Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mereka Para Driver Terbaik Sumba
13 Maret 2018 15:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Raihan Janitra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari itu adalah Sabtu, 10 Maret 2018. Para peserta bersama tim dari Kumparan dan Yamaha Indonesia beserta beberapa anggota komunitas V-Ixion Riders Waingapu memulai perjalanan ke Pulau Salura di ujung selatan Pulau Sumba. Dibelakang mereka 5 mobil double cabin 4x4 mengikuti, membawa sisa dari tim dan anggota komunitas.
ADVERTISEMENT
Jalan menuju Salura tak hanya menyuguhkan view yang sungguh indah, tapi juga menyembunyikan jutaan bahaya di tiap sudutnya. Blind spot, jalan sempit, dan jalan yang mungkin hanya cocok dilewati air pun dilalui kami semua. Belum lagi jurang yang siap menunggu kami jika lengah sedikit saja. Di sinilah kemampuan semua pengemudi kendaraan benar-benar diuji.
Selama sekitar 6 jam perjalanan, 2 jam terakhir adalah yang paling buruk. Jalan itu ada yang sangat terjal dan sempit, tak lupa beberapa river crossing serta bagian jalan desa yang hancur lebur tergerus air dan waktu, ditambah minimnya perawatan di pedalaman.
Di 2 jam terakhir, aku dan sebagian besar peserta harus digantikan dengan anggota komunitas karena mereka jauh lebih lihai dalam mengendarai motor. Dan akupun berkesempatan untuk berbincang sedikit dengan sopir mobil yang aku naiki. Namanya Om Bobi, berperawakan gendut dan selalu mengunyah pinang sirih di mulutnya. Dia bilang, driver-driver ini sudah sangat terbiasa dengan jalurnya.
ADVERTISEMENT
Dan memang omongan Om Bobi bukan hanya bualan belaka. Driver mobil-mobil itu tidaklah pelan, bahkan mereka dapat menyamai kecepatan motor yang ada di depannya. Bayangkan saja, jalan sesempit itu dapat dilalu dengan kecepatan 40 kilometer perjam. Sama sekali tak pelan dengan keadaan jalan yang benar-benar seadanya. Bahkan di beberapa kesempatan, mereka memacu mobil hingga 80 kilometer perjam. Tak jarang kami yang ada di mobil terpental-pental saking rusaknya jalanan.
Aku membayangkan betapa besar jasa driver-driver ini. Tanpa mereka tak ada relawan atau bantuan ke Pulau Salura yang datang dengan cepat. Dan menurutku, mereka pantas untuk mendapat predikat driver-driver terbaik Sumba.