Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Urusan Fashion Jangan Diambil Pusing
14 Juli 2021 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hendri Rizaldi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya sendiri sebagai seorang yang tertarik akan fesyen, saya tidak pernah risau akan perkembangan fesyen saat ini dan tidak harus pula untuk mengikuti tren fesyen yang sedang berkembang. Saya sering berpakaian yang mungkin bagi pandangan sebagian orang terlihat “aneh”.
ADVERTISEMENT
Misal pada tren celana cut bray yang booming di tahun 90-an, saya terapkan di zaman sekarang dengan kombinasi gaya modern. Tentu saja saya tidak khawatir dengan penampilan saya, karena menganggapnya sebagai fesyen yang nyaman buat saya.
Jika fesyen diartikan sebagai gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya, maka saya memiliki hipotesis yang sedikit berbeda mengenai fesyen, saya menambahkan aspek kenyamanan di dalamnya. Percuma saja kalau mengikuti tren yang populer, namun tidak ada rasa nyaman dalam menggunakannya.
Karena sebenarnya bisa saja, fesyen seseorang itu hanya mengikuti tren pada kalangannya. Ia terpaksa seharusnya bergaya seperti itu karena tuntutan circle-nya.
Di era saat ini, di tengah pesatnya perkembangan fesyen, masih banyak yang beranggapan bahwa jika tidak mengikuti tren fesyen yang sedang populer maka dianggap sebagai orang yang “jadul” alias ketinggalan zaman, bahkan kerap kali dijauhi oleh lingkungan.
ADVERTISEMENT
Di sinilah permasalahannya. Banyak yang masih mengindahkan penilaian orang lain terhadap apa yang mereka kenakan, serta seberapa mewah dan mahal aksesori yang mereka punya. Sehingga tak jarang berakhir menjadi rendah diri sampai-sampai mengalami depresi. Tidak sedikit pula dari mereka yang risau dan rela melakukan segalanya hanya karena merasa tidak cukup dan tidak sempurna dalam menerapkan fesyen.
Bagi sebagian orang pula, mengikuti perkembangan fesyen adalah suatu keharusan guna memperlihatkan eksistensi dan memperoleh atensi. Sehingga tidak jarang mengikuti tren dan saling bersaing untuk menjadi yang pertama dalam urusan fesyen (trendsetter).
Padahal fesyen merupakan suatu wadah untuk kebebasan berekspresi tanpa adanya tuntutan atau tekanan darimana pun. Apa yang dipakai dan bagaimana memakainya seharusnya menjadi sebuah kenyamanan dalam penerapannya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu persepsi terhadap perkembangan fesyen juga harus tepat. Harus dipahami bahwa fesyen memiliki sifat yang tidak tahan lama dan adanya perubahan yang berlangsung secara terus menerus. Tentu perkembangan fesyen itu berbeda di setiap lini kehidupan dan juga perkembangan tersebut tidak terbatas oleh apa pun.
Tidaklah perlu memaksakan diri sendiri ataupun orang lain untuk mengikuti tren fesyen yang sedang berkembang. Sudah semestinya kita memiliki pemahaman bahwa cara dan pilihan jenis berfesyen, erat hubungannya dengan bagaimana kita menghargai diri sendiri dan orang lain.
Setiap orang tentu memiliki pandangan terhadap fesyen yang berbeda-beda. Petani ketika dinas misalnya, tentu outfit yang digunakan haruslah nyaman ketika dikenakan saat beraksi di persawahan. Tidak sedikit bagi mereka dengan kaus partai saja sudah cukup untuk membuat nyaman, dan itulah fesyen mereka.
ADVERTISEMENT
Bagi saya permasalahan utama di zaman sekarang itu bukanlah sebatas penampilan, melainkan bagaimana meyakinkan diri untuk berpenampilan senyaman mungkin tanpa harus terikat dengan perkembangan fesyen.
Sebenarnya tidaklah perlu ambil pusing ketika menentukan fesyen yang sesuai dengan kita. Tidak ada aturan baku dalam berpakaian, tidak ada sanksi pula ketika berpakaian tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Selama itu membuat nyaman, maka sah-sah saja digunakan. Ingat, kalau fesyen itu tidak kaku dan fesyen bisa dalam bentuk apa aja.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini