Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Maafkan Aisyah, Aisyah Sayang Semua
16 Juli 2021 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Dewi Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Nina bobo.. oh nina bobo..." Seorang Ibu melantunkan sebuah lagu terakhir untuk anaknya. Ia memeluknya erat, air mata mengalir deras tanpa tahu kapan ini berakhir.
ADVERTISEMENT
Ayah mengamuk, ia menangis dan berteriak kencang. Aisyah bisa melihat dan mendengarnya jelas. "Maafkan Aisyah, Bu, Yah. Aisyah sayang semua." Tulis Aisyah di sebuah kertas.
Pisau itu masih tertancap di dada Aisyah. ia menusukkan pisau itu di perutnya sebanyak 7 kali. Tak hanya itu, ia juga menusuk dadanya 2 kali, tepat di jantung.
Ibu berharap Aisyah membuka mata. Tapi kenyataannya Aisyah membuka mata di dunia yang berbeda. Aisyah dan anak yang dikandungnya meninggal. Ibu putus asa, ia merasa dunia hancur dan tak ada lagi kehidupan.
Sang Ibu terus berjuang demi keadilan anaknya, ia dan keluarga mencari siapa pelaku yang sudah memerkosa Aisyah. Ini semua dimulai dari kisah persahabatan anaknya dengan gadis yang berusia sama dengan Aisyah, Nabila.
ADVERTISEMENT
Aisyah menyukai kakak kelasnya, laki-laki muda dan tampan. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai dekat dan menjalin hubungan kasih. Tetapi ada hal yang aneh di sini. Semenjak Aisyah berpacaran dengan Willy, Nabila mulai menjauh dan mengacuhkan Aisyah, berbagai ajakan ditolak oleh Nabila.
"Aku minta maaf, ya," ucap Aisyah. Nabila menyiramnya dengan air kemudian langsung pergi meninggalkan Aisyah. Kemurahan hati Aisyah sia-sia saat itu.
Tiba di mana Aisyah tak kunjung pulang. Kakaknya mulai curiga sesuatu terjadi oleh adiknya. Benar saja, Aisyah pulang dengan baju compang-camping dan sudutan rokok di kakinya.
Ia menangis dan mengaku habis diperkosa oleh 3 orang laki-laki asing yang tak dikenalnya di gubuk tengah sawah. Ayah marah dan langsung melaporkan hal ini kepada polisi.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Aisyah murung dan tak semangat hidup, sedangkan janin yang dikandungnya terus berkembang dan semakin kuat. Aisyah lelah akan ejekan-ejekan yang diterimanya atas video yang beredar. Bahkan ia sampai dikeluarkan dari sekolah, padahal ia adalah seorang korban.
Bantuan psikiater pun tak dapat menolong mentalnya. Ia sendiri, tak ada teman ataupun sahabat, hanya keluarga yang mendukungnya. Keluarganya sangat sayang padanya. Hingga tiba hari ulang tahun Aisyah, keluarganya memberikan kejutan spesial untuknya.
Setelah sekiranya lelah berbahagia, Aisyah meminta izin untuk tidur lebih dulu. Kemudian tak lama dari itu, terdengar suara teriakan dan tangisan yang membuat seisi rumah terkejut dan langsung lari ke kamar Aisyah. Kamar Aisyah terkunci dari dalam.
ADVERTISEMENT
Tak lama dari terdengar suaranya muntah-muntah, keheningan dan tangisan keluarga yang memenuhi isi rumah itu. Pintu berhasil didobrak, Aisyah duduk dengan pisau tertancap di dadanya.