Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tubuh Dan Financial Sehat, Bahagia Dunia Akhirat
20 September 2019 23:46 WIB
Tulisan dari Sumarti Saelan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Jadi orang tua apalagi Ibu itu tentang bekerja seumur hidup, tentang bangun pagi sampai sulit tidur hingga mau pagi berikutnya. Tentang rumah yang dari luar ke dalam, depan ke belakang harus ditangani tanpa jeda. Bisa tidur siang sebentar itu rejeki yang hakiki”
ADVERTISEMENT
“Belum lagi masalah mengatur uang, bagaimana uang harus cukup ssehari, seminggu, sebulan tanpa utang. Bagaimana mencari penghasilan tambahan, saat suami bukan pekerja kantoran dan gajinya tidak pasti, kadang ada, kadang enggak. Dan bagaimana wsaat ada hal tak terduga kamu tetap bias bertahan dengan tegak dan berdiri di kaki sendiri dengan kuat”
Karenanya, jadi apapun nanti kamu saat dewasa dan menikah, yang paling penting adalah harus mandiri dan pintar mengatur segala-galanya. Terutama pintar mengatur uang dan rumah tangga, karena kita tidak pernah tahu apa yang terjjadi esok di kehidupan kita”
Deretan nasehat Ibuku yang dilantunkan hampir setiap hari bagai playlist lagu tanpa jeda sejak aku paham tentang hidup dan kehidupan, sekitar usia 12 tahun saat memasuki bangku SMP kembali berkelbat dan terngiang saat aku duduk di kursi peserta MOMS MINGLE kumparanMOM Bersama Sun Life Indonesia pada 14 September 2019 di EIGHTY NINE AETERY KEMANG.
ADVERTISEMENT
Terutama saat Mbak Prameshwari Sugiri yang biasa dipanggil Mbak Imesh, Chief of kumparanMOM menanyakan “Bangun jam berapa, kapan terkahir sakit dan kapan terkahir tidur nyenyak?”
Pengalaman Ibu yang menikah muda dan tiba-tiba dalam kenyamanan hidupnya yang terjamin, suami meninggal. Akhirnya Ibu yang hanya Ibu rumah tangga tanpa pengalaman sama sekali, benar-benar bagai kapal oleng yang akhirnya karam di titik terendah hidupnya.
Kekayaan yang ditinggalkan oleh Almarhum suami yang harrusnya cukup untuk nafkah Bersama 3 buah hati, pelan-pelan habis tak tersisa. Bahkan sampai dalam tahap harus rela melepaskan salah satu buah hati diasuh oleh kerabat. Dan menurut Ibu, inilah sepotong lembaran kisah hidupnya yang paling dia sesali.
Ketidaksiapan Ibu dengan hal tak terduga di masa depan tidak hanya berdasmpak pada fisik, yang akhirnya mulai sering dan mudah sakit, tapi juga berdampak pada psikologis yang sangat dalam. Inilah yang membuat Ibu akhirnya selalu mendongengkan nasehat default-nya tentang “perempuan harus mandiri dan kuat, bukan untuk menjadi pemimpin suami, tapi untuk mendapingi dan backup yang baik. Juga untuk menjaga diri sendiri dari badai yang tak terduga.
ADVERTISEMENT
Dan sebelas tahun rumah tangga, apakah saya bias dibilang sukses menerapkan nasehat Ibu saya? Kalau dari sisi jiwa dan spikologis, mungkin iya. Saya perempuan mandiri yang terkadang bahkan sebagian keputusan tentang diri saya, saya ambil dan putuskan sendiri namun dengan ijin suami. Dan baiknya selagi baik dalam versi kami, suami selalu mendukung.
Namun bagaimana dengan financial? Haaa…harus Tarik nafas dalam-dalam kalau soal ini. LAngsung ingat kelekar seorang teman “Kalau kamu bukan keturunan atau menantu, keuarga dari konglomerat atau old menoy Indonesia, maka hidup adalah tentang perjuangan (ngirit) dan atur sana-sini” LOL
Karenanya, saya Bahagia jadi blogger karena banyak memiliki kesempatan untuk hadir dalam acara yang berisi edukasi financial secara khusus dan empowering perempuan secara umum.
ADVERTISEMENT
Salah satunya di acara MOMS MINGLE kumparanMOM Bersama Sun Life Indonesia ini. Acara yang hadir untuk mengajak para perempuan masa kini menyadari kemampuannya yang bahkan tanpa batas, yang apapun posisi, pekerjaan dan passionnya, tapi 24 Jam sehari dalam sebulan, bahkan hingga akhir hayat adalah seorang Ibu, yang bagi keluarga adalah pelindung sejati.
Dan ini yang menuntut seorang Ibu “tidak boleh sakit, tidak boleh lalai, harus pintar dan tahu segala hal dan kalau bias benar-benar menjadi Ibu dan perempuan sempurna versi keluarga”. Toleransi kekurangan paling pelupa, lupa narok kacamata, lupa narok kunci motor. Tapi haram lupa hitungan dan jumlah diskon belanja, bias nombok nanti *LOL*
Di acara MOMS MINGLE kumparanMOM Bersama Sun Life Indonesia mengangkat tema “Mom As The Guardian Of Family”, yang menghadirkan narsum :
ADVERTISEMENT
1. Bapak Hermawan Kurnianto, Senior Digital Marketing Manager Sun Life Indonesia
2. Ibu Ila Abdulrahman - Financial Planner
3. Tania Raymina (@taniaraymina) – Mompreneur
Dalam keterangannya, Bapak Hermawan menjelaskan bahwa salah satu tujuan diakakannya acara ini adalah agar Ibu Indonesia yang merupakan salah satu tulang punggung pencetak generasi penerus Bangsa, memiliki kemampuan dan memaksimalkan kemampuannya dalam segala aspek kehidupannya secara umum. Sehat secara fisik dan financial secara khusus.
Karena saat fisik sehat, akan lebih mudah belajar, mencerna dan menerapkan ilmu yang didapat terutama tentang financial. Dan saat financial sehat, Insya Allah Bahagia deh semua.
Kalau kata mbak Imesh, “Bagaimana agar perempuan Indonesia bias mencari 1200 solusi dari 1001 macam masalah yang ada dalam kehidupan
ADVERTISEMENT
Sharing kedua adalah sharing paling menohok, dari Ibu Ila Abdulrahman, Financial Planner. Bagaimana tidak menohok, ketika beliau mengeluarkan pertanyaan “Siapa yang merasa financialnya sudah sehat?” langsung lirik tabungan yang merambatnya sangat lamban :D
Secara general, berikut tahapan perencanaan financial sehat yang disampaikan oleh Ibu Ila :
1. Melunasi hutang konsumtif
2. Menyiapkan dana darurat
3. Proteksi
4. Investai
Kunci utama sukses memiliki financial sehat salah satunya adalah membuang gengsi dalam gaya hidup “sok kaya”. Tutup mata saat melihat orang jalan-jalan atau beli barang-barang mewah saat kita tidak punya uang cukup ya sudah jangan beli atau hutang. Hutang boleh asal tidak untuk konsumtif dan cicilannya masih maksimal 35% dari pendapatan.
ADVERTISEMENT
Hutang konsumtif adalah asset atau kegiatan yang tidak produktif. Tidak apa-apa kredit hanphone atau kamera, kalau memang untuk kepentingan olshop atau membuat konten influencer.
Setelah hutang konsumtif beres, maka waktunya menyiapkan dana darurat. Setelah dana darurat baru proteksi dan investasi. Saat dana darurat belum mencukupi sesuai target, makan tidak apa-apa untuk tidak investasi dulu. Hindari hutang untuk konsumsi. Hayo yang biasa pakai Pay Later atau CC untuk lifestyle mulai sekarang direview ya :D
Dana darurat wajib dalam bentuk yang mudah digunakan saat itu juga. Bisa dalam bentuk perhiasan emas, logam mulia yang mudah dijual saat itu juga. Tabungan biasa, bukan deposito atau simpanan berjangka lainnya. Saat dana darurat sudah mencukupi, maka waktunya membeli proteksi, asuransi dan investasi.
ADVERTISEMENT
Apabila financial sehat adalah saat kota bisa rutin investasi 10% dari pendapatan dan cash flow positif dengan rutin berzakat dan sedekah.
Untuk proteksi, Bi Ila menyarankan wajib asuransi jiwa dan kesehatan. Dan tentu saja jangan lupa dana Pendidikan anak. Untuk Asuransi Ibu Ila memberi gambaran saat memilih, lihat track record perjalanan perusahaan. Salah satunya mampu melewati dua kali masa krisis yang di era modern terjadi pada 1998 dan 2008.
Dan bisa dibilang Sun Life adalah salah satu rekomendasi pilihan yang wajib dipertimbangkan bagi yang sudah mulai nasuk tahap Proteksi dan Investasi. Perusahaan penyedia jasa layanan keuangan berbasis di Kanada dan hadir di Indonesia sejak 1995, kini telah hadir meleyani nasabah melalui 132 kantor pemasaran konvensional dan 49 kantor pemasaran syariah di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hadir pula di beberapa negara terkemuka dunia Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Hong Kong, Filipina, Jepang, Indonesia, India, Cina, Australia, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Bermuda, Sun Life Financial Inc. diperdagangkan di bursa saham Toronto (TSX), New York (NYSE), dan Filipina (PSE), dengan kode saham SLF
Sharing selanjutnya dari Mompreneur Tania Raymina (@taniaraymina) dari Zaskia Mecca bersaudara yang sudah malang melintang menjalankan bisnis bersama keluarga. Tania menceritakan bagaimana dia mengatur keuangan antara keuangan pribadi dan perusahaan yang dikelola Bersama orang tua dan saudaranya. Juga bagaimana Tania mencapai impian-impian yang dibuat Bersama suami.
NAmun yang paling penting dari semua, Tania bagaimana Tania selalu berusaha “mendengar keluhan tubuh” yang harus selalu diperhatikan. Karena apalah arti banyak financial yang dimiliki saat tubuh tak bisa menikmati.
ADVERTISEMENT
Dan dari sharing hari itu, saya pun meriview bagaimana sih pengaturan financial saya selama ini dan bagaimana saya membuat rencana masa depan saya?
Berangkat dari pengalaman tidak indah Ibu saya, saya memiliki tekad kuat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Meski masih lumayan keteteran, tapi paling tidak saya sudah cukup berusaha disiplin.
Pernah mencatat pemasukan pengeluaran selama kurang lebih enam bulan, saya dan suami yang sama-sama berpenghasilan freelance, ada bayaran saaaat ada kerjaan, memiliki gambaran kisaran pemasukan dan pengeluaran kami.
Dari nilai tersebut saya ambil kisaran di tengah, bukan angka minimal atau maksimal. Dari kisaran jumlah tengah, baru kami buat plan bulanan.
Bagaimana kalau ternyata bulan tersebut pemasukan batas bawah atau batas atas? Ya tinggal disesuaikan saja antara mengurangi jajan dan atau menambah tabungan Reksadananya.
ADVERTISEMENT
Untuk pengeluaran rutin belanja bulanan, saya mulai terbiasa cashless. Saya memanfaatkan e-wallet yang banyak menawarkan benefit cashback dan potongan harga. Dan lebih menyenangkan lagi, beberapa di antaranya sudah memiliki tools info total pengeluaran kita perbulan yang dikirim via email.
Untuk biaya listrik pun sama, awal bulan sudah capcipcup kembang kuncup memilah mana e-wallet atau ecommerce yang memberikan cahsback paling lumayan. Selain banyak cashback, ada bonus poin yang bisa digunakan di lain hari untuk ditukar diskon atau cashback lagi.
Dari mengumpulkan cashback dan poin yang saya dapat biasanya kalau ada yang bisa untuk membeli LM kecil-kecilan antara 0,5 hingga 1 Gram, maka saya gunakan. Atau untuk potongan pembelian listrik berikutnya. Tergantung di e-wallet atau ecommerce mana.
ADVERTISEMENT
Namun tantangannya adalah butuh kesabaran untuk mengumpulkannya dan harus benar-benar kuat tutup mata dengan segala notifikasi penawaran konsumtif lainnya dari ecommerce dan deretan e-wallet tersebut.
Untuk biaya lebaran tahunan, saya menggunakan rekening Bank berbasis aplikasi yang memiliki fitur dan penawaran penyimpanan dana jangka pendek menengah dan panjang yang tersedia dalam aplikasi tersebut. Biasanya kami mengisi satu bulan sekali dengan jumlah yang telah saya sepakati.
Untuk dana darurat, saya suka emas. Saya memiliki perhiasan dan LM yang bisa dijual atau digadai dengan cepat. Untuk Dana Pendidikan, saya memilih Reksadana yang saya beli via aplikasi yang sedang trend saat ini.
Pertimbangan memilih awalnya dipengaruhi teman, setelah menjajal ternyata lumayan mudah. Kedua, saya bisa mengisinya menyesuaikan pendapatan saya. Saat sedang banyak pekerjaan, saya akan menambah pembelian/setoran.
ADVERTISEMENT
Namun untuk menjaga disiplin diri, saya memiliki batas minimal yang tidak boleh dilewati. Saya juga ikut investasi ternak sapi di kampung yang dipercayakan kepada mertua di kampung halaman. Hasilnya lumayan untuk menambah tabungan DP rumah.
Saya tidak ikut banyak arisan, hanya satu, arisan keluarga untuk menjaga silatutahmi saja. Namun sekekali saya juga masih suka jajan buble tea kok, tapi tetap mencari layanan yang memberikan potongan atau cashback paling besar.
Asuransi kesehatan, saya masih bergantung pada BPJS dan belum berani menambah yang lain, karena pertimbangan khawatir keteter membayar iurannya. Meski terkadang mungkin karena saya masih belum b isa menghitung dengan cermat kali ya?
Next sepertinya saya memang harus mereview serius plan financial saya.
ADVERTISEMENT
Plan jalan-jalan atau hiburan? Alhamdulillah saya masih bisa menahan diri, liburan biasanya diplan sekalian mudik, baik saat ke Jawa Timur ataupun saat ke Kalimantan. Yang dananya juga sudah disisihkan khusus.
Meski ya jujur sesekali suka iri melihat seliweran foto sahabat yang sedang liburan *LOL*
Namun masih bersyukur freelance blogger, masih ada sekali dua kesempatan untuk jalan ke beberapa kota untuk kegiatan. Jadi anggap saja itu refreshing singkat pengganti liburan besar yang belum memungkinkan untuk dilakukan secara rutin setiap peak season.
Apakah financial saya sudah termasuk sehat? Saya masih merasa belum. Karena saya belum memiliki tabungan pensiun dan belum punya rumah. Masih mengontrak sampai saat ini.
Namun catatan membahagiakannya, saya tidak punya hutang konsumtif dan selalu ingat untuk menyisihkan sedikit bekal akhirat. Sebagaimana yang dipapatkan Ibu Ila, "Wajib ingat membuat plan bahagia dunia akhirat, salah satu ikhtiarnya adalah dengan sehat financial".
ADVERTISEMENT
Bahkan saya malah sedang memikirkan ingin membuat usaha kecil-kecilan apa saat ini dengan sedikit uang yang saya punya. Semacam "Wajib mencoba, kalau tidak maka tidak akan pernah terlaksana sama sekali".
Dan ingat pesan dari acara Mom Mingle kumparanMOM "Kalau bisnis, wajib pisahkan financial pribadi dan usaha".
Untuk kesehatan tubuh, saat ini saya sangat sadar bahwa usia kepala tiga lebih adalah masa di mana saya harus benar-benar menjaga diri dengan ektra. Mengingat di masa lalu bukan type yang cukup berhati-hati dengan jenis makanan, jarang olahraga dan tanpa rules yang baik saat beraktivitas.
Bisa dibilang tidur saya kurang, istirahat tidak sempurna. Saya cukup mengakui saat ini saya bahkan sering mendapat alarm kurang nyaman dari beberapa bagian tubuh. Bahkan terkahir cek darah, kolesterolnya mengeluarkan hasil yang lumayan butuh perhatian ekstra.
ADVERTISEMENT
Sudah beberapa bulan belakangan saya sering lari atau jalan santai ringan di taman kota atau CFD. Ikut event running 5K dan mulai memilah makanan yang saya konsumsi. Seperti membatasi nasi seminimal mungkin, mengganti jenis minyak goreng dengan minyak kelapa, membuat salad sendiri dengan olive oil dan seminim mungkin mengkonsumsi cemilan berat dan gorengan.
Memang masih belum konsisten 100%, namunpaling tidak saya berusaha dan hasilnya cukup lumayan.
Meski untuk urusan tidur, saya masih belum begitu berhasil mengatur pola yang baik. Apalagi kalau ada beberapa DL kerjaan, saya bisa tidur hingga lebih dari pukul dua belas malam. Yah, saya rasa pekerja freelance pasti banyak yang mengalami, karena tidak ngantor, justru di rumah tidak punya jam kerja baku yang baik. Namun, mari bersama-sama berusaha mom, karena sebagai Guardian Of Family, kita harus sehat ya :)
ADVERTISEMENT
Karena tubuh yang sehat akan lebih mudah mengolah dan memikirkan plan financial yang sehat. Saat tubuh dan financial sehat, maka bahagia dunia akhirat akan lebih mudah direncanakan dan jalani :)
Terima kasih untuk kumparanMOM dan Sun Life Indonesia untuk keseruan acaranya.