Konten dari Pengguna

Individu dalam Studi Hubungan Internasional

Syahri Ridani
Mahasiswa Program Magister Ilmu Hubungan International, Universitas Indonesia. Founder Diplomat Mandar Foundation
18 Maret 2024 17:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahri Ridani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by author: ASEAN University Youth Summit 2018
zoom-in-whitePerbesar
Photo by author: ASEAN University Youth Summit 2018
ADVERTISEMENT
Dalam studi hubungan internasional kontemporer saat ini, aktor non-negara semakin masif menunjukkan eksistensinya dalam melakukan hubungannya dengan aktor-aktor lain sehingga hal ini menjadi menarik para ahli untuk mengkaji lebih dalam mengenai aktor non-negara ini. Salah satu aktor non-negara yang berperan aktif ialah individu. Menurut hemat penulis, individu mulai dipertimbangkan dalam studi hubungan internasional karena ada nya mobilitas yang tinggi dalam melibatkan individu untuk mempengaruhi sistem dan kebijakan luar negeri suatu negara, lebih dari itu, individu juga didukung oleh adanya globalisasi sehingga batas-batas negara menjadi abstrak dan memunculkan kemajuan teknologi yang masif mengakibatkan individu bebas bergerak secara holistik dalam melakukan hubungan dengan aktor aktor lain dalam studi hubungan internasional.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Herbert C. Kelman dalam tulisannya yang berjudul “The Role of the Individual in International Relations: Some Conceptual and Methodological Considerations” menelaah tentang peran individu dalam studi hubungan internasional secara metodologi dan konseptual. Kelman dalam bukunya setidaknya menjelaskan beberapa poin-poin yang dapat penulis mengambil benang merahnya. Pertama, beliau membahas peran individu dalam hubungan internasional, menekankan pentingnya keterlibatan pribadi dalam sistem nasional dan dampaknya terhadap sikap kebijakan luar negeri. Kedua, ini membedakan tiga jenis keterlibatan nasional: simbolik, fungsional, dan normatif, dengan fokus pada keterikatan emosional pada simbol nasional dan partisipasi dalam sistem penghargaan. Ketiga, ia menyebutkan pentingnya interaksi pribadi melintasi batas negara dan pengaruh tidak langsungnya terhadap politik internasional. Hal ini menyoroti perlunya perspektif yang berbeda mengenai sistem internasional, dengan mengurangi penekanan pada negara-bangsa dan menawarkan analisis yang lebih komprehensif mengenai sifat negara-bangsa dan hambatan psikologisnya terhadap cara-cara alternatif dalam mengatur sistem global.
ADVERTISEMENT
Kemudian, individu yang dimaksud disini siapa? ketika membaca terminologi individu yang dimaksud Kelman, maka beliau merujuk pada aktor manusia yang membuat keputusan dan melakukan tindakan yang membentuk hubungan internasional. Individu-individu ini mencakup para pengambil keputusan, warga negara biasa, dan aktor-aktor lain yang terlibat dalam interaksi internasional. Kelman menekankan pentingnya memahami peran masing-masing aktor, baik pengambil keputusan maupun masyarakat, dalam sistem nasional dan internasional, serta dampaknya terhadap sikap dan tindakan kebijakan luar negeri.
Dalam interaksinya, individu memiliki pola yang tidak beraturan disebabkan oleh individu secara bebas melakukan hubungan dengan individu lainnya ataupun dalam mempengaruhi suatu kebijakan politik. Hal ini didukung oleh pendapat Kelman yang menjelaskan bahwa meskipun interaksi pribadi tidak secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perang atau perdamaian antar negara namun, interaksi pribadi mungkin lebih mempengaruhi politik internasional ia mengemukakan empat jenis dampak yang relevan secara politik yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas tersebut terhadap hubungan antara dua negara. Dampak-dampak ini termasuk menciptakan keterbukaan yang lebih besar di antara individu-individu penting di setiap negara, mengurangi ketegangan dalam hubungan kedua negara secara keseluruhan, meningkatkan komitmen terhadap ideologi internasionalis, dan berkontribusi terhadap pengembangan jaringan manusia yang melintasi batas-batas negara. Kelman juga menekankan perlunya perspektif yang berbeda mengenai sistem internasional, kurang menekankan pada negara-bangsa dan mempertimbangkan hambatan psikologis terhadap cara-cara alternatif dalam mengatur sistem dunia. Menurut penulis, intensitas pengaruh individu ini bermacam-macam tergantung pada siapa individu tersebut, apakah memiliki power yang kuat atau individu warga negara biasa saja. Banyak contoh kasus yang terjadi selama ini yang memiliki pengaruh besar individu dalam mempengaruhi kebijakan politik yaitu selebriti yang memiliki pengikut banyak seperti Jhon Legend seorang penyanyi dan penulis lagu yang juga terlibat dalam advokasi untuk reformasi sistem pidana dan hak-hak sipil.
ADVERTISEMENT
Dalam literature lain, Muller dalam tulisannya yang berjudul “ The long Shadow of Band Aid Humanitariasm: Revisiting the Dynamics between Famine & Celebrity”. Ia menelisik tentang kemunculan dan warisan kemanusiaan selebriti Band Aid yang masih ada, memanfaatkan konsep 'common sense humanitariesm' dari Tester dan pemikiran Fassin tentang 'pemerintahan kemanusiaan'. Dengan meneliti keterlibatan selebriti dalam bencana kelaparan tahun 1983-85 di Ethiopia dan bencana kelaparan tahun 2011 di Somalia, artikel ini berpendapat bahwa pemahaman anti-politik mengenai bencana yang disebarkan oleh aktivis kemanusiaan selebriti menutupi dinamika mendasar dari kekuasaan dan hubungan sosio-ekonomi yang berkontribusi terhadap kelaparan. Selain itu, paham kemanusiaan selebriti menghasilkan kebenaran spesifik tentang 'Afrika' dan tempat-tempat lain yang dianggap miskin sambil melegitimasi sistem hegemoni global yang ditandai dengan meningkatnya kesenjangan. Artikel ini menganalisis secara kritis dampak dan implikasi keterlibatan selebriti dalam bidang kemanusiaan dan hubungannya dengan politik internasional yang lebih luas, dinamika kekuasaan, dan kesenjangan struktural.
ADVERTISEMENT
Kemudian tulisan lain yang berjudul “The United Nations Celebrity Diplomacy” yang ditulis oleh Mark D. Alleyne membahas penggunaan diplomat selebriti oleh PBB di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Kofi Annan. tulisan ini mengungkapkan bahwa penggunaan selebriti dalam diplomasi merupakan bagian dari upaya propaganda PBB untuk membangun citra tata dunia versi PBB melalui cara-cara singkat, tanpa menyinggung pemerintah, terutama yang kuat, dan dengan mempromosikan universalitas sebagai pendekatan yang diunggulkan dalam hubungan internasional.
Selain itu, penggunaan diplomasi selebriti juga menyoroti preferensi PBB terhadap jenis universalitas yang telah mengatur PBB sepanjang sejarahnya, serta preferensi terhadap pendekatan AS terhadap apa yang merupakan status sosial. Ini merupakan posisi menarik untuk diambil pada saat ini di mana konflik bersenjata terbesar berpusat pada perbedaan etnis dan agama. Namun, tulisan ini juga menunjukkan bahwa pemahaman PBB tentang opini publik dan propaganda terbilang naif dan kurang berwawasan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Bahan Utama
Herbert C. Kelman, 1970, The Role of the Individual in International Relations: Some Conceptual and Methodological Considerations, Journal of International Affairs, Vol. 24, No. 1, pp. 1-17.
Bahan Pembanding
Muller R, Tanja, (2013), The Long Shadow of Band Aid Humanitarianism: Revisiting The Dinamycs Between Famine & Celebrity, Taylor & Francis Online, Vol. 34, No. 3.
Alleyne D, Mark, (2005), The United Nations Celebrity Diplomacy, The SAIS Review of International Affairs, Vol. 25, No. 1.