelan adalah pemberian contoh-contoh belajar, tindakan, atau perilaku yang ditampilkan oleh guru. Pemodelan menjadi penting karena dapat memberikan tindakan konkret yang dapat ditiru langsung oleh siswa.
6. Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan pada masa lalu.
ADVERTISEMENT
Fungsi berpikir refleksi adalah untuk mengevaluasi pengetahuan atau pengalaman lama dengan pengetahuan yang baru, sekaligus merupakan evaluasi terhadap pengetahuan lama.
7. Penilaian
Penilaian atau assessment dalam pembelajaran kontekstual berperan dalam memberikan gambaran keberhasilan siswa secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penilaian yang dimaksud tidak sebatas pengukuran daya pikir, melainkan penilaian yang benar-benar autentk, sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Itulah jawaban dari pertanyaan apa saja yang menjadi landasan dalam pembelajaran kontekstual. Landasan tersebut digunakan sebagai titik ukur, pedoman, maupun dasar pijakan dari kebijakan atau program pendidikan yang dibuat. (MRZ)