Konten dari Pengguna

Cantik Beracun: Saat Merkuri Jadi Jalan Pintas

Rania Shafa
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
20 November 2024 12:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rania Shafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muka dengan flek hitam (Source: Shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Muka dengan flek hitam (Source: Shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Era modern saat ini menuntut standar kecantikan yang sempurna. Hal ini didorong pesatnya perkembangan standar kecantikan yang sering kali dipengaruhi oleh media sosial, selebriti, dan industri kosmetik. Kaum wanita mengupayakan berbagai macam cara untuk mencapai tampilan yang sesuai dengan standar yang telah mereka ciptakan. Perawatan kulit wajah menjadi perawatan paling diutamakan oleh wanita. Kaum wanita berusaha mencapai tampilan kulit cerah dan mulus melalui berbagai macam produk perawatan kulit. Salah satu bahan yang kerap dicari untuk memperoleh hasil instan adalah merkuri.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik klaim kecantikan instan yang dijanjikan, penggunaan merkuri dalam produk skincare dapat membawa dampak kesehatan yang sangat berbahaya. Merkuri dalam kandungan skincare mampu menyebabkan berbagai macam permasalahan serius pada kulit mulai dari kerusakan ginjal, gangguan saraf, hingga kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Penggunaan merkuri dalam produk kosmetik telah dilarang di banyak negara, namun peredaran produk merkuri ilegal masih marak dan pemakainya semakin banyak.
Merkuri adalah salah satu senyawa yang sering ditambahkan dalam produk kecantikan. Merkuri (Hg) memiliki kemampuan kerja memutihkan yang sangat kuat. Meski begitu, justru hal tersebut tidak baik untuk digunakan karena mampu memicu toksisitas terhadap organ ginjal, saraf, dan otak. Ion merkuri dapat menghalangi sintesis melanin pigmen kulit di sel melanosit. Meskipun dalam konsentrasi yang kecil, kandungan merkuri dapat bersifat racun. Bahaya tersebut ditinjau langsung oleh Badan POM sehingga dibuat peraturan Kepala Badan POM No. 23 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik di mana merkuri menjadi senyawa yang tidak diizinkan digunakan dalam produk kosmetika. Namun, fakta mengungkapkan bahwa kandungan merkuri dalam kosmetik biasanya tidak ditulis dalam kandungan komposisi.
ADVERTISEMENT
Merkuri bersifat racun kumulatif yang secara cepat dapat diserap melalui kulit dan dapat mengakibatkan kulit terlokalisasi dengan parah. Merkuri dapat masuk dalam tubuh melalui udara, air, atau dalam bentuk makanan. Namun, tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk dari metil merkuri sehingga merkuri yang terserap akan tetap berada dalam tubuh. Merkuri yang digunakan dalam produk skincare dapat masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah dan terkumpul di ginjal, sehingga berpotensi menyebabkan kematian. Dapat dibayangkan apabila hal kandungan merkuri tersebut digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga gangguan kesehatan dapat terjadi. Meskipun dampak merkuri yang tertelan lebih parah, penggunaan merkuri pada kulit tetap dapat memicu efek negatif pada kesehatan tubuh
Penggunaan merkuri dalam produk skincare secara nyata dapat memberikan hasil instan berupa pemutihan kulit. Namun, perlu diketahui bahwa senyawa merkuri (Hg) merupakan senyawa yang tidak diperbolehkan untuk dipakai dalam produk kecantikan. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ tubuh, terutama ginjal, saraf, dan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan merkuri pada produk kecantikan telah nyata memberikan berbagai macam dampak pada kulit berupa muncul ruam, kulit mudah terkelupas, muncul bintik hitam, berjerawat, hingga wajah yang membengkak.
ADVERTISEMENT