Konten dari Pengguna

Eksplorasi Minyak Bumi, Perjalanan Panjang untuk Sukses

Rahmat Hidayat
Geosaintis - Desainer - .......
30 April 2020 8:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Industri Minyak dan Gas Bumi yang terus dikembangkan (Dokumentasi: Portonews)
zoom-in-whitePerbesar
Industri Minyak dan Gas Bumi yang terus dikembangkan (Dokumentasi: Portonews)
ADVERTISEMENT
Minyak bumi memiliki sejarah Panjang hingga saat ini. Lebih dari 150 tahun pengembangan industry ini terus dikembangkan untuk dapat terus mendukung kebutuhan seluruh masyarakat dan memudahkan setiap urusan mereka.
ADVERTISEMENT
Ensiklopedia Britannica menyebut bahwa minyak bumi diprediksi pertama kali dikaji adalah 5000 tahun SM. Bangsa Asyiria, Sumeria, dan Babilonia Kuno menjadi actor utamanya. Saat itu, eksplorasi dilakukan dengan mengambil minyak bumi yang telah muncul di daratan. Rembesan minyak bumi tersebut diakibatkan oleh tekanan dari bawah permukaan bumi yang terus mendorong minyak bumi naik ke permukaan menuju kepada tekanan yang lebih rendah. Setelah mendapatkannya, minyak bumi digunakan sebagai obat hingga pembasmi kutu.
Dunia pun pertama kali melakukan pengeboran untuk eksplorasi minyak bumi adalah pada 1859, dan Edwin L. Drake adalah aktor utama sebagai pelopor pengembangan industri minyak bumi dunia. Sejak saat itulah, eksplorasi minyak bumi secara modern mulai digaungkan. Meksiko dari Amerika Utara, Rumania dan Rusia dan Eropa Timur, juga Burma dan Indonesia dari wilayah Asia ikut menggiatkan pencarian minyak bumi tersebut.
ADVERTISEMENT
Tepatnya pada 17 November 1884, Aeilko Jans Zijker yang saat itu berada di Sumatera Timur mulai melakukan pengeboran selama 2 bulan di wilayah Langkat. Hasil eksplorasi tersebut menghasilkan 200 liter.
Hasil tersebut jauh dari ekspektasinya. Lahan konsesi dengan luas 3,5 km2, riset yang dilakukan sekitar 2 tahun, dan rembesan minyak yang ditemuinya memberikannya hasil analisis yang lebih baik dari 500 liter.
Kegiatan pemboran pun dihentikan dengan alasan semburan gas bercampur air yang ternyata cukup kuat, dan teknologi saat itu yang belum mumpuni untuk dilakukan mitigasi lebih lanjut. Dan, kegiatan eksplorasi diperluas hingga ke bagian timur, tepatnya di daerah Bukittinggi hingga Pangkalan Brandan.
Di suatu wilayah pemboran, pada kedalaman 22-meter ditemukan minyak bumi kurang lebih 1.710 liter. Kegiatan eksplorasi terus dilakukan, hingga akhirnya ditemukan cadangan sebesar 86.406 liter. Sumur pemboran tersebut belum dinamai.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada tahun 1885, dilakukan kembali pemboran hingga kedalaman 121 meter, dan sumur tersebut dinamai Telaga Tunggal I. Tentu ini adalah catatan penting dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi.
Sumur Minyak Pertama di Indonesia (Dokumentasi: Proses Industri)

Eksplorasi Daerah Langkat

Hingga saat ini, daerah ini merupakan bisa dibilang adalah tulang punggung produksi minyak bumi di Indonesia. Daerah tersebut saat ini disebut Blok Rokan. Area eksplorasi yang dekat dengan wilayah Langkat tersebut bisa jadi memiliki hubungan, bahkan keterikatan zona penyimpan (zona reservoir).
Zona reservoir tentu sangat penting dalam eksplorasi minyak bumi. Ini adalah garasinya minyak dan gas bumi. Sumber daya alam tersebut terkumpul pada area tersebut.
Ilustrasi kontribusi Blok Rokan terhadap Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (Ekonomi Bisnis.com)
Blok eksplorasi minyak dan gas bumi tersebut disebut menyumbang 23% dari total produksi nasional dan terbanyak di Indonesia. Hingga saat ini, diprediksi bahwa area ini masih memiliki potensi untuk terus diambil minyak dan gas buminya hingga 20 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT