Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fakta Geologis Menarik Gunung Api Ebulobo, Flores
19 Juni 2021 19:20 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gunung Ebulobo dan Desa Adat Boa Wae yang Indah
ADVERTISEMENT
Setiap Gunung api memiliki peristiwa menarik yang tidak dimiliki oleh aktivitas gunung api lainnya. Keunikan ini lah yang menjadi dasar dalam penelitian gunung api yang berkelanjutan. Edukasi terhadap gunung api-gunung api di Indonesia harus dilakukan, untuk meminimalisasi korban jiwa dan untuk memperkuat kapasitas masyarakat di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Gunung Ebulobo yang terletak di arah tenggara Cekungan Soa ini memiliki fakta menarik tentang periode erupsi yang cukup lama, dan skala erupsi dominan pada skala 2 VEI. Keberadaan Gunung Ebulobo saat ini pada masa unrest sejak tahun 1941. Bagaimana sejarah Gunung Ebulobo?
Apakah di masa mendatang dapat berdampak ke masyarakat di sekitar Gunung Ebulobo? Mari simak fakta menarik Gunung Ebulobo berikut!
Geologi Gunung Api Ebulobo
Gunung api Ebulobo (2123 mdpal) merupakan Gunung api Strato yang memiliki kubah lava di puncaknya. Gunung api ini merupakan Gunung api Tipe A. Tatanan tektonik Gunung api Ebulobo yaitu Zona Subduksi dengan tipe batuan utama yaitu batu andesit hingga basaltik-andesit.
ADVERTISEMENT
Gunung api Ebulobo juga dikenal dengan Gunung Amburombu atau Keo Peak. Gunung api Ebulobo tidak memiliki nama kawah, terdapat paling sedikit delapan titik letusan dan tiga kubah lava di puncak Gunung Ebulobo.
Analisis Morfologi dan Struktur Geologi oleh PVMBG menyimpulkan Gunung api Ebulobo terbentuk di dalam zona depresi dalam suatu kompleks gunung api tua. Pembentukan zona depresi Gunung Ebulobo diduga dikontrol oleh struktur sesar.
Pembentukan tubuh Gunung api Ebulobo muda, sebagian besar tumbuh di atas lereng gunung api tua serta batuan sedimen hasil endapan gunung api tua, dan menempati zona depresi. Gunung api Ebulobo ini dibentuk oleh batuan berkomposisi andesit hingga basalt dan aliran piroklastik umumnya bersifat guguran.
Kubah-kubah lava yang terdapat di dalam kawah puncak berfungsi sebagai cap rock (endapan batuan yang menyumbat keluarnya gas gunung api) sehingga akan sangat berbahaya jika terjadi letusan yang eksplosif.
ADVERTISEMENT
Gunung api Ebulobo berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan dan analisa foto udara, dibagi menjadi 3 kelompok satuan batuan dari tua ke muda dengan urutannya adalah sebagai berikut : Endapan Pra Ebulobo, Endapan Gunungapi Ebulobo dan Endapan lahar Ebulobo. Ketiga kelompok satuan batuan Gunung Api Ebulobo terbentuk dari kala Tersier-Kuarter (saat ini).
Sejarah Gunung Api Ebulobo
Sejarah pengamatan Gunung api Ebulobo telah tercatat sebanyak 6 kali sejak tahun 1830. Erupsi tahun 1830 di catat dalam publikasi le Roux (1961) dari laporan penduduk tentang adanya erupsi eksplosif ±90 tahun lalu, yang mengakibatkan terjadinya aliran lava Watu Keli, yang turun lewat jurang L. Koa.
Pada tahun 1888 terjadi erupsi di kawah pusat Gunung Ebulobo. Erupsi ini merupakan periode erupsi pertama yang tercatat secara langsung oleh ahli geologi belanda. Erupsi selanjutnya terjadi pada abad ke-20, tepatnya April 1910, Letusan ini terjadi pada kawah pusat.
ADVERTISEMENT
14 tahun berselang tepatnya bulan November 1924, terjadi awan panas selama erupsi dari kawah pusat. Setelah periode erupsi tersebut, 14 tahun kemudian terjadi letusan kecil pada bulan Mei hingga Juni 1938. Namun, keterangan lebih lanjut tidak ada.
Erupsi Ebulobo 1941 merupakan periode erupsi Gunung Ebulobo yang tercatat di sejarah pengamatan Gunung Ebulobo. Kegiatan erupsi ini dimulai bulan April 1941. Ketika itu terdengar suara gemuruh dari Gunung Ebulobo, namun erupsi di kawah usat terjadi sekitar bulan Agustus 1941. Pada saat itu, diduga mengalir aliran lava kecil, keluarnya bongkah lava pijar tetap ada di kawah dan tidak berjatuhan. Periode erupsi ini dilaporkan oleh permaisuri raja Bao Wae. Pada periode erupsi 1941 diperkirakan memiliki skala di bawah 1 VEI.
ADVERTISEMENT
Ada dugaan erupsi pada tahun 1969, namun belum dapat dipastikan apakah benar-benar terjadi erupsi pada saat itu. Kekuatan erupsi Gunung Ebulubo sejak sejarah pengamatan memiliki skala 2 VEI selain di tahun 1941.
Karakteristik erupsi Gunung Ebulobo lebih mengarah ke periode erupsi dengan aliran lava yang membentuk bongkahan lava yang bertumpukan sebagai ketinggiannya cepat dan belum pernah terjadi letusan paraksimal (ledakan sering dalam waktu singkat), hal ini didukung dengan bentuk tubuh Gunung Ebulobo yang masih simetris. Periode erupsi Gunung Ebulobo yang tercepat adalah 3 tahun, sedangkan yang terlama terjadi hingga sekarang (terhitung Juni 2021)
Kawasan Rawan Bencana dan Kondisi Terkini Gunung Api Ebulobo
Sekarang ini aktivitas Gunung Ebulobo berstatus Normal. Apabila terjadi peningkatan di masa yang akan datang, maka Kawasan Rawan Bencana Gunung Ebulobo yang perlu diwaspadai terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
ADVERTISEMENT
PVMBG merekomendasikan Masyarakat di sekitar Ebulobo dan wisatawan agar membatasi aktivitas (tidak berlama-lama) dan tidak bermalam di area kawah aktif di Utara puncak, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
ADVERTISEMENT
Apabila dilihat dari KRB Gunung Ebulobo, ada kemungkinan terjadi korban harta benda akibat lahar hujan pada periode erupsi di masa yang akan datang. Potensi korban jiwa sangat kecil karena pengamatan visual, seismik, geokimia, dan deformasi yang cukup baik di Gunung Ebulobo. kemajuan teknologi dan pendidikan masyarakat yang meningkat akan memudahkan dalam pencernaan informasi dari pihak terkait di masa yang akan datang.
Jalur Pendakian Gunung Ebulobo
Pemandangan di Sekitar Gunung Ebulobo selain masih sedikit permukiman, kaki gunung ebulobo memiliki savana yang kecil dan udara di sekitar masih sangat sejuk, hal ini menjadi potensi wisata gunung api pada masa mendatang baik untuk tektok, perkemahan dan tempat-tempat beristirahat. Waktu terbaik untuk ke Flores adalah pada musim kemarau antara bulan April dan November, pada bulan Maret dan Desember merupakan awal dan akhir musim hujan.
Apabila Sobat Gunung ingin mendaki Gunung Ebulobo ini, cara termudah adalah Sobat Gunung wajib ke kota Boa Wae (522 mdpal), 53km timur Bajawa. Kemudian dari Boa Wae Sobat Gunung harus menggunakan ojek untuk menuju desa Molakoli pada ketinggian 925 m di atas permukaan laut. Apabila sobat Gunung mendarat di Kota Ende untuk menuju daerah Boa Wae ini, Sobat Gunung dapat menggunakan kendaraan bermotor melewati Nata Merah.
ADVERTISEMENT
Boa Wae dapat diakses melalui jalan darat melalui rute Trans Flores yaitu Jalan Bajawa-Ende. Waktu tempuh dari Bajawa ke Kota Boa Wae sekitar 2 jam 30 menit, sedangkan dari Kota Bajawa menuju Kota Boa Wae sekitar 1 jam 30 menit. Kota Ende dan Kota Bajawa memiliki Bandar Udara sendiri sehingga sobat gunung dapat memilih dua kota tersebut untuk menuju Gunung Ebulobo. Harga tiket masuk Gunung Ebulobo sekitar 10.000-20.000 rupiah. Biasanya para pendaki menginap dahulu di sini. Pendaki biasanya dapat mencapai puncak selama ± 3 jam.
Terima kasih buat Sobat Gunung yang telah membaca!
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Ebulobo (264100) in Volcanoes of the World, v. 4.10.0 (14 May 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 19 Jun 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=264100). https://doi.org/10.5479/si.GVP.VOTW4-2013
ADVERTISEMENT
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. Gunung Ebulobo. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/478-amburombu-ambulombo-ebulobo-keo-peak
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas Gunung Api EBulobo. Sumber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/164742?signature=7cb64546e3df63dcbfbd86278df9ff39052a179db903eded8c95b14f2dab461d
Stolz A J, Varne R, Davies, G R, Wheller G E, Foden J D, 1990. Magma source components in an arc-continent collision zone: the Flores-Lembata sector, Sunda arc, Indonesia. Contr Mineral Petr, 105: 585-601.
Wheller G E, Varne R, Foden J D, Abbott M J, 1987. Geochemistry of Quaternary volcanism in the Sunda-Banda arc, Indonesia, and three-component genesis of island-arc basaltic magmas. J. Volcanol. Geotherm. Res., 32: 137-160.
ADVERTISEMENT