Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Bisa Pre-Wedding Foto, Ini 4 Fakta Menarik Istana Basa Pagaruyung
19 Oktober 2023 17:22 WIB
Tulisan dari Regina Widitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tempat wisata di Sumatera Barat, tepatnya Kabupaten Tanah Datar menjadi salah satu lokasi yang memilikki sejarah kuat dalam struktur kerajaan di Suku Minang. Dulunya, Sumatera Barat dipimpin oleh satu Raja bernama Adityawarman. Ialah yang memilikki perintah untuk membangun Istana di Tanah datar dengan nama Istana Basa Pagaruyung.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari sejarahnya, Istana Basa Pagaruyung ini ditempati oleh keluarga besar Kerajaan Pagaruyung. Dimana kerajaan ini masih satu kesatuan dengan Raja Adityawarman. Apabila dilihat dari visualnya, Istana Basa Pagaruyung nampak sangat besar dari luar gerbang. Tamannya yang terhampar mengelilingi megahnya Istana Basa Pagaruyung.
Jauh sebelum menjadi lokawisata, Istana Basa Pagaruyung merupakan sebuah rumah keluarga kerajaan yang juga dijadikan sebagai pusat pemerintahan pada masanya. Pada dasarnya, Istana Basa Pagaruyung ini merupakan bangunan dari rumah gadang yang mana merupakan rumah adat khas Sumatera Barat. Adopsi tata ruangnya juga mengikuti sebagaimana rumah adat asli dari rumah gadang.
Karena diadopsi dari rumah adat khas Sumatera Barat, tentunya arsitektur dibuat sedemikian rupa. Diketahui bahwa Istana Basa Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dengan batang-batang kayu. Penggunaan kayu ini sengaja dilakukan karena menurut pemahaman masyarakat Minangkabau, apabila menggunakan kayu akan lebih mudah untuk dilakukan pemindahan. Perlu diketahui bahwa Sumatera Barat seringkali terjadi gempa bumi karena mudahnya pergeseran lempeng.
Akibat dari pengalaman yang terjadi di masa lampau, masyarakat Minang memanfaatkan alam yakni kayu-kayu yang berbahan baik namun ringan untuk menjadi bahan bangunan. Penggunaan kayu dalam pembangunan Rumah Gadang ini juga tidak dilakukan dengan penancapan paku. Mereka hanya mengandalkan tata cara pemotongan kayu yang tepat. Hal ini dilakukan karena mereka memahami bahwa kayu yang bergeser satu sama lain justru akan semakin kuat dalam topangannya.
ADVERTISEMENT
Namun, semakin berkembangnya zaman dan era yang semakin baik. Penggunaan kayu pada bangunan rumah gadang mulai dikurangi. Biasanya dikurangi dengan cara tidak menggunakan tata cara pembangunan yang lama. Beberapa bangunan saat ini sudah dibangun dengan struktur beton modern. Hal ini juga terjadi pada bangunan Istana Basa Pagaruyung. Untuk memastikan keamanan dari pengunjung wisata nantinya, pembangunan digunakan dengan menggunakan cor beton yang kuat.
Dengan begitu, Istana Basa Pagaruyung sudah dianggap aman meskipun bentuk bangunannya yang sangat besar. Walau demikian, bangunan dari Istana Basa Pagaruyung ini tetap memunculkan citra dari Rumah Gadang khas Sumatera Barat yang kuat. Pembangunan tetap mempertahankan teknik tradisional. Tidak hanya itu, penggunaan material kayu juga dihias dengan 60 jenis ukiran yang didalamnya terdapat berbagai macam filosofi dan budaya khas dari Minangkabau Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Dengan pancaran cantiknya Istana Basa Pagaruyung, terdapat 4 fakta menarik yang dapat dipelajari sebagai bentuk dari sejarah adanya Istana Basa Pagaruyung, yakni:
Surau yang terletak di belakang Istana Basa Pagaruyung, tidak pernah ikut terbakar sejak awal Surau dibangun. Padahal, Istana Basa Pagaruyung pernah terbakar sebanyak dua kali. Surau bagi masyarakat Minang digunakan sebagai tempat istirahat dan tempat belajar bagi anak laki-laki di atas 7 tahun dari Suku Minang yang belum menikah.
Ini merupakan salah satu ciri khas dari sistem matrilinialisme dari masyarakat Minang. Dimana seorang wanita yang memilikki kekuasaan penuh di dalam rumah atau keluarga. Untuk itu, anak laki-laki yang lahir di keluarga Minang akan keluar dari rumah dan tinggal di Surau untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, Istana Basa Pagaruyung pernah hancur sebanyak dua kali. Hancur pertama pernah terjadi pada saat ada kebakaran yang diakibatkan dari adanya Perang Padri pada tahun 1804. Setelah sekitar dua abad atau tepatnya adalah 204 tahun berlalu, bangunan Istana Basa Pagaruyung kembali terbakar akibat dari adanya bencana alam yang terjadi di Sumatera Barat pada saat itu.
Untuk membangun kembali Istana Basa Pagaruyung yang ketiga, perlu waktu kurang lebih lima tahun. Hasil bangunan ini menjadi bangunan istana replika ke-2. Hingga pada tahun 2013, replika Istana Basa Pagaruyung ke-2 diresmikan sebagai wisata museum.
Biasanya, istana memilikki ruang makan khusus dimana sebagai tempat bertemunya keluarga besar kerajaan. Namun, di Istana Basa Pagaruyung tidak ada ruang makan khusus bagi keluarga kerajaan. Mereka makan di meja makan yang telah tersedia di depan kamar mereka masing-masing, namanya adalah talempong. Biasanya, untuk menu makan dan sebagainya telah disediakan dan disiapkan oleh dayang-dayang istana yang memang diutus untuk menyiapkan makanan keluarga raja.
ADVERTISEMENT
Karena, Istana Basa Pagaruyung ini memilikki bentuk bangunan seperti piramida. Tentunya, semakin tinggi bangunannya semakin sedikit lantainya. Di Istana Basa Pagaruyung sendiri, memilikki tiga lantai yang mana paling atas merupakan tempat dari Mahligai Raja. Ruangan ini merupakan ruangan paling istimewa bagi Raja. Hal ini karena di ruangan itulah Raja menyimpan segala macam harta pusakanya yang dimilikki pada saat itu.
Sebenarnya, masih ada banyak sekali bagian-bagian dari Istana Basa Pagaruyung yang menarik. Lokasinya yang berada di daerah Kabupaten Tanah Datar, menjadikan suasana dari Istana Basa Pagaruyung ini tidak mudah dilupakan. Untuk dapat memasukki Istana Basa Pagaruyung, perlu membeli tiket masuk dengan harga 20 ribu rupiah.
Bukan hanya Istana Basa Pagaruyung saja yang dijadikan sebagai tawaran hiburan. Pengunjung juga dapat menyewa motor listrik atau sepeda listrik yang dapat digunakan untuk berkeliling sekitar Istana Basa Pagaruyung. Selain itu, jika ingin berfoto dengan baju adat Sumatera Barat, pengunjung dapat menyewanya di bagian basement dari Istana Basa Pagaruyung dengan harga mulai dari 15 ribu rupiah. Bagi masyarakat Minang, Istana Basa Pagaruyung menjadi daftar wisata liburan yang wajib untuk dikunjungi.
ADVERTISEMENT