Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketahui Jenis Penalaran dalam Penelitian beserta Penjelasannya
29 Mei 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian, terdapat beberapa jenis penalaran yang digunakan untuk memformulasikan argumen, menyusun hipotesa , dan menginterpretasi data. Beberapa jenis penalaran dalam penelitian antara lain, seperti penalaran induktif, penalaran deduktif, dan juga penalaran abduktif.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang baik memerlukan penggunaan penalaran yang tepat untuk menyusun argumen yang valid dan mendukung temuan atau hipotesis yang diusulkan. Oleh karenanya, tak heran jika penalaran dalam penelitian ini adalah hal yang cukup penting.
Jenis Penalaran dalam Penelitian
Mengutip buku Mendesain Penelitian Hukum, Bachtiar (2021:11), untuk mengetahui pengetahuan yang benar sebagai hasil dari suatu aktivitas berpikir ilmiah harus dibangun dengan dasar logika penelitian atau penalaran. Ada beberapa jenis penalaran dalam penelitian yang perlu diketahui.
Penalaran dalam penelitian pada dasarnya adalah proses berpikir logis yang digunakan oleh peneliti untuk membuat asumsi, mengembangkan argumen, menafsirkan data, dan mencapai kesimpulan. Berikut beberapa jenis penalaran yang ada dalam penelitian.
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dimulai dengan menyusun hipotesis atau asumsi umum yang kemudian diuji melalui observasi atau pengumpulan data khusus. Jika premis atau asumsi umum benar, maka kesimpulan yang diambil juga diharapkan benar.
ADVERTISEMENT
Contohnya, jika semua manusia adalah makhluk mortal (asumsi umum), dan Siti adalah manusia (premis khusus), maka Siti juga adalah makhluk mortal (kesimpulan).
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif melibatkan pengamatan atau pengumpulan data spesifik yang kemudian digunakan untuk membuat generalisasi atau hipotesis umum.
Kesimpulan dalam penalaran induktif tidak selalu 100% benar, tetapi cenderung menjadi lebih kuat dengan meningkatnya jumlah data yang diperoleh. Contohnya, dari pengamatan bahwa semua kucing yang dilihat memiliki bulu, seseorang dapat membuat generalisasi bahwa semua kucing memiliki bulu.
3. Penalaran Analogi
Penalaran analogi mengacu pada penggunaan kesamaan atau perbandingan antara situasi, objek, atau fenomena yang berbeda untuk menghasilkan kesimpulan atau membuat inferensi.
Contohnya, jika satu orang memiliki masalah dengan memahami matematika, dan orang tersebut juga memiliki masalah dengan ilmu pengetahuan, maka dapat disimpulkan bahwa orang tersebut mungkin memiliki kesulitan dengan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep abstrak.
ADVERTISEMENT
4. Penalaran Abduktif
Penalaran abduktif melibatkan pembuatan asumsi atau penjelasan yang paling masuk akal berdasarkan bukti yang tersedia atau pengamatan yang diamati. Ini digunakan ketika terdapat beberapa kemungkinan penjelasan untuk fenomena yang diamati.
Contohnya seperti, jika lantai basah, maka mungkin saja hujan turun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hujan adalah kemungkinan penyebab lantai basah.
5. Penalaran Statistik
Penalaran statistik menggunakan prinsip-prinsip statistik untuk menggeneralisasi data, menarik kesimpulan, atau membuat prediksi tentang populasi yang lebih besar berdasarkan sampel data yang dianalisis.
Contohnya, berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 1000 orang, 70% menyatakan setuju dengan kebijakan tertentu. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar populasi cenderung setuju dengan kebijakan tersebut.
Pemahaman tentang berbagai jenis penalaran dalam penelitian ini membantu peneliti dalam merancang metode penelitian , menganalisis data. Selain itu, juga membuat kesimpulan yang tepat dan valid berdasarkan bukti yang ditemukan. (BAI)
ADVERTISEMENT