Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
“Selalulah berbuat baik, agar orang lain juga baik padamu”, ujar orangtua Joe ketika hendak merantau dulu dari kampung halaman ke Jakarta. “Menjadi orang baik itu akan menolong dalam menjalani kehidupanmu”, lanjut orangtuanya lagi. Kalimat-kalimat itu selalu mengiang dibenak Joe. Itu menjadi pegangan hidup yang kuat. Hingga kemudian, kalimat itu menjadi benar adanya dalam perjalanan hidupnya, hingga menjadi terkenal di seantaro negeri. Mungkin, bisa jadi itu menjadi awal dari kebaikan-kebaikan Joe.
ADVERTISEMENT
Kebaikan-kebaikannya itu telah membuat orang rela membantunya untuk mengurus beberapa hal penting. Hal penting yang bagi jutaan orang di negeri ini merupakan hal yang mustahil terjadi. Orang-orang yang menolongnya juga tidak sembarangan. Orang yang berpendidikan tinggi yang paham hukum. Ada juga orang yang memiliki bintang di pundaknya bahkan hingga dua bintang. Tidak tanggung-tanggung.
Orang pintar yang mengerti kependudukan pun, turut membantunya. Tidak kurang orang-orang di kantor-kantor lain, tentunya orang-orang yang pintar, mengantre untuk menolongnya. Kebaikannya juga tidak hanya berlaku di dalam negeri.
Negara-negara tetangga berlomba untuk menyambutnya. Tidak kurang negara tetangga Papua Nuigini menghadiahinya sebuah kehormatan. Joe Chan dijadikannya warga negara kehormatan.Tentu saja warga kehormatan. Baru tiga tahun saja tinggal disana, Joe sudah mendapat kewarganegaraan. Sementara syarat untuk menjadi warga negara di Papua Nugini yakni telah tinggal di negeri itu selama lima tahun. Dengan modal hanya tiga tahun, Joe Chan sudah bisa mengantongi paspor negara itu. Begitulah kabarnya. Bukankah ini hanya terjadi pada orang baik?
ADVERTISEMENT
Kebaikan Joe di negara itu termasuk membangunkan kantor pemerintahnya. Tentunya kebaikan ini tidak akan terjadi dan diterima oleh negara tetangga Timur kita itu jika Joe bukan orang baik. Bahkan, anak Joe pun dipersilahkan berbisnis di salah satu provinsi di negara Timur provinsi Papua itu. Apa coba yang memungkinkan semua itu terjadi, jika bukan kebaikan Joe Chan itu sendiri.
Negara lain yang juga memberikan karpet merah baginya, masih tetangga Indonesia. Malaysia, negara yang serumpun, negara tetangga dekat dan berada di bawah satu organisasi regional dengan Indonesia, bermanis-manis dengan Joe Chan. Bahkan, diberikan izin untuk memiliki properti disana.
Tentunya, mendapatkan izin di negara tetangga Melayu kita itu bukan perkara mudah. Bukankan negara tetangga itu memiliki pandangan yang miring tentang orang Indonesia? Pandangan miring karena Indonesia sering mengekspor tenaga kerja murah ke Malaysia. Negara yang suka mengaku kebudayaan Indonesia menjadi milik mereka. Negara yang suka menuduh Indonesia negara koruptif, sementara mantan Perdana Menterinya kena hukuman hingga 72 tahun akumulatif untuk 12 kejahatan. Aneh memang.
ADVERTISEMENT
Tetapi, Joe Chan berhasil, dengan kebaikannya, mendapatkan keistimewaan itu. Tidak sembarang orang tentunya mendapat hak istimewa seperti itu. Hanya orang-orang yang terkenal baiklah yang diterima di suatu negara dengan cara yang tidak biasa.
Sama seperti orang-orang baik Indonesia lainnya yang diterima tinggal di China, Australia bahkan di Belanda. Orang-orang yang meninggalkan Indonesia itu tentunya orang-orang baik. Meskipun alasan meninggalkannya bisa macam rupa.
Hal ini tentunya agak susah membantahnya. Joe Chan orang baik. Buktinya apa? Banyak orang penting dan memiliki pangkat tinggi di negara ini yang rela harus kehilangan jabatan dan pekerjaannya bahkan bisa masuk penjara demi membalas kebaikan Joe Chandra. Malu dengan jabatan tidak jadi soal. Kebaikan Joe Chan terlalu besar untuk dilewatkan begitu saja.
ADVERTISEMENT
Bukti balasan kebaikan Joe tidak hanya dalam bentuk memberikan surat jalan. Bahkan Joe ditemani jalan-jalan ke Pontianak. Menurut berita di media, jalan-jalannya Joe tidak hanya sekali. Beberapa kali keluar masuk Indonesia. Hanya kebaikannya yang mampu menaklukkan semua itu.
Aparat pemerintah di Kelurahan Grogol Selatan pun tiba-tiba berinovasi dengan layanan jemput bola secepat kilat. Tidak perlu repot-repot keluar dari mobil, karena kebaikan Joe Chan, pemimpin tertinggi di Kelurahan itu bahkan menjemput berkas dari mobilnya. Layanan inovasi cepat tingkat dewa. Sungguh pemimpin yang luar biasa bagus. Melayani rakyat tanpa sungkan untuk menjemput berkas dari mobil warganya. Inovatif mendadak dan merakyat tiba-tiba. Sebuah hasil dari kebaikan.
Sungguh kebaikan yang luar biasa. Bahkan, sebuah pertolongan yang mempertaruhkan reputasi negara ini di kancah internasional pun dilakukan untuk membantu Joe Chan. Tidak tanggung-tanggung bantuannya. Nama Joe Chan bisa hilang dari daftar merah organisasi polisi internasional itu. Hilang tidak berbekas. Sehingga ketika masuk lewat imigrasi, tidak ada bunyi alarm yang berteriak bahwa dirinya sedang dicari. Meskipun telah dicari-cari hingga belasan tahun, dia melaju mulus melewati pintu gerbang negara yang seharusnya dijaga dengan ketat dan tanpa basa-basi. Ternyata, Joe Chan bisa melewatinya, karena dia orang baik.
ADVERTISEMENT
Tetapi, ada satu pertanyaan yang muncul. Ini pertanyaan sebenarnya menguar ke permukaan karena kebanyakan menonton film. Apakah kebaikan-kebaikan Joe Chan hanya sampai pada orang-orang yang telah dipecat, dinon-aktifkan, dimutasi itu? Apakah mereka berani membalas kebaikan-kebaikan Joe Chan dengan pengorbanan yang luar biasa seperti itu tanpa ada yang mengetahui di tingkat lebih tinggi? Apakah mereka berani membalas kebaikan Joe Chan tanpa ada persetujuan dari yang lebih besar menerima kebaikan Joe. Pertanyaan ini tak urung muncul.
Seperti di film-film, biasanya yang dikorbankan dalam suatu film yakni orang-orang yang mainnya paling sedikit. Orang-orang yang paling tidak besar perannya, akan dimatikan duluan. Itu logika di dalam film, yang memang suatu norma umum adanya. Dalam suatu kejahatan yang terorganisir pun, demikian juga. Mereka yang kecil-kecil yang dikorbanku duluan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, menjadi sesuatu yang luar biasa kemudian. Jika yang sudah dipecat, yang berjabatan dan pendidikan tinggi, itu masih merupakan pemain kecilnya. Apakah ada penerima kebaikan Joe Chan yang lebih besar dan lebih tinggi lagi? Mungkin semacam mastermind-nya? Tak henti pertanyaan itu bermunculan.
Nantilah, kita lihat dalam perjalanan berikutnya. Di pengadilan yang memperkarakan Joe Chan ini mungkin akan muncul aktor-aktor lain penerima kebaikan Joe yang lebih besar dari mereka yang telah dipecat dan dibebastugaskan. Itu hanya satu kemungkinan, yang merupakan sebuah analisa sederhana karena kebanyakan nonton film.
Akhirnya, hanya ada satu pertanyaan terakhir yang menggantung sekarang, setelah penjemputan Joe Chan yang heboh tadi malam. Akankah kebaikan Joe Chan ini memberikannya keuntungan lagi di proses selanjutnya?
ADVERTISEMENT