Arogansi 'Tot-tot-tot'

[Kredit foto: Shutterstock]

Saya muak semuak-muaknya dengan mobil pengawal yang berisik tot-tot-tot (memang begitu suaranya) minta para pengguna jalan meminggir —bahkan tetap muak apabila si mobil pengawal itu benar-benar sedang mengawal pejabat sungguhan.

Saat menyetir/jadi penumpang, kesabaran saya yang sudah porak-poranda digempur kemacetan/kepadatan lalu lintas, terpaksa harus ditambah lebih sabar lagi saat ada mobil tot-tot-tot meminta jalan.

Pada akhirnya selama ini memang saya memilih meminggir daripada adu ribut (atau daripada jadi gila) dan hanya bisa mendoakan yang jelek-jelek untuk mereka yang tot-tot-tot itu meski saya tahu doa saya tidak diijabah karena jumlah tot-tot-tot semakin hari semakin banyak.

Tot-tot-tot terkini yang saya alami adalah pada Minggu malam, 18 September 2022, ketika saya ke Jakarta dari Bandung. Di tol seputaran Karawang yang lagi padat luar biasa itu, ada saja mobil tot-tot-tot yang buru-buru.

Si tot-tot-tot ini memakai bahu jalan paling kanan mepet dengan tembok pembatas, memaksa kami-kami yang sudah di ruas kanan bermanuver agak ke kiri supaya si tot-tot-tot itu bisa masuk dan melaju duluan membelah kemacetan.

Di malam hari begitu, hari Minggu pula, memangnya ada urusan apa sih sampai harus rusuh membelah kemacetan? Lama-lama saya semakin apatis saja. Bilamana itu urusan negara pun, bodo amat lah.

Saya, mungkin juga kamu, cuma warga biasa yang bisanya mengalah. Cuma wong cilik yang pasrah.

Makanya saya girang sekali saat viral ini:

Pengemudi Avanza hitam tidak memberi jalan mobil tot-tot-tot dan tetap tegar tidak memberi jalan meski si tot-tot-tot itu mengancam dengan mengacungkan pistol. Luar biasa!

Si pengemudi Avanza hitam luar biasa!

Si perekam adegan itu juga luar biasa!

Kalian hebat!

Negeri ini akan lebih indah bila tot-tot-tot (dan mental arogansi tot-tot-tot) lenyap.