Konten dari Pengguna

Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Modern, Manakah yang Lebih Baik?

Rajwa Razqana D
Mahasiswa Universitas Airlangga
12 Desember 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rajwa Razqana D tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-photo/traditional-chinese-medicine-ancient-medical-book-bamboo_1168167.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=30cfc987-010c-42b7-bd6d-fd87ebd85ad4
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-photo/traditional-chinese-medicine-ancient-medical-book-bamboo_1168167.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=30cfc987-010c-42b7-bd6d-fd87ebd85ad4
ADVERTISEMENT
Waktu akan terus berjalan maju, seiring dengan dunia yang terus berubah. Perubahan pada dunia meliputi berbagai aspek, salah satunya kesehatan. Dalam dunia kesehatan, mudahnya, terdapat dua jenis pengobatan yaitu tradisional dan modern. Adanya pengobatan modern adalah wujud dari perubahan dunia dari aspek kesehatan. Yang mana pengobatan modern ini memiliki sifat yang instan dalam penyembuhan, tidak seperti pengobatan tradisional yang harus melakukan terapi secara rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, pengobatan tradisional yang dimaksudkan ialah Traditional Chinese Medicine (TCM) atau Pengobatan Tradisional Tiongkok. Pengobatan ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan sudah banyak diteliti oleh para ilmuwan dunia. Pada umumnya, banyak sekali yang mengira TCM hanya bermedia akupuntur dalam pengobatannya. Yaitu menekan titik-titik tertentu yang disebut meridian menggunakan jarum. Padahal banyak teknik pengobatan yang dapat dilakukan seperti pijat, bekam, obat-obatan herbal, dan bisa juga melalui makanan pasien.

Perbandingan Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Modern

Dalam kata pengantar buku The Healing Power of Chinese Herbs and Medical Recipes, sistem pengobatan TCM percaya bahwa penyakit merupakan akibat dari kerusakan organ atau ketidakseimbangan antara yin dan yang. Oleh karena itu dalam proses pengobatannya akan dilakukan di pusat penyakit dan diseluruh tubuh, berbeda dengan pengobatan modern yang percaya suatu penyakit hanya ada pada bagian tertentu tubuh saja sehingga pengobatan dilakukan hanya pada bagian tubuh yang mengalami penyakit.
ADVERTISEMENT
Hal unik lainnya tentang TCM adalah cara pengobatannya. Berbeda dengan pengobatan modern yang hanya memberikan obat yang sama kepada pasien yang menderita penyakit yang sama, TCM memberikan pengobatan yang berbeda kepada pasien tergantung dengan kondisi bagaimana pasien mendapatkan penyakit tersebut. Sehingga dalam penanganan TCM setiap orang akan berbeda meski mengalami penyakit yang sama. Hal ini dikarenakan praktisi TCM melakukan pemeriksaan pada pasien dengan prinsip lima elemen, yin yang dan Qi.
Dalam prinsip lima elemen terdapat kayu, api, tanah, logam, dan air. Tiap-tiap elemen tersebut mewakili emosi, organ padat, organ berongga, jaringan, panca indra, warna wajah, rasa, cuaca, emosi, suara, cairan tubuh, kebiasaan hidup, dan organ penyimpanan. Hal tersebutlah yang dipakai praktisi TCM untuk mengidentifikasi penyakit dan sumbernya beserta dengan teknik pengobatan apa yang cocok untuk pasien.
ADVERTISEMENT
Lalu terdapat yin yang yang lambangnya sudah cukup umum bagi masyarakat, yaitu gambar lingkaran berwarna hitam dan putih. Dalam TCM hal ini melambangkan keseimbangan atau keharmonisan antara bagian tubuh satu dengan lainnya. Maka, jika salah satu bagian tubuh kelebihan yin atau yang akan mengakibatkan suatu penyakit.
Yin dan yang juga berhubungan dengan adanya Qi. Qi adalah energi yang mengalir di dalam tubuh, ia dapat bersifat yin atau yang tergantung pada organ atau fungsi tubuh. Karena itulah kelebihan Qi pada salah satu sifat (yin atau yang) akan menyebabkan suatu penyakit karena ketidakseimbangan.

Miskonsepsi Antara Keduanya

Sama-sama mengobati dengan cara yang berbeda, menyebabkan banyak sekali miskonsepsi antara keduanya. Dari sudut pandang dokter Indonesia terhadap TCM, Sebagian dari mereka menolak adanya praktik TCM dikarenakan beberapa hal seperti tidak ada bukti ilmiah, takut mengganggu pengobatan yang sudah ditindak pada pasien, menganggap bahwa TCM hanyalah mitos belaka, dan sebagainya. Karena hal inilah menyebabkan praktisi TCM kesulitan bekerja, serta akses untuk belajar di Indonesia tingkat universitas tidak banyak dan tidak banyak orang mengetahui/meminatinya.
ADVERTISEMENT

Penyebab Miskonsepsi

Penolakan dari sebagian dokter terkait TCM tidak sepenuhnya salah. Karena di Indonesia juga memiliki budaya turun-temurun dalam pengobatan tradisional seperti jamu yang masih cukup sering digunakan masyarakat Indonesia. Hal yang dikhawatirkan para dokter adalah efek samping dari pengobatan pasien. Terdapat kasus dimana pasien yang mendapatkan obat sintetis (modern) setelah berobat ke dokter juga tetap minum jamu. Hal ini mengakibatkan pasien mengalami efek samping akibat mengkonsumsi obat sintetis dan jamu (obat natural) dalam waktu yang bersamaan.
Akibat dari kejadian itu, beberapa dokter berhati-hati atau bahkan ada yang sepenuhnya skeptis terhadap TCM.

Dampak dari Miskonsepsi

Penolakan dari sebagian dokter menyebabkan pengobatan tradisional, termasuk TCM, dapat berdampak pada perilaku masyarakat Indonesia untuk menolak sepenuhnya pengobatan tradisional. Padahal banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari TCM.
ADVERTISEMENT
Tetapi dampak tersebut tidak hanya berakibat pada sisi pengobatan modern saja, di sisi lain juga dapat mengakibatkan masyarakat yang masih mempercayai pengobatan tradisional juga memilih untuk menolak sepenuhnya kepada pengobatan modern. Nyatanya, kasus tadi bukanlah kesalahan dari pengobatan modern.

Upaya Mengatasi Miskonsepsi

Kejadian tadi adalah akibat dari kurangnya konsultasi pasien kepada praktisi TCM profesional terkait pengobatan tradisional yang sedang dijalaninya. Karena pengobatan tradisional dan modern memang tidak bisa dijalankan dalam waktu yang bersamaan. Maka perlu adanya literasi tentang TCM dan ruang untuk konsultasi pasien kepada praktisi yang sudah profesional dalam proses pengobatan pasien.
Perlu digaris bawahi juga bahwa keputusan tentang pengobatan mana yang diambil oleh pasien adalah keputusan pasien itu sendiri. Sehingga antara praktisi TCM, dokter, dan juga pasien tidak terdapat miskonsepsi lagi.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Tidak ada yang salah dalam pengobatan tradisional seperti TCM ataupun pengobatan modern. Semuanya ada dengan tujuan yang sama yaitu menyembuhkan pasien dengan caranya masing-masing. Yang perlu kita tingkatkan adalah literasi mengenai pengobatan baik yang tradisional maupun modern. Karena dalam penanganan pasien, pasien berhak untuk menolak atau menjalani pengobatan selama hal itu bukanlah kondisi darurat. Sehingga, pasien mesti memiliki literasi terkait kedua jenis pengobatan tersebut. Juga berkonsultasi dengan dokter ahli supaya dapat mengambil keputusan dengan baik dan seorang pasien harus mempertanggungjawabkan keputusannya. Karena bagaimanapun, dokter maupun praktisi TCM hanya menjalankan prosedur yang ada sesuai dengan keputusan pasien.
Praktisi TCM di Indonesia kini sudah didukung oleh pemerintah dengan diadakannya poli battra di beberapa rumah sakit dan puskesmas di Indonesia. Dengan adanya hal ini masyarakat dapat mengenal lebih baik karena adanya ruang yang dapat memberikan masyarakat informasi mengenai TCM lebih lanjut.
ADVERTISEMENT