Konten dari Pengguna

Hari Ayah Nasional: Kedudukan Seorang Ayah dalam Pandangan Islam

Rivan Efendi
Rivan Efendi ialah Penulis dan Jurnalis Muda asal Aceh. Ia memiliki ketertarikan khusus pada kajian self-improvement, sejarah, dan politik. Ia juga rutin mengirimkan tulisannya di beberapa media seperti Kumparan, IBTimes, Indozone.
10 November 2023 14:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rivan Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. | Foto: Rivan Efendi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. | Foto: Rivan Efendi
ADVERTISEMENT
Hari Ayah adalah sebuah momen untuk mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada sosok ayah yang telah berjasa bagi kita. Namun, apakah kita sudah mengetahui betapa luar biasanya sosok ayah dalam pandangan Islam? Apakah kita sudah memahami hakikat dan tanggung jawab seorang ayah sebagai kepala keluarga?
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, ayah adalah sosok yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia. Ayah adalah orang yang pertama kali mengajarkan kita tentang tauhid, untuk mengesakan Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam. Ayah juga adalah orang yang pertama kali mengajarkan kita tentang syariat, untuk mengamalkan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Ayah juga adalah orang yang pertama kali mengajarkan kita tentang akhlak, agar dapat bersikap baik dan sopan kepada sesama makhluk.
ilustrasi. | Gambar: shutterstock/Mama-Belle-and-the-kids
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan beberapa nama-nama nabi yang merupakan ayah yang hebat dan teladan bagi umat manusia. Misalnya, Nabi Nuh AS yang menjadi ayah dari Sam, Ham, dan Yafits. Nabi Nuh AS menunjukkan ketabahannya dalam menyampaikan dakwah kepada kaumnya yang kafir dan durhaka. Nabi Nuh AS juga menunjukkan keikhlasannya dalam menerima takdir Allah SWT yang menghukum kaumnya dengan banjir besar. Namun, Nabi Nuh AS hanya dapat menyelamatkan keluarga dan pengikutnya yang beriman dan binatang-binatang yang diperintahkan oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Kisah lain adalah tentang Nabi Luth AS yang menjadi ayah bagi dua orang putri. Nabi Luth AS menunjukkan keberaniannya dalam menentang kemaksiatan yang dilakukan oleh kaumnya yang menyukai sesama jenis. Nabi Luth AS juga menunjukkan kepatuhannya dalam mengikuti perintah Allah SWT yang menyuruhnya untuk meninggalkan kota Sodom yang akan dihancurkan. Nabi Luth AS hanya dapat menyelamatkan dirinya dan kedua putrinya, sedangkan istrinya yang kafir dan ikut mendapatkan azab.
Kisah terakhir adalah tentang Nabi Zakariya AS yang menjadi ayah bagi Nabi Yahya AS. Nabi Zakariya AS menunjukkan keajaibannya dalam mendapatkan seorang putra di usia yang sudah tua dan istrinya yang sudah memasuki usia menopause. Nabi Zakariya AS juga menunjukkan kecintaannya kepada putranya dengan memberinya nama Yahya yang berarti hidup. Nabi Zakariya AS juga menunjukkan kebanggaannya kepada putranya yang menjadi penerusnya untuk menyebarkan Islam.
Ilustrasi. | Gambar: shutterstock/PeopleImages.com-Yuri-A
Dari kisah-kisah di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa seorang ayah dalam Islam memiliki kedudukan yang luar biasa dengan berbagai bentuk perjuangan yang dihadirkan olehnya. Kedudukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Seorang ayah adalah wali dalam keluarga yang memiliki hak untuk memberikan izin dan restu kepada anak-anaknya dalam hal pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Seorang ayah dituntut untuk adil, bijak, dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan yang memengaruhi masa depan anak-anaknya. Keputusan-keputusan penting seperti pilihan pasangan hidup, arah pendidikan, dan langkah-langkah karier seringkali memerlukan pandangan dan restu seorang ayah.
2. Seorang ayah adalah imam dalam keluarga, yang menjadi panutan dan pemimpin dalam hal ibadah. Ia bertanggung jawab untuk mengajarkan dan membimbing anak-anaknya dalam menjalankan ajaran agama, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Ayah harus menjadi contoh yang taat, shalih, dan berilmu dalam menjalankan kewajiban agama. Dengan menjadi imam dalam keluarga, ayah memastikan bahwa nilai-nilai agama terpelihara dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
3. Seorang ayah adalah qawwam dalam keluarga, yang menjadi penjaga dan pelindung dari segala gangguan, bahaya, dan musuh. Ayah harus menjadi sosok yang kuat, berani, dan waspada dalam menjaga kehormatan dan keselamatan keluarganya. Ini mencakup tanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan. Ayah juga harus menjadi teladan dalam menjalani hidup yang halal, bermoral, dan menjauhi segala bentuk perilaku yang merusak keluarga.
4. Seorang ayah adalah rabb dalam keluarga, yang menjadi pemberi rizki dan pemelihara dari segala kebutuhan. Ayah harus menjalani hidup dengan rajin bekerja, mencari nafkah secara halal, dan memastikan bahwa keluarganya memiliki segala yang diperlukan untuk hidup dengan layak. Keberhasilan dalam memberikan rizki dan pemeliharaan yang baik adalah bentuk pengabdian seorang ayah kepada keluarganya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak harus menyadari bahwa ayah kita adalah sosok yang luar biasa. Ayah adalah pilar yang kuat dalam keluarga, yang bertanggung jawab atas kesejahteraan fisik, emosional, dan spiritual keluarga. Ayah adalah sumber inspirasi dan teladan bagi anak-anaknya, membimbing mereka menuju jalan yang benar. Kita harus selalu berbakti, hormat, dan menyayangi ayah kita, menghargai peran dan pengorbanan yang telah diberikannya kepada kita sepanjang hidup.
Ilustrasi. | Gambar: shutterstock/LightField-Studios
Selain itu, kita juga harus selalu mendoakan agar Allah SWT memberikan kesehatan, kesabaran, dan kebahagiaan kepada ayah kita. Doa-doa kita merupakan wujud kasih sayang dan perhatian kita terhadap mereka yang telah bekerja keras untuk keluarga kita. Dalam Islam, doa anak yang saleh untuk orang tua adalah amal yang sangat dihargai, dan doa tersebut dapat menjadi penyejuk hati bagi ayah kita.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus aktif berpartisipasi dalam kehidupan keluarga, membantu ayah dalam tugas-tugas rumah tangga, dan berusaha menjadikan rumah kita tempat yang harmonis dan penuh kasih sayang. Kita harus mendengarkan nasihat dan pelajaran yang diberikan oleh ayah kita, karena pengalaman dan kebijaksanaannya akan membimbing kita dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan dalam hidup.
Selain itu, sebagai anak yang berpendidikan, kita juga memiliki kewajiban untuk terus memperkaya ilmu pengetahuan kita, mengembangkan diri, dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat dan agama. Ayah kita pasti akan bangga melihat kita tumbuh menjadi individu yang berkompeten dan berakhlak mulia yang bermanfaat untuk sosial.
Ilustrasi. | Gambar: shutterstock/Mama-Belle-and-the-kids
Dalam ajaran Islam, sikap hormat dan kepatuhan kepada orang tua, terutama ayah, merupakan salah satu nilai yang sangat ditekankan. Allah SWT sendiri dalam Al-Quran mengingatkan kita untuk berbakti kepada orang tua dengan penuh kasih sayang. Firman-Nya dalam Surat Al-Isra (17:23) menyatakan, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia."
ADVERTISEMENT
Dari ayat ini, kita dapat melihat betapa pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua. Ini mencakup menghindari perkataan yang kasar atau tidak sopan terhadap mereka. Kita juga harus menjaga hati dan perasaan mereka, terutama jika mereka telah mencapai usia lanjut dan membutuhkan perhatian khusus.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua. Beliau bersabda, "Keridhaan Allah terletak pada keridhaan orang tua, dan murka Allah terletak pada murka orang tua," (HR. Tirmidzi). Pesan ini menegaskan bahwa berbakti kepada orang tua adalah bagian integral dari agama Islam.
Ilustrasi. | Gambar: shotterstock/Drazen-Zigic
Selain menjalankan kewajiban berbakti kepada ayah, kita juga harus menjaga hubungan yang baik dengan ayah kita. Ini mencakup berbicara dengan lembut, mendengarkan dengan sabar, dan memahami pandangan serta nasihat yang diberikan olehnya. Terkadang, kita mungkin memiliki perbedaan pendapat dengan ayah kita, tetapi kita harus berusaha untuk menjaga komunikasi yang baik dan mencari solusi bersama.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks masyarakat kita yang semakin modern dan berubah dengan cepat, peran seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya menjadi semakin penting. Ayah adalah sosok yang harus memberikan teladan yang baik dalam hal nilai-nilai agama, etika, dan moralitas. Ia juga harus membimbing anak-anaknya dalam menghadapi tantangan-tantangan modern seperti teknologi dan budaya yang berubah-ubah.
Sebagai seorang anak, kita perlu memberikan dukungan kepada ayah kita dalam menjalankan perannya. Kita bisa membantu dengan tugas-tugas rumah tangga, mendengarkan curahan hati mereka, dan memberikan dorongan serta penghargaan atas usaha mereka. Kita juga dapat berbicara terbuka dengan ayah kita jika ada masalah atau kekhawatiran yang perlu dibicarakan bersama.
Selain itu, penting juga untuk mencari inspirasi dari ayah-ayah yang hebat dalam sejarah Islam dan dunia. Melalui mempelajari kisah-kisah mereka, kita dapat mengambil pelajaran dan motivasi untuk menjadi anak yang berbakti dan berharga bagi ayah kita.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulannya, ayah adalah sosok yang luar biasa dalam Islam. Ia memiliki kedudukan yang mulia dan tanggung jawab besar sebagai kepala keluarga. Kita sebagai anak-anak memiliki kewajiban untuk menghormati, menyayangi, dan berbakti kepada ayah kita. Melalui pengertian dan penghargaan terhadap peran ayah, kita dapat menjalani kehidupan keluarga yang penuh kasih sayang dan harmoni, serta menjaga nilai-nilai agama yang telah diajarkan oleh ayah kepada kita. Semoga Allah SWT memberkahi ayah-ayah kita dan memberikan mereka kesehatan, kesabaran, serta kebahagiaan dalam menjalankan peran yang mulia ini.

Ayah adalah orang yang pertama kali mengajarkan kita tentang akhlak, syariat, tauhid yang bertujuan agar anaknya selamat dan bahagia di dunia maupun akhirat.