Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fakta Gunung Api Legatala: Memperingati 100 tahun Erupsi Terakhir
16 Juni 2021 16:11 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peristiwa Lautan Api 1693 di Gunung Api Legatala
ADVERTISEMENT
Halo sobat Gunung, hari ini Sobat Gunung akan diajak untuk mengenal gunung api Legatala di Pulau Serua, Laut Banda. Secara administratif, Pulau Serua merupakan pulau paling timur di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.
ADVERTISEMENT
Letak Pulau Serua yang cukup jauh membuat Pulau Serua tidak banyak dikunjungi wisatawan. Mari simak fakta menarik dari Gunung Api Legatala berikut:
Geologi Gunung Api Legatala
Pulau Serua merupakan pulau utama dari tubuh Gunung api Legatala, setidaknya terdapat tiga pulau bagian dari tubuh Gunung Legatala ini yaitu: Pulau Serua, Pulau Kekeh Besar dan Pulau Kekeh Kecil. Pulau Serua memiliki Luas 2 x 4 km. Keberadaan permukiman sementara berada di sisi utara Pulau Serua.
Gunung Api Legatala dikenal juga dengan nama Gunung Wuarlapna atau Gunung Serua. Gunung ini merupakan Gunung Api Strato Tipe A, yang memiliki ketinggian 641 meter di atas permukaan laut, dan memiliki ketinggian ± 3600 meter dari dasar laut.
ADVERTISEMENT
Gunung api Legatala dicirikan dengan kubah lava di puncaknya. Tatanan tektonik Gunung Api Legatala ada Zona Subduksi, dengan tipe batuan Gunung Api Legatala yaitu Batuan Andesit hingga basaltik andesit.
Persebaran tipe batuan di pantai barat laut Pulau Serua berupa aliran-aliran lava dan breksi dan batuan lebih tua. Batuan yang ditemukan berupa andesit piroksen yang tidak berliang renik. Pantai bagian utara dan timur Pulau Serua dijumpai batuan berkomposisi andesit piroksen yang mengandung mineral olivine.
Gunung Legatala memiliki kubah lava di bagian puncaknya, dikelilingi oleh sebuah tepi lebih tua dari lava dan breksi. Kawah terdiri dari bongkah-bongkah lava, terlihat juga uap air dan belerang berwarna kuning (Verbeek, 1908).
Dari kawah utama telah mengalir dua aliran lava ke timur keduanya tampak segar, tidak lapuk, terutama pada bagian paling selatan, batuan ini kemungkinan berasal dari erupsi Serua 1844.
Sejarah Pengamatan Gunung Api Legatala
Gunung Api Legatala memiliki catatan sejarah pengamatan sebanyak 12 periode erupsi. Gunung api Legatala mulai tercatat sejak abad ke-17. Sepanjang Abad ke-17, Gunung api Legatala memiliki catatan periode erupsi dengan skala 3 hingga 4. Catatan pengamatan pertama dilakukan pada tahun 1683, ketika itu Gunung Legatala diduga memiliki Skala 3 VEI. Laporan ini dipublikasikan kembali oleh Verbeek pada tahun 1908.
ADVERTISEMENT
Erupsi yang selanjutnya, terjadi empat tahun berselang, tepatnya 15 Juni 1687 dengan dugaan Skala 3 VEI (Leupe, 1873). Terdapat laporan erupsi pada tahun 1692, namun laporan tersebut diragukan kebenarannya.
Periode erupsi terkuat sepanjang sejarah pengamatan Gunung Legatala terjadi pada 4 Juni 1693, ketika itu Sebagian besar badan pulau dari gunung api hancur dan jatuh kembali ke dalam kawah, hampir seluruh pulau dijadikan suatu lautan api. Erupsi ini disertai juga aliran lava, terdapat korban jiwa pada saat itu, namun tidak diketahui jumlah pastinya.
Setahun berselang, terjadi erupsi dengan dugaan Skala 3 VEI. Erupsi 1694 ini, tidak memiliki keterangan lebih lanjut. Gunung api Legatala sempat hiatus selama 150 tahun. Erupsi pertama setelah hiatus terjadi sekitar bulan Agustus hingga September 1844. Pada masa itu, terjadi aliran lava kedua di sebelah timur Pulau Serua. Pada abad ke-19 ini terjadi sebanyak 5 periode erupsi, dengan dugaan kekuatan erupsi masing-masing Skala 2 VEI. Kejadian periode erupsi pada abad ke-19 ini terjadi secara berdekatan, yaitu pada tahun 1844, 1845, 1846, 1858 dan 1859.
ADVERTISEMENT
Gunung Legatala kembali ke masa dorman Selama 60 tahun. Pada tanggal 18 November 1919 terbentuk 3 kawah baru. Ada dugaan lava mengalir, namun masih diragukan. 2 tahun berselang, sekitar bulan September 1921 terjadi erupsi lagi. Erupsi tahun 1921 merupakan periode erupsi terakhir yang pernah terjadi hingga sekarang (terhitung Juni 2021), pada saat itu peristiwa lava mengalir masih diragukan.
Tahun 2021 merupakan peringatan tahun ke-100 sejak erupsi terakhir Gunung api Serua. Semoga di masa yang akan datang ketika Gunung Legatala kembali aktif, tidak terdapat korban jiwa dari penduduk yang tinggal sementara di Pulau Serua.
Kependudukan Pulau Serua
Pulau yang memiliki luas sekitar 2 x 4 km ini, ditinggali oleh beberapa penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani. Para petani di Pulau Serua merupakan penduduk yang tinggal sementara, hal ini dilakukan petani untuk mengelola pertanian dengan baik dan agar tidak ada masyarakat luar yang datang dan menghuni daerah pertanian tersebut.
ADVERTISEMENT
Pulau Serua pada saat ini tidak berpenduduk tetap, seluruhnya telah diungsikan ke Pulau Seram pada tahun 1978.
Beberapa penduduk sementara dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) petani yang pada waktu-waktu tertentu atau pada musim panen cengkeh dan jeruk datang untuk memetik hasil pertanian dan jika panennya sudah habis petani tersebut kembali lagi ke Pulau Seram: (2) Petani yang tinggal di pulau untuk menjaga lahan pertanian dari masyarakat luar. Dua kelompok penduduk sementara ini pada tahun 2014 tercatat sebanyak ±300 orang.
Warga Waipia yang menempati Pulau Serua menjelaskan kebiasaan mengunjungi tanah leluhur Teon, Nila dan Serua telah menjadi tradisi tahunan di setiap Agustus. Warga berbondong-bondong datang ke tiga pulau itu untuk memanen hasil pertanian dan cengkih yang ada di sana.
ADVERTISEMENT
Pendakian Gunung Api Legatala
Bagi sobat gunung yang tertarik untuk melakukan pendakian Gunung Legatala, walaupun ketinggian gunung hanya 641 mdpal, namun tergolong cukup sulit. Akses menuju gunung Legatala sangat sulit karena terletak di tengah lautan dan terisolasi dari pulau lain. Titik mulai pendakian dapat dimulai melalui Kampung Lesluru, salah satu nama perkampungan di kaki gunung Pulau Serua.
Gunung Legatala memiliki kawah yang masih aktif dan tandus di puncak Gunung Legatala, sehingga pendaki harus berhati-hati untuk membatasi aktivitas dan tidak berlama-lama berada di sekitar kawah, tidak bermalam di area kawah aktif, dan tidak mendekati lubang tembusan gas untuk menghindari potensi bahaya gas beracun. Apalagi Gunung api Legatala ini belum memiliki Pos Pengamatan Gunung Api dan sangat jauh dari akses rumah sakit terdekat.
ADVERTISEMENT
Apabila Sobat Gunung ingin melakukan pendakian Gunung Legatala Sobat Gunung wajib menyediakan tim yang pendaki professional, obat medis yang cukup, manajemen nutrisi yang cukup selama berada di Pulau Serua baik makanan maupun minuman, dan jumlah pakaian yang cukup.
Terima kasih Buat Sobat Gunung yang sudah membaca ya!
ADVERTISEMENT
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Serua (265070) in Volcanoes of the World, v. 4.10.0 (14 May 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 15 Jun 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=265070).
Jezek P A, Hutchison C S, 1978. Banda Arc of Eastern Indonesia: petrology and geochemistry of volcanic rocks. Bull Volcanol, 41: 586-608.
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
ADVERTISEMENT
PVMBG, 2014. Gunung Api Legatala. Sumber URL : https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/510-serua-sorek?start=1