Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Forrest & Jenny
17 Maret 2021 18:44 WIB
Tulisan dari Rahmat Tri Prawira Agara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Periode tahun 90-an awal hingga akhir merupakan salah satu masa keemasan dari film-film Hollywood. Pada periode tersebut, banyak film bagus yang dapat dinikmati oleh para penikmat film, seperti Shawshank Redemption, Leon The Professional, The Godfather, ataupun The Lion King.
ADVERTISEMENT
Di antara film-film yang rilis pada tahun 90-an tersebut, ada salah satu film yang sampai sekarang masih menjadi ikon di layar kaca, yaitu film "Forrest Gump". Film ini dirilis pada tahun 1994, dan merupakan fi
lm dengan pendapatan bersih terbesar kedua pada tahun itu.
Film ini bercerita tentang kisah anak bernama Forrest Gump. Sejak kecil, Forrest divonis memiliki keterbatasan dalam kecerdasan yang ditandai dengan skor IQ-nya yang di bawah rata-rata. Forrest juga memiliki kelainan fisik berupa tulang belakang yang bengkok, sehingga untuk beraktivitas sehari-hari ia butuh bantuan alat kaki mekanis untuk dapat berdiri dan berjalan.
Segala keterbatasan yang dimiliki Forrest ini membuatnya mengalami diskriminasi dalam kesehariannya. Ia dikucilkan dari pergaulan dan menjadi objek bully teman-temannya yang lain serta sempat ditolak masuk ke sekolah negeri di kotanya karena keterbatasan IQ-nya.
ADVERTISEMENT
Uniknya, dengan semua keterbatasan yang dimiliki oleh Forrest tadi ternyata tidak membuat dirinya menjadi gagal saat dewasa seperti yang telah diramalkan orang. Sebaliknya, Forrest di luar dugaan justru mampu meraih pencapaian-pencapaian yang mungkin bagi orang biasa sekalipun dirasa tidak mungkin untuk dicapai atau bahkan mustahil untuk sekadar diimpikan.
Setidaknya ada dua karakter utama yang berperan penting dalam perjalanan hidup Forrest. Yang pertama yaitu ibunya, yang selalu mendukung dan memberitahunya bahwa tidak ada satupun dalam dirinya yang berbeda dengan anak-anak yang lain. Yang kedua yaitu Jenny, sosok temannya sewaktu kecil yang nantinya menjadi gadis yang ia cintai.
Pertemuan Forrest dengan Jenny dimulai pada hari pertama saat Forrest berada dalam bus sekolah. Saat itu tidak ada satupun murid-murid lain yang bersedia untuk duduk bersebelahan dengannya karena dia dianggap aneh, kecuali Jenny seorang. Dari pertemuan pada hari itu, mereka berdua kemudian terus berteman baik hingga dewasa.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah adegan ketika mereka pulang bersama, ada segerombolan anak yang mengganggu Forrest dengan melemparinya dengan batu dan mengejarnya dengan sepeda. Jenny saat itu kemudian menyuruh Forrest untuk segera lari dan ucapannya menjadi salah satu trademark quote dari film ini : "Run, Forrest, Run".
Siapa sangka teriakan Jenny ini kemudian menjadi titik balik dari kehidupan Forrest. Ia yang awalnya sangat kesulitan untuk sekadar dapat berjalan normal, seketika mampu untuk berlari dengan cepat. Kelak, kemampuan larinya ini di kemudian hari mengantarkannya untuk mencapai keberhasilan-keberhasilannya dalam hidup mulai dari mendapat beasiswa kuliah sebagai atlet futbol, menjadi pahlawan perang di Vietnam, dan menjadi selebriti negara karena menjadi pelari marathon pertama yang berkeliling Amerika selama 3 tahun lebih berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi kisah indah hidup yang dialami Forrest tidak berbanding lurus dengan apa yang dialami Jenny selanjutnya. Jenny sejak kecil tumbuh di dalam keluarga yang bermasalah. Ibunya meninggal ketika ia kecil dan ia serta saudarinya tinggal bersama ayahnya di sebuah perkebunan. Yang jadi masalah, ternyata ayahnya ini adalah seorang pemabuk yang suka melakukan kekerasan fisik dan pelecehan seksual kepada anak-anak perempuannya sendiri.
Pengalaman-pengalaman buruk yang dialami Jenny sewaktu kecil ini kemudian mempengaruhi sikap dan perilakunya yang menjadi kacau ketika dewasa. Mimpinya untuk menjadi penyanyi solo terkenal gagal dan ia justru berakhir menjadi penyanyi striptis di bar. Ia juga terjerumus ke dalam narkoba dan mengalami kekerasan fisik oleh kekasih-kekasihnya.
Setiap kali Jenny mengalami masalah apapun, Forrest selalu berusaha untuk membantunya. Terkadang Jenny menanggapi dengan baik, tapi tidak jarang juga ia justru mengabaikan dan memarahi Forrest karena terlalu ikut campur dalam kehidupan pribadinya.
ADVERTISEMENT
Saking herannya Jenny dengan perbuatan Forrest ini, ia sempat bertanya langsung kepadanya : "Why are you always good to me, Forrest?"
Forrest yang lugu dan tulus itu pun cuma menjawab singkat :
"Cause you're my girl"
"I'm not a smart man. But I know what love is"
Cuma, karena ia ragu apakah Forrest dapat benar-benar mengerti konsep tentang cinta dan karena tahu dirinya sudah banyak melakukan perbuatan-perbuatan buruk sebelumnya, Jenny merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk mendapatkan orang baik seperti Forrest dan lebih memilih untuk menjauh darinya dan melampiaskan pengalaman traumatisnya saat kecil dengan melakukan perbuatan-perbuatan liar.
Akan tetapi pada akhirnya Jenny pun sadar kalau ternyata satu-satunya orang yang peduli dan bisa menjadi tempat kembalinya hanyalah Forrest. Dan begitupun sebaliknya, Forrest menganggap Jenny adalah teman pertama dan satu-satunya yang dimiliki olehnya.
ADVERTISEMENT
Pola persahabatan antara Forrest dan Jenny ini menarik karena lika-liku yang dialami oleh keduanya. Siapa yang menyangka bahwa dari tindakan sepele Jenny yang memberikan tempat duduk bagi Forrest dalam bus bisa berpengaruh terhadap kisah hidup mereka di masa depan.
Kadangkala kebaikan-kebaikan kecil yang kita lakukan itu bisa jadi tidak terasa dampaknya di saat ini, tapi bisa berdampak besar di masa depan. Orang yang kita bantu saat ini barangkali mungkin bukan siapa-siapa, tapi siapa yang bakal tahu akan menjadi apa orang tersebut ke depan. Jenny pasti tidak pernah menduga bahwa teman duduk yang mengalami gangguan kecerdasan di sampingnya adalah orang yang penting di kemudian hari.
Ketika kita mengalami kesulitan atau kesusahan, kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan akan kembali kepada kita dan seringkali dalam proses-proses yang tidak pernah bisa diprediksi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dan terkadang hidup itu memang tidak dapat ditebak dan memiliki kejutan-kejutan di dalamnya. Orang-orang yang sering kita olok dan tertawakan di sekolah karena nilainya yang jelek dan dinilai bodoh barangkali bisa jauh lebih berhasil dari kita yang merasa lebih pintar dan terampil.
Toh ternyata untuk menikmati dan berhasil dalam hidup, kita seringkali tidak memerlukan banyak ilmu, pintar, atau memiliki kelebihan-kelebihan di atas yang lain. Yang penting dan perlu untuk kita tahu sebenarnya hanya sedikit, sisanya hanyalah tambahan-tambahan sebagai bahan renungan dan hiburan semata. Seperti Forrest, yang ia tahu di dunia ini hanyalah berlari dan lari, sesuatu yang menjadi kelebihannya, dan sosok Jenny yang menjadi tujuan hidupnya.
Dan tentunya tidak ada orang yang benar-benar bodoh dalam segala hal. Sejelek-jeleknya orang, pastinya ada satu atau dua aspek dimana dia ahli dalam bidang tersebut. Secara kecerdasan akademik Forrest mungkin ada di bawah rata-rata yang lain, namun dia memiliki kelebihan dalam hal lari dan bermain ping-pong. Tugas dari kita adalah menemukan dan menghargai kecerdasan dan kelebihan dari diri kita dan orang lain tersebut.
ADVERTISEMENT
Dan terakhir, tentunya dukungan dari sahabat dan kerabat terdekat berperan dalam membantu perkembangan diri kita. Tidak ada kebaikan atau kehadiran orang yang sia-sia dalam hidup kita.
Meminjam kata-kata dari Forrest ketika ada orang yang mengatakan dirinya bodoh atau semacamnya, ia selalu menjawab santai:
"My mom always said, stupid is as stupid does".
Yang penting itu perbuatannya dan sikapnya, dan bukan dari penampilannya.