Konten dari Pengguna

Procrastinate, Si Biang Kerok

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
5 Oktober 2020 21:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 5 Agustus 2021 21:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrator: Kmicican (Pixabay).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrator: Kmicican (Pixabay).
ADVERTISEMENT
Saya punya deadline menulis #userstory setiap Senin. Apa yang seharusnya saya lakukan?
ADVERTISEMENT
Selasa: Mencicil Rabu: Mencicil Kamis: Mencicil Jumat: Mencicil Sabtu: Mencicil Minggu: Mencicil
Sehingga pada Senin tiba akan ada naskah tulisan yang padat karena dicicil sepanjang pekan. Mencicil ini dalam artian membaca, mengobrol, yang intinya mencari serta mendapatkan ide bahan tulisan. Bisa juga sesekali menuangkan ide yang berseliweran di kepala jadi potongan naskah.
Tapi malah ini yang saya lakukan:
Selasa: Tidak mencicil Rabu: Tidak mencicil Kamis: Tidak mencicil Jumat: Tidak mencicil Sabtu: Tidak mencicil Minggu: Tidak mencicil
Apa yang terjadi kemudian?
Senin datang, saya panik. Ya, setidaknya itu yang terjadi Senin pekan lalu waktu menulis Dari Wawancara Pembunuh John Lennon. Apalagi sepanjang hari ada saja yang mengganggu, entah itu kerja (betulan) atau abang GrabFood yang tiba-tiba sudah di depan rumah (hehe).
ADVERTISEMENT
Senin lalu itu saya sesungguhnya berencana menyelesaikan tulisan selepas rapat redaksi jam 21.00 WIB. Rencana mantap itu buyar gara-gara Ananda Badudu dan Angga Sukmawijaya malah bertamu.
Setelah tulisan tayang (dengan susah payah), saya terheran-heran sendiri. Ngapain aja selama sepekan itu. Kerja kan gak "24 jam" sehari meski rasanya iya. Ternyata ini biang keroknya:
Setidak-tidaknya ada tiga hal yang teridentifikasi jadi sumber masalah: pertama, handphone. Saya enggak main games tapi mindless scrolling di 9gag itu sebuah kenikmatan hakiki.
Kedua, laptop. Ada Netflix, YouTube, dan segala hal yang super racun. VPN pada browser laptop ini amat canggih, tapi alih-alih menjelajahi ilmu di jagat maya malah dipakai yang "tidak-tidak".
ADVERTISEMENT
Ketiga, dari lain-lain yang gak berhubungan dengan iPhone dan MacBook semisal gowes sepeda, main gitar, menyapu dan mengepel lantai. Oke, yang terakhir nampak seperti alasan yang dibuat-buat.
Saya buka Google dan mengetikkan "Why do i procrastinate so much". Muncul artikel ini-itu, yang kemudian ujung-ujungnya saya berlabuh di tayangan YouTube TED. Pembicaranya, Tim Urban, pakai tema ini: Inside the mind of a master procrastinator.
Kamu—baik yang pemalas maupun yang rajin—harus nonton video itu. Bagus banget!
Yang saya tangkap dari pemaparan Tim adalah begini: deadline itu makhluk yang enggak nampak sehingga enggak terasa. Sepanjang kita tidak merasakannya, maka kita enggak panik. Sepanjang kita enggak panik, kita lebih memilih untuk enggak kerja. Badan kita cenderung mengerjakan hal-hal yang sifatnya "main" atau "rekreasi" seperti buka 9gag.
ADVERTISEMENT
"If tomorrow is not the due date, then today is not the do date!" begitu kata seseorang.
Anyway, TED menghubungi Urban karena ia bikin ini: https://waitbutwhy.com/. Blog tentang procrastination habbit yang SERU BANGET!
Kembali lagi ke saya dan masalah-masalah procrastinate ini. Jam 9 pagi tadi Pak Dalipin me-WhatsApp saya, saya bilang lagi bikin weekly report untuk rapat jam 10. Jawaban beliau adalah ini:
"Mbok ya laporan mau disampaikan jam 10 itu disiapkan malamnya bukan jam 9 baru dibuat. Kan manajemen waktu yang buruk itu," kata Pak Dalipin.
Lha iya, memang. Saya juga sadar, Pak, ini gara-gara kebiasaan menunda.
Lalu tercetuslah ide menuliskan soal tunda-menunda ini (benar-benar tadi pagi). Tulisan ini mungkin bukti saya jadi procrastinator profesional. Saking malasnya saya mencari topik tulisan, maka "malas" pun menjadi topiknya.
ADVERTISEMENT
Salam.