Konten dari Pengguna

Taman Baca Melek Huruf, Langkah Pariwisata Berkelanjutan

Rajwa Izdihar Putri
Mahasiswi S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada
5 Desember 2024 9:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rajwa Izdihar Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rak Buku yang ada di Melek Huruf. Sumber Foto: Instagram @melek.hurf
zoom-in-whitePerbesar
Rak Buku yang ada di Melek Huruf. Sumber Foto: Instagram @melek.hurf
ADVERTISEMENT
Borobudur, sebagai salah satu destinasi super prioritas di Indonesia, telah berhasil memikat jutaan wisatawan setiap tahunnya. Keindahan arsitektur candi dan nilai sejarahanya menjadikan Borobudur sebagai daya tarik utama, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, popularitas ini justru menimbulkan tantangan baru, yaitu fenomena mass tourism atau pariwisata massal. Yaitu, wisata yang lebih berfokus pada kuantitas kunjungan wisatawan daripada kualitas wisata atau pengalaman yang didapat. Banyak wisatawan yang hanya menghabiskan waktu secara singkat untuk melihat candi tanpa benar-benar mempelajari nilai budaya, sejarah, maupun dinamika masyarakat lokal sekitar. Kunjungan yang dilakukan hanya sebatas datang untuk melihat dan berswafoto, membuat kunjungan terasa dangkal dan tak memberikan dampak mendalam bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
Di tengah tantangan tersebut, keberadaan Taman Baca Melek Huruf yang ada di Candirejo, Borobudur, menjadi peluang untuk menawarkan pengalaman pariwisata yang lebih berkualitas dan bermakna. Awalnya, dirancang sebagai taman baca dan pusat informasi seputar Magelang untuk masyarakat lokal serta wisatawan yang singgah. Taman baca ini, kini juga dilengkapi dengan warung kopi dan kedai kudapan, menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung untuk bersantai sambil membaca.
Foto yang diambil pribadi ketika mengunjungi Taman Baca Melek Huruf. Merupakan bagian depan Taman Baca Melek Huruf
Pada taman baca melek huruf ini terdapat sekitar 750 buku yang memberikan akses luas kepada pengunjung untuk mengeksplorasi berbagai topik, mulai dari literatur hingga informasi lokal. Tidak hanya itu, taman baca ini juga menjadi titik kumpul komunitas "Kawan Aksara" yang terbentuk dari para pengunjung setianya. Kehadiran Taman Baca Melek Huruf membuktikan bahwa literasi dapat menjadi elemen penting dalam menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas sekaligus memperkuat keterhubungan antara wisatawan dan masyarakat lokal.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pariwisata, terdapat sebuah konsep yang dikenal sebagai slow tourism atau pariwisata lambat. Konsep ini kebalikan dari mass tourism. Konsep ini lebih menekankan pentingnya menikmati perjalanan dengan lebih mengutamakan pengalaman atau kualitas dibanding kuantitas atau sekedar mengunjungi sebanyak-banyaknya destinasi dalam waktu singkat. Alih-alih hanya berkunjung ke tempat-tempat terkenal dan populer, slow tourism mengajak wisatawan untuk benar-benar terhubung dengan tempat yang mereka kunjungi, baik melalui eksplorasi budaya, maupun belajar dari kearifan lokal dengan interaksi bersama masyarakat sekitar.
Foto yang diambil secara pribadi ketika mengunjungi Taman Baca Melek Huruf. Ini adalah bagian utama dari ruang baca Melek Huruf.
Taman baca Melek Huruf menjadi salah satu contoh nyata bagaimana konsep slow tourism dapat diimplementasikan secara praktis dan bermakna. Di sini, pengunjung tidak hanya datang untuk melihat-lihat atau menikmati suasana, tetapi juga dapat membaca buku dari koleksi yang tersedia, berinteraksi dengan masyarakat lokal dan berjejaring dengan pengunjung lain melalui keterlibatannya dalam berbagai kegiatan literasi yang ada. Salah satu program unggulan yang diadakan oleh taman baca ini adalah "Pekan Buku Magelang." Hingga 22 November 2024, acara ini telah sukses digelar sebanyak lima kali, menjadi agenda bulanan yang dinantikan oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.
ADVERTISEMENT
Pekan Buku Magelang. Sumber foto: Instagram @melek.huruf
Pekan Buku Magelang menawarkan berbagai kegiatan menarik yang tidak hanya menambah pengalaman wisata tetapi juga memperkaya pengetahuan dan menciptakan interaksi antara pengunjung dan budaya lokal. Beberapa program unggulan meliputi Bursa Buku, di mana pengunjung dapat membeli buku dengan harga terjangkau, dan Gelar Wicara, sebuah diskusi interaktif yang menghadirkan penulis, seniman, pustakawan, hingga tokoh lokal. Contoh kegiatan Gelar Wicara yang pernah diadakan adalah "Revitalisasi Arsip Perpustakaan Kelenteng Muntilan" serta bincang buku “Landep” pada Pekan Buku Magelang #4. Selain itu, ada Lokakarya yang memungkinkan peserta belajar keterampilan baru, seperti lokakarya "Menulis Kuliner" pada Pekan Buku Magelang #3. Program Tur Sepeda juga menjadi daya tarik, menghubungkan taman baca dengan area sekitar Candirejo untuk memberikan pengalaman eksplorasi alam dan budaya. Tidak ketinggalan, program khusus untuk anak-anak, seperti membaca bersama, diskusi buku, hingga membuat topeng, untuk menumbuhkan minat literasi anak-anak melalui kegiatan literasi yang kreatif.
ADVERTISEMENT
Salah satu inovasi terbaru dari Pekan Buku Magelang #5 adalah program Sebuku Sehati yang dirancang untuk mempertemukan sesama pecinta buku. Program ini memungkinkan peserta bertemu teman baru, saling berbagi buku favorit, dan merekomendasikan penulis yang karyanya memiliki dampak besar dalam kehidupan mereka. Program ini terbuka untuk 12 peserta berusia di atas 17 tahun, yang diminta mengumpulkan dua buku favorit. Buku-buku ini kemudian akan ditata secara anonim, kemudian setiap peserta membaca salah satu buku yang bukan miliknya. Setelah selesai, mereka berbagi pengalaman dan pemahaman tentang buku yang dibaca dengan peserta lain. Kegiatan ini menjadi kesempatan untuk saling berbagi cerita tentang buku favorit sekaligus menjalin hubungan baru dengan sesama pecinta buku.
Foto yang diambil secara pribadi ketika mengunjungi Taman Baca Melek Huruf. Merupakan halaman belakang Taman Baca Melek Huruf.
Wisata seperti ini adalah contoh nyata dari quality tourism, yaitu pariwisata yang menambah pengetahuan dan melibatkan interaksi intens yang dilakukan beberapa orang saja. Dengan pendekatan slow tourism, program-program seperti ini turut mendukung keberlanjutan pariwisata yang lebih bermakna dan edukatif. Meskipun awalnya, Taman Baca Melek Huruf tidak dirancang sebagai sebuah destinasi utama, melainkan hanya dirancang sebagai taman baca, keberadaannya memiliki potensi besar untuk mendukung adanya pariwisata berkelanjutan yang berkualitas. Dengan kombinasi antara literasi, edukasi, dan budaya, Taman Baca Melek Huruf ini dapat menjadi daya tarik unik yang melengkapi keberadaan pariwisata di Kawasan Borobudur.
ADVERTISEMENT
Taman Baca Melek Huruf adalah bukti nyata bahwa pariwisata tidak harus selalu berfokus pada kuantitas atau keuntungan ekonomi semata. Taman baca ini memberikan contoh bagaimana wisatawan dapat memperoleh pengalaman yang berharga sekaligus mendukung pelestarian budaya lokal. Program-programnya yang edukatif dan berkualitas mencerminkan esensi dari pariwisata berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, serta generasi mendatang. Di tengah tantangan mass tourism, taman baca ini menjadi inspirasi untuk menciptakan masa depan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan berkualitas.