Konten dari Pengguna

Melodi di Ujung Jari

Rendi
Mahasiswa aktif di UIN Prof. Saifuddin Zuhri Purwokerto, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Hobi bermusik dan terkadang juga suka menulis, tapi lebih ingin dikenal sebagai musisi.
22 Desember 2024 15:37 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Setiap kali jemari saya menyentuh senar gitar, rasanya seperti memulai petualangan baru. Sebagai seorang gitaris, saya menemukan bahwa musik bukan sekedar rangkaian nada yang terdengar indah, melainkan sebuah bahasa universal yang mampu menyentuh jiwa
ADVERTISEMENT
Gitar, dengan enam senarnya yang setia, telah menjadi teman sejati dalam perjalanan musikal saya. Ia bukan sekadar instrumen, melainkan perpanjangan diri dari saya sendiri. Setiap petikan, setiap akor, bahkan setiap dentingan yang tidak disengaja, semuanya memiliki cerita tersendiri.
Saya masih ingat saat pertama kali mencoba bermain gitar, jari-jari saya terasa kaku dan canggung, seolah-olah sedang berdansa dengan pasangan yang baru dikenal. Namun, seiring berhubungan waktu, hubungan kami semakin akrab. Kini, bermain gitar terasa semudah bernafas.
Dalam perjalanan ini, saya belajar bahwa musik tidak selalu tentang kesempurnaan. Terkadang, justru dari kesalahan-kesalahan kecil lahir improvisasi yang menakjubkan. Saya pernah salah memetik nada saat tampil di atas panggung, tetapi alih-alih panik, saya justru menemukan melodi baru yang lebih menarik.
ADVERTISEMENT
Sebagai gitaris, saya merasa beruntung menjadi bagian dari dunia musik yang kaya. Dari genre rock yang menggebu-gebu, hingga jazz yang penuh improvisasi, selalu menemukan tempatnya. Bahkan dalam musik tradisional, gitar seringkali menjadi jembatan yang menghubungkan unsur modern dengan warisan budaya.
Tidak jarang saya termenung, memandangi gitar yang tergantung di dinding kamar. Ia bukan sekadar benda mati, melainkan saksi bisu dari perjalanan hidup saya. Setiap goresan pada badannya, setiap nada yang pernah dimainkannya, semuanya menyimpan kenangan tersendiri.
Bagi saya, bermain gitar bukan sekadar hobi atau profesi. Ia adalah panggilan jiwa, sebuah cara untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan dunia. Melalui musik, saya telah bertemu dengan begitu banyak orang luar biasa dan mengalami petualangan yang tak terlupakan.
ADVERTISEMENT
Jadi, ketika Anda melihat seorang gitaris