Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Batik Mega Mendung Berasal Dari Mana? Ini Jawaban dan Filosofinya
1 Oktober 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Batik Mega Mendung berasal dari mana sering kali menjadi pertanyaan saat mendalami motif-motif batik . Batik ini merupakan salah satu motif yang khas Indonesia dan terkenal karena keindahan dan filosofinya yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Motif Mega Mendung memiliki keunikan tersendiri dibandingkan batik dari daerah lain karena menggabungkan elemen alam dan filosofi kehidupan dalam setiap coraknya. Sebagai warisan budaya Indonesia, batik ini punya makna mendalam di setiap motifnya.
Batik Mega Mendung Berasal Dari Mana?
Menurut buku Batik Heritage, Eko Nursanty, Indah Susilowati (2021:16), batik Megamendung berasal dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Corak ini terinspirasi dari langit yang berawan dan mendung.
Batik Mega Mendung tercipta akibat pengaruh kebudayaan Tiongkok. Bangsa Tiongkok yang pada masa lalu sering singgah dan menetap di pelabuhan Muara Jati, Cirebon diduga membawa paham Taoisme. Dalam paham ini, bentuk awan melambangkan dunia atas atau dunia luas dan bebas yang mempunyai makna ketuhanan.
Pengaruh kebudayaan Tiongkok dalam batik motif Mega Mendung itu semakin nyata setelah Sunan Gungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pembatik banyak menyerap kebudayaan Tingkok ke dalam motif batik Mega Mendung tapi dengan sentuhan khas Cirebon.
Makna filosofi yang terkandung dalam motif Mega Mendung dapat dilihat dari pilihan warna atau bentuk motifnya. Lebih detail, yaitu:
Itu dia jawaban dari pertanyaan batik Mega Mendung berasal dari mana sekaligus filosofi yang dimiliki. Batik Mega Mendung merupakan simbol kebudayaan Cirebon yang kaya akan sejarah dan filosofi, sehingga harus terus dilestarikan dan dipromosikan. (DIA)
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Sejarah dan Makna Motif Tumpal pada Batik