Konten dari Pengguna

Refleksi Guru di Hari Pendidikan: Surat Cinta Ibu untuk Muridku Tersayang

Rizki Feby Wulandari
Penulis lepas.
2 Mei 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Feby Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi siswa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Foto: Toto Santiko Budi/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siswa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Foto: Toto Santiko Budi/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selamat hari pendidikan; untuk semua orang yang mengusahakan pendidikan semakin baik dan baik ke depannya di negeri ini. Bicara tentang pendidikan, tidak afdhol jika guru tidak disenggol. Ujung tanduk Pendidikan siapa lagi jika bukan mereka yang berjuang di akar rumput?
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Ibu ingin mengucapkan terima kasih, sudah menerima Ibu apa adanya. Sebagai guru muda yang belum memiliki pengalaman dalam banyak hal. Terima kasih sudah bersedia sama-sama belajar. Ibu belajar bagaimana cara mengajar kalian. Kalian belajar memahami apa yang Ibu sampaikan.
Tulisan ini muncul atas kegelisahan Ibu di suatu momen terbesit pikiran, ”apakah metode pembelajaran dan cara mendidik yang ibu terapkan ke kalian sudah benar?”. Kalian tahu momen apa yang membuat Ibu merasa gagal sebagai guru? bukan saat nilai kalian jelek.
Namun, saat di kantor guru mendengar bapak ibu guru lain mengeluhkan kalian. Ada jeritan dalam hati, ”apa betul anakku seperti ini?”, jika nyatanya begitu adanya pada titik itulah Ibu memutar otak, ”Apa yang harus Ibu lakukan, untuk membawa perubahan pada diri kalian?”
ADVERTISEMENT
Memang Ibu bukan wali kelas yang selalu ada setiap hari membersamai. Namun sebagai guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; perihal tingkah laku dan gerak-gerik kamu selalu dari jauh Ibu wanti-wanti. Bukan sekadar perkara, nakal, bodoh, gak bisa diatur, bullying, atau bahkan keterbelakangan, itu semua hanya akibat dari kerasnya dunia yang kalian hadapi.
Ibu paham betul, di luar sekolah banyak kejadian, tangisan, ketakutan, kebimbangan yang kalian hadapi sendirian. Beberapa hanya korban keegoisan orang tua yang ingin menang sendiri, broken home, salah asuhan, hingga nasib ekonomi yang kurang.
Dan hal yang membuat Ibu merasa sedih, saat mengetauhi kalian tidak ada tempat bercerita mengutarakan isi hati dan hanya kalian pendam sendiri. Sekecil itu, teramat berat menanggung semua sendirian. Di titik ini, saat Ibu belum bisa mencari solusi, saat itu Ibu merasa gagal sebagai guru kalian.
ADVERTISEMENT
Penyimpangan atau keterbelakan itu hanya akibat, faktor penyebab yang harusnya menjadi titik fokus. Namun, maafkan atas segala kesibukan dan keegoisan ibu dan guru lainnya; hingga belum sempat memahami dan seringkali disibukkan administrasi belum lagi kepentok capek dan kepenatan kehidupan kita sendiri. Maaf atas segala amarah yang terkadang terlontar dengan alasan yang tidak masuk akal.
Pada tulisan ini Ibu ingin menyatakan pengakuan beserta permintaan maaf atas segala keterbatasan yang Ibu yang belum bisa berbuat banyak untuk kalian. Ibu hanya bisa mengusahakan apa yang masih bisa dalam kendali.
Janji ibu, di sekolah sebisa mungkin berusaha menjadi tempat menyenangkan untuk kalian berbagi cuitan ataupun tangisan. Tegur Ibu, saat masuk kelas tanpa senyuman karena masih membawa beban pikiran dari rumah.
ADVERTISEMENT
Ingatkan Ibu, saat kesabaran terkalahkan rasa capek menghadapi kehidupan. Teriakan kata ”profesional”, agar Ibu kembali menikmati pekerjaan dan mengesampingkan kehidupan pribadi saat bersama kalian.
Ibu pun manusia yang sering khilaf dan lupa, maka dari itu setidaknya tulisan ini membuat Ibu malu jika menodai apa yang Ibu tuangkan dalam surat cinta ini.
Sejauh ini Ibu tidak terlalu memusingkan perihal nilai, sepele hal itu bagi Ibu. Dalam dunia pendidikan nilai hanya memegang bagian terkecil. Masa bodo dengan hasil, proses dan usaha inilah yang menjadi inti dalam pembelajaran kita.
Ibu lebih bangga, saat obrolan panjang kita membawamu pada perubahan, meskipun tidak besar tapi Ibu senang. Meskipun tak jarang juga Ibu membuatmu menangis, Ibu hanya ingin kamu sadar apa yang kamu lakukan. Terima kasih juga, sekembalinya dari momen penuh tangis, senyum lebar kembali kalian tampakan.
ADVERTISEMENT
Ada satu hal yang Ibu yakini, dan Ibu harap kalian juga yakin akan hal ini, ”Tidak ada murid nakal/bodoh/tertinggal, kalian semua pasti punya kelebihan, tolong temukan, jaga, dan kembangkan!” Itu senjata untuk kalian menghadapi kehidupan. Modalnya hanya satu ’percaya’ dari percayalah kalian akan berani. Ibu yakin kalian semua akan menjadi orang sukses di kehidupan mendatang. Sukses dengan jalannya sendiri.
Harapan Ibu, kalian tumbuh jadi pribadi yang mumpuni dalam hal pribadi maupun sosial. Selesai dengan dirinya sendiri sehingga bisa menghargai dan berkontribusi bermanfaat untuk sekitar tanpa mengorbankan diri sendiri.
Satu lagi yang perlu kalian tahu,
Ibu sayang sama kalian.