Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Anies Soal Partisipasi Pendidikan dan Tenaga Kerja di Jakarta
14 November 2017 14:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Rizki Baiquni Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Partisipasi murni Sekolah Menengah Atas (SMA) di DKI Jakarta hanya sebesar 68%. Setidaknya angka itu disebut oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada acara Kumparan On Boarding Batch 2, di Ballroom Kuningan City, Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
Padahal, menurutnya, sebuah kota selalu menuntut sumber daya manusia yang memiliki pendidikan yang baik. Dan di situlah letak akar masalahnya.
Anies mencontohkan bila untuk menjadi seorang Office Boy (OB) di Kumparan saja, pasti minimal membutuhkan ijazah SMA. Sementara, masih banyak warga Jakarta yang belum mampu mengakses pendidikan sejauh itu.
Konsekuensinya, sambung Anies, paling tidak ada 32% dari warga Jakarta yang belum mampu menikmati lapangan kerja di kotanya sendiri.
Kekosongan itu yang lalu kerap diisi oleh orang-orang dari luar Jakarta. Roda perekonomian Ibu Kota dapat terus berjalan tanpa terasa ada masalah serius.
"Itu kenapa kita tidak pernah melihat itu (masalah pendidikan di DKI) sebagai sebuah masalah" Ujar Anies
ADVERTISEMENT
Bagi Anies, yang membuat kota sebagai kota adalah ada manusianya. Kesejahteraan warga DKI harus diberikan merata ke semua pihak.
"Kita ingin kebijakan yang memang berpihak pada pengembangan yg lemah. Penguatan yang marjinal." Tandasnya