Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Inovasi Elektro dalam Transformasi Energi & Infrastruktur Berkelanjutan
7 Desember 2024 23:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Raisa Hayat Avrielia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teknik elektro memainkan peran penting dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDG's) nomor 9, yang menitikberatkan pada industri, inovasi, dan infrastruktur. Melalui pendekatan berbasis teknologi, disiplin ini berkontribusi signifikan dalam mendukung pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang menjadi pilar utama infrastruktur berkelanjutan. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya seperti panas bumi, air, angin, dan matahari, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi elektro dalam mempercepat transisi energi.
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah salah satu inovasi utama yang mengandalkan semikonduktor untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Teknologi ini, meskipun terpengaruh cuaca, dapat ditingkatkan dengan sistem penyimpanan modern untuk memastikan suplai energi yang stabil. Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) memanfaatkan potensi geothermal Indonesia, yang mencakup hingga 40% sumber daya panas bumi dunia. Dengan peran teknik elektro, efisiensi turbin dan generator dapat terus dioptimalkan untuk memaksimalkan output energi. Begitu pula dengan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB), yang memanfaatkan kecepatan angin yang fluktuatif dengan desain turbin adaptif untuk menghasilkan listrik secara konsisten.
Dalam hal infrastruktur, pendekatan berbasis Life Cycle Assessment (LCA) menjadi paradigma baru yang relevan. Dengan mempertimbangkan seluruh siklus hidup produk, teknik elektro memungkinkan pengembangan material yang ramah lingkungan, integrasi jaringan listrik pintar (smart grid), serta desain perangkat hemat energi. Selain itu, teknologi Internet of Things (IoT) semakin memperkuat pengelolaan infrastruktur, memungkinkan pemantauan real-time yang dapat mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi energi.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan tetap ada. Biaya investasi awal untuk membangun infrastruktur EBT sering kali tinggi, tetapi ini dapat diatasi melalui pengembangan teknologi yang lebih hemat biaya. Selain itu, kurangnya data lokal yang akurat menghambat desain optimal, yang dapat dipecahkan dengan sistem pemetaan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dengan memadukan inovasi teknik elektro, keberlanjutan lingkungan, dan pemikiran industri yang inklusif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam infrastruktur ramah lingkungan. Di era Society 5.0, teknologi tidak hanya menjadi alat, tetapi juga solusi untuk menghadapi tantangan global. Dengan langkah ini, masa depan yang cerah, berkelanjutan, dan penuh inovasi dapat dicapai.