Konten dari Pengguna

Strategi Machiavellian untuk Pilkada 2024

Rolip Saptamaji
Founder Poligrabs Infographic
30 Juni 2024 21:06 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rolip Saptamaji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pilkada Serentak di Indonesia Generated by PicassoAI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pilkada Serentak di Indonesia Generated by PicassoAI
ADVERTISEMENT
Pilkada 2024 akan segera berlangsung setelah usainya pemilu serentak. Dalam konteks persaingan politik yang intens ini, pemikiran Machiavelli dalam karyanya “The Prince” memberikan wawasan penting tentang strategi dan taktik yang efektif dalam mencapai tujuan politik. Artikel ini akan mengkaji bagaimana analisis Machiavellian dapat digunakan untuk memahami kontestasi pilkada serentak di Indonesia, khususnya terkait isu politik dinasti, incumbent, dan politisi baru yang ikut berkontestasi.
ADVERTISEMENT

Kembali Mengingat Machiavelli

Nicollo Machiavelli
Nicollo Machiavelli adalah pemikir politik dari Florentine, Italia. Ia menulis “The Prince” yang dianggap sebagai nasihat kepada pemimpin. Machiavelli merekam dinamika politik Italia di Abad ke-15 dengan menguliti tabir moralitas yang sering digunakan oleh penguasa untuk mendapatkan legitimasi politik. Ketajaman dan brutalnya realitas yang dihadirkan oleh Machiavelli menampilkan kesan seakan Ia menyarankan tidakan kejam dan tidak bermoral untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan.
Dalam kajiannya, Machiavelli memang menyarankan bahwa kesuksesan politik tidak bergantung pada moralitas. Ia memisahkan moral dan politik pada batas yang tegas karena secara praktek politik moralitas hanya digunakan sebagai tabir. Sehingga, sering disalahpahami sebagai pendukung kebohongan dan manipulasi tanpa batas. Padahal, tujuan utama Machiavelli adalah menunjukkan realitas politik yang kompleks dan dinamis.
ADVERTISEMENT
Ia berusaha mengungkapkan bahwa keberhasilan politik tidak selalu sesuai dengan norma moral tradisional. Namun, persepsi publik yang menganggap Machiavelli sebagai pendorong kejahatan justru menyederhanakan pandangan kritisnya tentang kekuasaan dan kepemimpinan. Pemikirannya sebenarnya menekankan pentingnya fleksibilitas dan pragmatisme dalam politik, bukan sekadar tindakan tidak bermoral.

Belajar dari “Sang Pangeran”

Machiavelli dalam “The Prince” menjelaskan bahwa dalam politik, orang “jahat” cenderung berhasil. Keberhasilan ini dicapai dengan kesediaannya menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Orang “jahat” tidak memegang teguh prinsip, berbohong, memutarbalikkan fakta, menipu dan memikat untuk mencapai tujuan mereka. Sebaliknya, orang “baik”, yang berkomitmen teguh pada prinsip yang baik, sering gagal karena mereka tidak efektif.
Machiavelli membongkar paksa pandangan tradisional tentang kepemimpinan dan moralitas. Ia menunjukkan dengan jelas bahwa kesuksesan politik ditentukan oleh kekuatan dan kemampuan untuk bertindak secara efektif, bukan oleh moralitas dan kebaikan. Hingga saat ini, perilaku kekuasaan yang dijelaskannya 500 tahun yang lalu masih berulang dan menemukan konteksnya.
ADVERTISEMENT
Dalam praktik politik, kompetensi tidak menjadi indikator utama dalam memilih politisi. Masyarakat awam seringkali terombang-ambing oleh citra baik dan buruk yang dimainkan oleh politisi di masa kampanye. Setelah politisi terpilih, masyarakat kemudian merasa kecewa dan dikhianati ketika kebijakan yang dihasilkan tidak sesuai dengan aspirasi mereka di masa kampanye.
Machiavelli Debates Generated by PicassoAI
Pengalaman ini adalah siklus berulang yang kompleks. Machiavelli dalam karyanya juga mengingatkan bahawa seorang penguasa tidak akan kehabisan cara untuk mengingkari janjinya. Dalam konteks inilah karya Machiavelli masih penting untuk dipelajari hingga saat ini baik bagi para poltisi maupun bagi masyarakat biasa agar tidak menempatkan moralitas dan pencitraan sebagai indikator utama dalam memilih politisi.

Analisis Strategi Machiavellian untuk para Kandidat di Pilkada Serentak

Debat Para Politisi di Pasar Generated by PicassoAI

Politik Dinasti dalam Pandangan Machiavellian

ADVERTISEMENT
Politik dinasti menjadi isu yang signifikan dalam pilkada serentak di Indonesia. Bukan hanya menjadi isu hangat pada masa pemilu presiden, politik dinasti sebenarnya isu lama yang kembali mencuat. Praktek politik dinasti juga bukan hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks Pilkada.
Dalam pandangan Machiavellian, dinasti politik ini dapat dianggap sebagai manifestasi dari stabilitas kekuasaan. Ia berpendapat bahwa pemimpin yang mampu mewariskan kekuasaan kepada keturunannya menunjukkan kontrol dan pengaruh yang kuat atas masyarakat dan struktur politik. Dinasti politik secara faktual memiliki keuntungan besar karena warisan nama dan jaringan politik yang sudah mengakar.
Namun, Machiavelli juga mengingatkan tentang risiko kemunduran moral dan stagnasi yang sering terjadi dalam dinasti politik. Pemimpin dinasti cenderung merasa aman dan kurang berinovasi karena mereka mengandalkan warisan kekuasaan. Dalam konteks ini, politisi baru yang ingin menantang dinasti politik harus menyoroti kelemahan dan ketidakmampuan dinasti tersebut untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Menggunakan pendekatan ini, politisi baru dapat menggoyahkan basis dukungan dinasti politik dan menawarkan alternatif yang lebih dinamis dan progresif.
Ilustrasi Politik Dinasti dalam Pilkada Serentak Generated by PicassoAI

Peluang Incumbent dalam Perspektif Machiavellian

ADVERTISEMENT
Incumbent, atau petahana, memiliki keuntungan yang signifikan dalam pemilu karena mereka sudah memiliki akses ke sumber daya negara, jaringan politik yang mapan, dan pengenalan publik yang tinggi. Dalam pandangan Machiavellian, incumbent memiliki posisi yang kuat karena mereka telah menguasai “medan pertempuran” politik dan memahami seluk-beluk administrasi pemerintahan.
Namun, Machiavelli juga menyarankan bahwa incumbent harus terus waspada terhadap ancaman dari luar dan dalam. Untuk mempertahankan kekuasaan, incumbent harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan situasi politik. Mereka harus siap menggunakan taktik yang mungkin tidak selalu etis tetapi efektif untuk menjaga dominasi mereka.
Politisi baru yang ingin menantang incumbent perlu mengadopsi strategi yang cerdas dan taktis. Mereka harus mengeksploitasi kelemahan incumbent, seperti kebijakan yang tidak populer atau skandal korupsi, dan menggunakan media untuk menggalang dukungan. Dengan menggabungkan inovasi dan retorika yang kuat, politisi baru dapat membangun momentum yang cukup untuk menyaingi kekuatan incumbent.
Ilustrasi Incumbent Pilkada Generated by PicassoAI

Strategi Politisi Baru: Pelajaran dari Machiavelli

ADVERTISEMENT
Politisi baru yang memasuki arena pilkada serentak menghadapi tantangan besar dari dinasti politik dan incumbent yang kuat. Dalam pandangan Machiavellian, politisi baru perlu nyali yang kuat untuk menerapkan strategi dan taktik yang tidak konvensional. Pertama, politisi baru harus berani memanfaatkan situasi yang ada untuk keuntungannya dan siap untuk bertindak pragmatis, tidak terjebak dalam idealisme moral yang kaku.
Kedua, politisi baru harus fokus pada membangun citra yang kuat dan kredibel di mata pemilih. Mereka harus menunjukkan ketegasan dan kepercayaan diri dalam visi dan misi mereka. Seperti menggunakan media sosial dan teknologi komunikasi paling up to date untuk menjangkau pemilih potensial yang merasa terabaikan oleh politik tradisional.
Ketiga, politisi baru harus membangun aliansi strategis dengan kelompok-kelompok yang tidak puas dengan status quo. Aliansi ini dapat memberikan dukungan yang signifikan dan membantu memperluas basis dukungan mereka. Selain itu, politisi baru harus bersikap agile untuk terus belajar dari taktik dan strategi lawan, baik dari dinasti politik maupun incumbent, dan siap beradaptasi dengan cepat.
Ilustrasi Politisi Baru dalam Pilkada Serentak Generated by PicassoAI

Kesimpulan

Analisis Machiavellian memberikan wawasan yang penting pada dinamika kontestasi politik dalam pilkada serentak di Indonesia. Politik dinasti, incumbent, dan politisi baru masing-masing memiliki keunggulan dan tantangan yang unik. Dengan menerapkan strategi yang fleksibel, pragmatis, dan taktis, politisi baru dapat menantang kekuatan yang sudah mapan dan meraih keberhasilan dalam pilkada serentak ini. Pemikiran Machiavelli tentang kekuasaan dan politik tetap relevan dalam konteks demokrasi modern terutama dalam menjelaskan bagaimana mencapai dan mempertahankan kekuasaan di tengah persaingan yang ketat seperti Pilkada Serentak.
ADVERTISEMENT

Sumber:

Machiavelli, N (2010) The Prince, Wiley, London
School of Life (2017) Machiavelli advice for the good guys https://www.youtube.com/watch?v=GTQlnmWCPgA&t=31s
Saptamaji, Rolip (2024) Italia punya Nasihat Penting untuk Politisi Baik jelang Pemilu 2024, Kumparan
https://kumparan.com/rolip-saptamaji/italia-punya-nasihat-penting-untuk-politisi-baik-jelang-pemilu-2024-1zU2WW9ZxnV/full
Kompas, 2023, Praktik Politik Dinasti yang Lumrah Terajdi di Insonesia https://www.kompas.id/baca/kompas_multimedia/praktik-politik-dinasti-yang-lumrah-terjadi-di-indonesia
*Artikel ini juga diterbitkan di ngopimovement.org