Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sebelum Indonesia dan Setelah Indonesia
6 November 2024 13:35 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rival Laosa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sejarah, dengan akar-akar tradisi yang menghubungkan kita pada masa lalu yang panjang dan kompleks. Saat kita menelusuri jejak peradaban bangsa, kita menyaksikan transformasi besar dari pemikiran politik yang dulunya berpijak pada kekuasaan absolut dan spiritual, kini berubah menuju demokrasi dan hak asasi manusia. Di era kerajaan, pemimpin dianggap memiliki legitimasi ilahi, yang menjadikan mereka simbol kekuatan dan persatuan. Sementara hari ini, pemerintah justru dipandang sebagai perwakilan rakyat yang harus akuntabel dan transparan.
ADVERTISEMENT
Masa Kerajaan, sebelum Indonesia terbentuk sebagai negara-bangsa menyajikan potret yang unik. Pada masa ini, raja-raja dari kerajaan besar seperti Majapahit dan Sriwijaya menerapkan kebijakan inklusif yang berorientasi pada stabilitas dan persatuan. Para penguasa ini menggabungkan kekuatan spiritual dan politik, dan seringkali dianggap sebagai perwujudan dari kehendak ilahi. Mereka berhasil menciptakan kesatuan di tengah keragaman, dan ini menjadi fondasi awal dari konsep persatuan yang tetap relevan hingga kini. Kehidupan budaya dan seni juga berkembang pesat di bawah naungan kerajaan, sehingga menjadikan mereka pusat peradaban Nusantara yang beragam dan penuh nilai-nilai budaya.
Namun, zaman berubah, dan Indonesia pun turut berevolusi. Dengan datangnya era modern, kita mengalami lonjakan besar dalam pemikiran politik. Konsep demokrasi membuka pintu bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, menggantikan kepatuhan pasif yang dulu dituntut dari rakyat terhadap penguasa. Demokrasi membawa harapan baru, sebuah janji bahwa suara rakyat akan didengar dan dipertimbangkan dalam kebijakan. Meski begitu, kenyataannya tidak selalu seindah konsepnya; praktik korupsi dan politisasi identitas sering menjadi hambatan dalam upaya kita menuju sistem yang benar-benar inklusif dan adil. Transisi pasca-reformasi di Indonesia memang telah membangun mekanisme transparansi dan akuntabilitas, tetapi sering kali terhambat oleh kepentingan elit politik yang tidak rela melepas kekuasaan.
Melihat kondisi saat ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan global yang semakin kompleks. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi terus menunjukkan tanda-tanda positif meski ada tekanan inflasi dan ketidakpastian global. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, Indonesia masih berhasil mempertahankan pertumbuhan yang relatif stabil. Hal ini mencerminkan kekuatan dan ketahanan ekonomi Indonesia. Namun, di sisi lain, pertumbuhan ini perlu ditopang oleh kebijakan yang berfokus pada pemerataan dan keadilan sosial agar dampak positifnya dapat dirasakan oleh seluruh rakyat.
ADVERTISEMENT
Apa yang bisa kita pelajari dari masa lalu? Pemikiran zaman kerajaan, dengan nilai-nilai stabilitas dan persatuan, jelas memiliki kebijaksanaan tersendiri. Nilai-nilai tersebut tetap relevan dalam dunia modern, terutama sebagai pengingat akan pentingnya kerukunan dan persatuan di tengah keragaman bangsa ini. Tetapi, pendekatan politik modern yang menempatkan partisipasi rakyat sebagai komponen utama juga tidak kalah pentingnya. Dalam era yang menuntut pemerintah untuk lebih responsif, demokrasi dan hak asasi manusia adalah prinsip-prinsip yang tidak bisa diabaikan.
Indonesia perlu terus bergerak maju, mengadaptasi nilai-nilai terbaik dari masa lalu sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip modern yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan partisipasi publik. Integritas moral dan komitmen terhadap keadilan adalah nilai-nilai universal yang seharusnya menjadi pedoman dalam setiap era pemerintahan, baik di masa lalu maupun masa kini. Harapan kita adalah agar Indonesia mampu berkembang sebagai negara yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga bermartabat dalam nilai dan identitas bangsanya.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan akhir dari hal ini, meskipun pemikiran zaman kerajaan memiliki kebijaksanaan tersendiri dalam menciptakan stabilitas dan persatuan, pendekatan modern lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat kontemporer yang mengedepankan partisipasi aktif dan perlindungan hak asasi manusia. Pelajaran dari sejarah tetap penting; integritas moral dan komitmen terhadap keadilan adalah prinsip-prinsip universal yang harus terus dijunjung tinggi dalam setiap sistem pemerintahan. Dengan demikian, harapan agar Indonesia dapat terus beradaptasi dengan perubahan zaman sambil tetap menghargai warisan budaya dan sejarah yang telah membentuk identitas bangsa adalah suatu keharusan. Dalam menghadapi tantangan global saat ini, penting bagi kita untuk belajar dari masa lalu guna membangun masa depan yang lebih baik bagi semua warga negara.
ADVERTISEMENT