Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Informasi Geospasial Sebagai Kebutuhan Informasi Yang Esensial
20 Oktober 2022 7:27 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Romanio Bahama Lazuardy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasar survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet 2021, Indonesia merupakan negara di urutan ke-4 dunia, dalam penggunaan internet. Jumlahnya dilaporkan mencapai 210 juta jiwa. Era globalisasi, menjadikan informasi sebagai bagian hidup tiap manusia. Manusia sebagai makhluk sosial, perlu berhubungan dengan manusia lain, serta membangun keterikatan dengan sesamanya.
ADVERTISEMENT
Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang bermakna bagi penggunanya. Ini bermanfaat dalam pengambilan keputusan, di saat sekarang, maupun masa datang. Dalam kondisi tertentu, manusia sebagai individu, kelompok atau pun organisasi, membutuhkan banyak informasi yang mendukung aktivitasnya.
Dalam memenuhi kebutuhan penunjang aktivitas manusia, informasi dapat dikelompokkan jadi beberapa jenis informasi. Pengelompokan informasi berdasarkan fungsinya, berdasarkan format penyajiannya, berdasarkan lokasi kejadiannya, berdasarkan bidang kehidupan, dan penyampaiannya. Informasi tersedia melalui berbagai medium, sehingga dapat diakses dengan mudah. Penyebaran informasi layaknya etalase bagi masyarakat, tersebar dan mudah didapatkan. Termasuk juga informasi geospasial, bagi masyarakat.
Informasi Geospasial Mencegah Tumpang Tindih Lahan
Tanpa disadari, informasi geospasial hadir di dekat area kehidupan sehari-hari manusia. Contohnya denah. Denah sering dihadirkan sebagai petunjuk lokasi, yang melengkapi undangan pernikahan. Denah merupakan informasi geospasial, yang lazim digunakan dalam masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Sedangkan informasi geospasial dalam bentuknya yang lebih kompleks, berupa peta lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu wilayah, bahkan suatu negara. Aktivitas pembangunan tanpa adanya informasi geospasial yang memadai, akan mengakibatkan penyusunan anggaran yang tidak tepat sasaran, maupun tumpang tindihnya penggunaan lahan.
Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai lembaga pemerintah yang bergerak dalam penyelenggaraan informasi geospasial, mencatat 43,4 juta hektare (ha) lahan dalam keadaan tumpang tindih. Tumpang tindih lahan-lahan itu terbagi dalam beberapa kategori: tumpang tindih antara tata ruang provinsi dengan kawasan hutan, atau tumpang tindih antara tata ruang kabupaten / kota dengan kawasan hutan.
Dalam catatan BIG ditunjukkan, tumpang tindih lahan terjadi karena adanya perbedaan dalam penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK). Hal tersebut menunjukkan informasi geospasial tidak digunakan secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi ketaksesuaian tersebut, BIG bersama Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah menguatkan sinergi dalam penyelenggaraan informasi geospasial. Semangat ini juga telah diperkuat oleh Perpres Nomor 23 Tahun 2021, yang mengatur produk kebijakan satu peta dapat digunakan bersama menyusun rancangan pembangunan nasional, berbasis spasial.
Pembangunan Nasional Butuh Simpul Jaringan Informasi Geospasial
Pelaksanaan pembangunan di Indonesia, tidak hanya digencarkan oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga punya kontribusi yang besar. Setiap lembaga pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Bersama-sama melakukan pengelolaan Informasi Geospasia yang tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna. Ini pada akhirnya membentuk Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN).
JIGN tersebut terdiri dari simpul jaringan yang berasal dari berbagai instansi pemerintah pusah dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran dan penyebarluasan data geospasial dan informasi geospasial tertentu.
ADVERTISEMENT
Simpul jaringan ini berperan mendukung kelancaran berbagi data dan informasi geospasial. Sehingga pemanfaatan informasi geospasial diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan.
Bhumandala sebagai Bentuk Apresiasi BIG
Mendorong pemberdayaan simpul jaringan, BIG memberikan penghargaan kepada simpul jaringan - simpul jaringan dengan kinerja terbaik. Momen pemberian penghargaan itu, di perhelatan penganugerahan penghargaan simpul jaringan terbaik. Nama anugerahnya disebut Bhumandala Award. Ini merupakan bentuk apresiasi BIG. Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi, menginspirasi, memperkuat, dan meningkatkan semangat K/L maupun Pemda dalam membangun elemen-elemen simpul jaringannya agar terus terbina berkelanjutan, menuju simpul jaringan yang aktif dan operasional
Bhumandala merupakan bahasa Sansekerta: Bhu-mandala artinya ‘planetary system’. Ini menggambarkan bumi sebagai bagian dari sistem tata surya. Yang seluruhnya kemudian berarti, jaringan informasi geospasial dengan deretan simpul jaringan dari berbagai instansi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Bhumandala Award telah telaksana sejak tahun 2014. Dalam kurun waktu tujuh tahun tersebut, makin banyak instansi pemerintah seperti K/L dan Pemda yang telah menyadari, pembangunan berbasis informasi geospasial sangat menentukan keberhasilan suatu pembangunan.
Tiap tahun Bhumandala Award selalu dilaksanakan dengan tema yang berbeda. Tahun 2021 Bhumandala Award bertema: Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial. Sedankan tahun sebelumnya, momentum penghargaan memunculkan sepuluh nama pemerintah daerah yang telah berupaya optimal, memanfaatkan informasi geospasial. Sepuluh nama tersebut di antaranya Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin, Kota Bontang, Kota Surakarta, Provinsi Sumatera Selatan, Kota Manado, Provinsi D.I. Yogyakarta, dan Kabupaten Sragen.
DKI Jakarta sebagai salah satu pemenang Bhumandala Award, melalui Gubernur Anies Baswedan menyebutkan informasi geospasial memberikan dukungan atas terselenggaranya penyebaran informasi rencana kota yang transparan dan dapat diakses masyarakat. Ini menunjukkan, informasi geospasial bukan hanya sekedar membangun suatu infrastruktur secara fisik. Namun juga membangun sistem informasinya. Masyarakat DKI Jakarta banyak merasakan manfaatnya. Sistem berbasis informasi gespasial banyak membantu penyusunan kebijakan. Salah satunya saat pandemi Covid-19 melanda.
ADVERTISEMENT
Bhumandala Award 2022
Di tahun 2022 BIG kembali memberikan penghargaan simpul jaringan dengan kinerja terbaik, di masing-masing kategori: kementerian, lembaga, provinsi, kabupaten dan kota. Pelaksanaan perhelatan penganugerahan penghargaan simpul jaringan terbaik, Bhumandala Award 2022, pada bulan November 2022. Tahap penilaian dilaksanakan terlebih dahulu pada dokumen laporan kinerja simpul jaringan K/L dan Pemda, oleh tim juri. Kriteria penilaian berdasar implementasi 5 komponen pembangunan infrastruktur informasi geospasial. Ini terdiri dari kebijakan, kelembagaan, standar, sumberdaya manusia, dan teknologi. Penyampaian informasi pelaksanaan penganugerahan Penghargaan Bhumandala Award Tahun 2022 dapat terus diikuti di: www.big.go.id.
Pembangunan Indonesia bukan tanggung jawab salah satu sektor atau kelompok saja. Ada keterkaitan antara fungsi regulator, pelaksana maupun penunjang pelaksana. Jika di antara masing-masing fungsi itu terjadi sinergi secara optimal, membentuk simpul jaringan berbasis informasi geospasial, maka ketimpangan penyelenggaraan informasi geospasial akan dapat ditekan BIG berperan memfasilitasi terbangunnya sinergi.
ADVERTISEMENT
Di sisi regulator BIG memberikan informasi geospasial untuk dijadikan sebagai acuan spasial dalam Menyusun perencanaan kebijakan. Pada sisi pelaksana, informasi geospasial yang dihasilkan BIG menjadi acuan dasar kewilayahan agar pembangunan tepat sasaran. Sedangkan sebagai penunjang pelaksana, BIG memastikan seluruh keperluan informasi geospasial dapat tersedia memadai.
Jika semua pihak, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah makin memahami dan cakap menggunakan informasi geospasial, niscaya pembangunan yang masif dan tepat sasaran bukan lagi jadi angan-angan. Dengan adanya penghargaan tinggi bagi penyelenggaraan informasi geospasial di antara berbagai kepentingan, sudah seharusnya instansi pemerintah baik pusat maupun daerah berlomba-lomba untuk jadi yang terbaik.
Namun bukan sekedar terbaik dalam memperoleh penghargaan, berikut juga jadi yang terbaik memberikan manfaat kepada masyarakat melalui informasi geospasial. Badan Informasi Geospasial memiliki posisi sentral dalam memfasilitasi tersedianya informasi geospasial yang memadai.
ADVERTISEMENT
Romanio Bahama Lazuardy
Pranata Humas Badan Informasi Geospasial