Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Warisan Democritus untuk inovator Indonesia
4 September 2019 11:51 WIB
Tulisan dari Rayhan Naufal Hibatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekitar 430 tahun sebelum masehi hidup seorang filsuf yunani bernama democritus. Jangan karena namanya democritus terus kalian jadi sok tau bahwa saya akan menulis tentang demokrasi dan hal-hal berbau politik? oh kalo itu lain kali aja ya. Saya mau cerita hal yang berbeda kali ini.
ADVERTISEMENT
Suatu hari Democritus berpikir, seberapa banyak suatu benda dapat dibelah. Dia membayangkan bagaimana jika sebuah benda dibelah menjadi setengah, lalu dibelah lagi menjadi setengah lagi dan terus begitu. Dari pemikiran tersebut dia lalu menyimpulkan bahwa jika benda tersebut dibelah terus maka akan sampai ke keadaan dimana benda tersebut tidak bisa dibelah lagi. Itulah yang kemudian kita kenal sebagai atom. Semua makhluk baik yang hidup maupun yang tak bernyawa tersusun atas atom-atom.
Faktanya ketika kita lahir, atau ketika sesuatu yang baru muncul dalam hidup kita, kita tidak mendapat atom baru. Atom itu hanyalah atom lama yang sudah ada di alam semesta ini sejak 15.000 tahun yang lalu. Yang lebih mengejutkan lagi, kita, manusia tersusun sebagian besar hanya dari tiga jenis atom yang berbeda, yaitu hidrogen, carbon, dan oksigen. Jadi kalian dan saya kita sebenarnya sama, tapi berbeda.
ADVERTISEMENT
Pizza hut dan Domino’s pizza sebenarnya sama, tapi berbeda. hamburgernya Burger king’s dan hamburgernya McDonalds sama tapi berbeda. BMW dan Ford juga demikian. Gudeg Yu Djum dan gudeg Wijilan juga sama tapi berbeda. Dan ada satu hal yang pasti. Mereka semua tersusun atas atom-atom yang sedikit banyak sama rupanya.
Yang membuat gudeg wijilan dan gudeg Yu djum berbeda adalah kombinasi antar atom-atomnya. Yang membuat BMW dan Ford berbeda adalah kombinasi antar atom-atom penyusunnya. Kombinasi ini membedakaan seekor BMW seri 5 dan seekor Ford GT.
Karena kita sudah tahu bahwa pada dasarnya semua benda tersusun atas bahan dasar yang sama, which is atom, dan karena atom itu sudah ada sejak ribuan tahun lampau, bagaimana cara kita untuk menciptakan sesuatu yang baru? sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya?
ADVERTISEMENT
Jawabannya hanya satu. Semua ide baru, penemuan baru, dan perubahan baru tersusun atas ide-ide dan penemuan-penemuan lama. Mari kita ambil contoh gojek. Apakah konsep ojek adalah sesuatu yang baru di Indonesia? apakah konsep delivery makanan adalah konsep yang baru di Indonesia? apakah konsep memakai seragam bagi karyawan sebuah perusahaan adalah konsep yang baru di negri kita tercinta ini? Tentu saja tidak. Tapi seorang Nadiem Makarim dan timnya berhasil menyatukan konsep-konsep yang sepertinya sudah usang dan membuatnya seolah-olah hal tersebut belum pernah dilihat orang sebelumnya. Nyatanya, kehidupan, evolusi, dan inovasi hanya soal menata ulang apa yang pernah kita miliki sebelumnya.
Sejarah peradaban manusia pun demikian. Sebelum bisa mendaratkan orang di bulan, nenek moyang kita pertama-tama belajar cara menyalakan dan menggunakan api. Api dikombinasi dengan batang pohon menghasilkan sebuah perahu kayu. Sesorang mengambil ide dari alat putar yang digunakan pengerajin tanah liat untuk dijadikan sebuah roda kayu. Pada tahun 1672 seorang pendeta di China melihat gerobak sedang melintas di depan rumahnya. Istrinya kebetulan sedang memasak dimsum menggunakan uap. Dari situ dia lalu menggabungkan ide uap dengan gerobak dan membuat sebuah prototype automobile pertama yang dihadiahkan kepada kaisar. Hingga pada 20 juli 1969 semua ide dari mulai kembang api, kapal, automobile, dan science fiction digabungkan jadi satu dan bisa mendaratkan orang di bulan.
ADVERTISEMENT
Mengetahui bahwa ide-ide baru para inovator lahir dari ide-ide lama yang sudah ada menunjukkan bahwa kita tidak harus selalu memulai semuanya dari awal, dari scratch. Faktanya kita juga tidak akan bisa. Leonardo davinci di abad ke 13 pernah membuat sebuah rancangan mesin yang bisa terbang, a.k.a pesawat yang kita kenal hari ini. Tapi karena pada zaman itu belum ada teknologi aerodinamika, teknologi manufaktur canggih juga belum ada, maka idenya akhirnya gagal. Jadi, kalau masih bingung mau bikin sesuatu yang baru, cobalah lihat apa yang sudah ada disekitar kita lalu gabungkan satu-satu. Lihatlah apakah kombinasi-kombinasi tersebut bisa menyelesaikan problem-problem yang ada di tengah-tengah kita?