Konten dari Pengguna

Dinamika Partai Politik di Ghana

Riska Ramadana
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
24 September 2024 11:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska Ramadana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://img.freepik.com/free-photo/african-woman-hold-small-ghana-flag-hands_627829-10822.jpg?uid=R164903094&ga=GA1.1.32142961.1727148649&semt=ais_hybrid
zoom-in-whitePerbesar
https://img.freepik.com/free-photo/african-woman-hold-small-ghana-flag-hands_627829-10822.jpg?uid=R164903094&ga=GA1.1.32142961.1727148649&semt=ais_hybrid
ADVERTISEMENT
Selama tiga dekade terakhir, lanskap politik Ghana didominasi oleh dua partai utama: Partai Patriotik Baru (New Patriotic Party/NPP) dan Kongres Demokratik Nasional (National Democratic Congress/NDC), yang masing-masing telah memenangkan empat pemilihan presiden. NPP adalah partai konservatif liberal berhaluan kanan-tengah yang menjadi salah satu dari dua partai dominan sejak transisi menuju demokrasi pada tahun 1992. Partai ini berhasil meraih kursi presiden melalui John Kufuor pada pemilu 2000 dan 2004, serta Nana Akufo-Addo pada pemilu 2016. Dengan lambang gajah Afrika dan warna merah, putih, dan biru, NPP memiliki sejarah panjang yang berasal dari Konvensi Gold Coast Bersatu pada akhir 1940-an. Meskipun sering dihadapkan pada tuduhan kecurangan dalam pemilu, seperti pada tahun 1992, 2008, dan 2012, NPP tetap menjadi kekuatan politik yang signifikan di Ghana.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, NDC adalah partai sosial demokratik yang didirikan oleh Jerry Rawlings, mantan Presiden Ghana. NDC dibentuk sebagai partai penguasa menjelang pemilihan 1992, di mana Rawlings terpilih sebagai presiden dan terpilih kembali pada 1996. Setelah kehilangan kursi kepresidenan pada tahun 2000, NDC kembali meraih kekuasaan pada tahun 2008 dengan kemenangan John Atta Mills. Dikenal dengan simbol payung dan kepala burung merpati, serta slogan "Persatuan, stabilitas, dan pembangunan," NDC juga tergabung dalam Progressive Alliance dan Socialist International, dan terus aktif berpartisipasi dalam setiap pemilihan nasional sejak pendiriannya.
Alih-alih menjadi sistem demokrasi multipartai, Ghana semakin berkembang menjadi demokrasi bipartai, yang merugikan partai kecil dan kandidat independen. Pangsa suara mereka dalam pemilihan presiden dan parlemen terus menurun, sebagian besar disebabkan oleh sistem pemenang mengambil semuanya (winner-takes-all). Kegagalan untuk bersatu di antara partai kecil dan kandidat independen, ditambah dengan meningkatnya monetisasi dalam politik pemilihan, semakin memperkecil peluang mereka.
ADVERTISEMENT
Pandangan NPP dan NDC di Pemilu 2024
https://img.freepik.com/free-photo/african-woman-hold-small-ghana-flag-hands_627829-10822.jpg?uid=R164903094&ga=GA1.1.32142961.1727148649&semt=ais_hybrid
Dalam pemilu 2024, NPP dan NDC menyajikan visi yang sangat berbeda untuk masa depan Ghana. NPP, yang dipimpin oleh Mahamudu Bawumia, mengusulkan pendekatan bertahap untuk meningkatkan kebijakan yang ada. Mereka menekankan kemitraan publik-swasta, pengurangan pengeluaran pemerintah, serta penyelesaian proyek infrastruktur yang sedang berlangsung. Selain itu, fokus NPP juga terletak pada digitalisasi sebagai alat untuk memerangi korupsi dan meningkatkan keamanan dengan memperkuat perlindungan perbatasan.
Sebaliknya, NDC, yang dipimpin oleh mantan presiden John Mahama, menyerukan "reset" total terhadap kebijakan yang ada, dengan pendekatan intervensi yang lebih kuat dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Mahama berjanji untuk meninjau kembali program pendidikan, mendirikan dana untuk penyakit kritis, dan memperkuat sektor pertanian dengan menghidupkan kembali inisiatif yang sukses di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Kedua partai mengakui pentingnya memberdayakan perempuan dan mempromosikan hubungan internasional, meskipun dengan strategi yang berbeda. Pertarungan antara NPP dan NDC mencerminkan dua filosofi yang berbeda mengenai arah perkembangan Ghana di masa mendatang.