Konten dari Pengguna

Budi Utomo Selama Masa Awal Berdirinya Volksraad

Rizka Hanifah Febriana
Mahasiswa Ilmu Sejarah, UNNES
11 November 2022 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizka Hanifah Febriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penggagas dan Pendiri Organisasi Budi Utomo. Sumber: Dok Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Penggagas dan Pendiri Organisasi Budi Utomo. Sumber: Dok Pribadi
ADVERTISEMENT
Perkembangan Budi Utomo saat itu tepat pada 20 Mei 1908 terasa sudah begitu jauh berdiri dalam presepsi sejarah generasi masa sekarang ini. Merujuk pada awal berdirinya sekitar tahun 1908, Budi Utomo merupakan sebuah organisasi nasional pertama di Indonesia. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal baru bagi masa Kebangkitan Nasional Indonesia. Perjuangannya ketika masa terdahulu menjadikan tanggal berdirinya Budi Utomo sekarang diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
ADVERTISEMENT
Suasana umum mulai terasa ketika berselang beberapa tahun kemudian, Gubernur Jendral Van Limburg Stirum pada tanggal 18 Mei 1918 pada pidato resminya mengumumkan dibukanya Volksraad sebagai badan penasihat. Sebuah pesan berbahasa inggris yang dikirimkan oleh gubernur jendral kepada mentri jajahan memperkuat optimisme bahwa pembukaan Volksraad diyakini menjadi permulaan zaman baru.
Perkembangan Budi Utomo Sejak Awal Didirikan
Budi Utomo merupakan organisasi nasional pertama di Indonesia. Budi Utomo pertama kali didirikan oleh perkumpulan siswa kedokteran STOVIA (Sekolah Pendidikan Dokter Pribumi) di Batavia pada 20 Mei 1908. Latar belakang terbentuknya Budi Utomo disebabkan oleh perkembangan pendidikan Barat di Indonesia yang berjalan lambat tapi pasti selama paruh kedua abad ke-19.
Kecakapan dan keahliannya dalam bidang kesehatan, Dr. Wahidin Sudirohusodo memainkan peranan penting dalam mengagas berdirinya organisasi Budi Utomo bersama dengan murid STOVIA, diantaranya Soetomo, Soeraji dan Goenawan Magoenkoesoemo. Mereka merupakan salah satu anggota yang berasal dari golongan kaum intelektual, elite Jawa, seorang bangsawan maupun seorang pribumi sekalipun.
ADVERTISEMENT
Organisasi Budi Utomo berorientasi di bidang pendidikan dan kebudayaan guna membantu para pribumi untuk menempuh pendidikan di samping sebagai syarat untuk menjadi pejabat pemerintahan. Duduk di bangku sekolah serta memperoleh ilmu pendidikan dahulu hanya terbatas bagi kaum elite dan priyayi saja.
Peryataan bergeraknya organisasi Budi Utomo diumumkan pada sidang pertama yang diselengarakan bertepatan pada bulan puasa tepat di bulan Oktober bertempat di Kota Yogyakarta dengan dihadiri sekitar 300 orang. Budi Utomo ditugaskan untuk merintis jalan guna menciptakan suasana yang harmonis bagi negri dan bangsa Hindia Belanda dengan cita-cita memperoleh dukungan luas baik di kalangan kaum cendekiawan di Jawa, para pelajar hingga masyarakat pribumi secara umum.
Dalam kongres kedua dilaksanakan dengan memfokuskan kegiatan pada pemilihan badan kepengurusan organisasi. Perhatiannya terhadap perbaikan kesejahteraan dan pendidikan bagi rakyat pribumi menjadikan Tirtokoesoemo sebagai anggota di mata sidang Budi Utomo akhirnya terpilih menjadi pemimpin organisasi.
ADVERTISEMENT
Walaupun semula Budi Utomo merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, namun kemudian organisasi ini mengalami sebuah perubahan besar. Pada tahun 1918, saat Gubernur Jendral Van Limburg Stirum secara resmi mengumumkan dalam pidatonya mengenai Volksraad. Dinamika yang harus dilewati membuat Budi Utomo berubah menjadi suatu organisasi yang berfokus pada bidang politik. Diantara Budi Utomo maupun Van Limburg Stirum memiliki kesamaan pandangan sekaligus mendorong kedua pikiran mereka ke dalam ranah politik.
Perubahan orientasi Budi Utomo juga berpengaruh terhadap cara pandang masyarakat. Kecenderungan terhadap perubahan orientasi ternyata tidak menyurutkan dukungan rakyat terhadap kiprah terdahulunya yang berfokus pada sistem edukasi. Masuknya Budi Utomo ke dalam struktur pemerintahan kolonial merupakan bentuk organisasi tersebut memperjuangkan pembentukan Volksraad.
ADVERTISEMENT
Budi Utomo di dalam Volksraad
Volksraad secara resmi dibentuk serta dilantik oleh Gubernur Jendral Van Limburg Stirum atas nama penjajah Belanda pada tanggal 18 Mei 1918. Dalam bahasa Belanda sebutan Volksraad diartikan sebagai “Dewan Rakyat” atau secara umum disebut sebagai dewan perwakilan rakyat di Hindia Belanda.
Anggota Volksraad terdiri atas sebagian orang-orang Belanda dan juga orang-orang pribumi. Mereka berada dalam forum diskusi penting Volksraad guna bersama-sama menyalurkan pendapat dan aspirasi mereka. Volksraad merupakan sebuah wadah penasihat perkembangan politik rakyat bukan suatu badan parlemen pemerintahan yang dapat mengubah ataupun menetapkan sebuah sistem.
Keberadaan Volksraad menunjukan tanda-tanda menggembirakan di depan perjalanan karir pemerintahan di masa mendatang. Akan tetapi, pada bulan pertama didirikan, sebuah permasalahan kontroversional datang dan mengancam keutuhan badan ini. Perdebatan terjadi diakibatkan oleh penggunaan bahasa resmi Volksraad.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 28 Mei 1918, Djajadiningrat dan Van Hinloopen Labberton menyampaikan sebuah mosi yang berkaitan dengan peryataan tidak keberatan apabila bahasa Melayu dan Belanda ditetapkan sebagai bahasa resmi dalam forum Volksraad. Beragamnya daerah maupun negara asal anggota di dalam Volksraad juga menampung banyak pendapat yang pro dan kontra mengenai persoalaan bahasa ibu mereka sendiri. Digunakannya bahasa lain juga akan menimbulkan kekacauan komunikasi yang luar biasa.
Mendukung mosi tersebut, organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo selama masa keaktifannya bertahun-tahun telah mengangkat bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari atau sebagai bahasa penghubung (lingua franca) di Nusantara. Namun, menurut perwakilan-perwakilan dari Budi Utomo menyebutkan bahwa perhatian tersebut menjadi persoalan kedua di dalam tugas Budi Utomo dan yang lebih utama hanyalah melaksanakan kegiatan politik mereka yang baru. Mereka tetap mendukung mosi penggunaan bahasa Melayu di Volksraad dengan tujuan agar tidak merusak tatanan sastra Jawa dalam penggunannya yang terlalu sering.
ADVERTISEMENT
Disamping permasalahan bahasa yang bukanlah sebagaimana pentingnya, salah satu wakil Budi Utomo yakni Radjiman, menegaskan bahwa arti politik di dalam pembangunan pendidikan masyarkat pribumi dirasa belum memuaskan. Mengingat kedudukannya sebagai wakil Ketua Budi Utomo, maka tidaklah aneh apabila ia dengan teguh menegaskan masalah pertahanan Hindia atau pembelaan terhadap tanah air erat hubungannya dengan hasrat akan kekuatan kaum intelektual di dalamnya.
Pengutamaan sepenuhnya-penuhnya pada perkembangan pendidikan Barat yang masuk di Nusantara, menjadikan Volksraad sebagai material besar dalam membentuk sesuatu bagi tanah air. Diharapkan hal ini akan menghasilkan sesuatu yang positif untuk perkembangan pendidikan yang lebih maju di Nusantara. Namun, penguasaan pendidikan Barat juga harus diimbangi dengan sikap tidak terlalu berlebihan dalam menaggapi ilmu-ilmu yang diajarkan dibandingkan dengan kebudayaan asli masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT
Selama masa kedudukan Volksraad masih berlangsung, Budi Utomo terus menghasilkan sebuah pekerjaan-pekerjaan penting. Hingga dalam waktu batas yang telah ditentukan, Budi Utomo memasuki masa kebimbangan untuk menentukan bagaimana sikap yang harus mereka putuskan. Dua pilihan harus mereka tempuh, haruskah menempuh jalan dalam garis moderat di bawah pengarahan politik etis atau memulai langkah baru yang radikal bersama organisasi-organisasi pribumi lain di bawah kedudukan Volksraad? Perubahan politik kolonial telah merubah kepentingan vital organisasi ini.