Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menyoal Reformasi Alquran Ala Elia Myron dan Embrio Intoleransinya
Novelis muda Indonesia yang juga sekaligus staf pengajar di sebuah Madrasah Aliyyah di Jatim yang menyukai artikel. Sudah 70 karya buku yang telah diterbitkan di play store. Penulis dapat disapa di posmail: [email protected].
20 Desember 2023 12:34 WIB
Tulisan dari Khairul Azzam El Maliky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Khairul Azzam El Maliky
Belakangan kita umat Islam di Indonesia dibuat geram oleh seorang TikToker yang juga Misionaris bernama Elia Myron yang sedang menjadi perbincangan di media sosial. Unggahannya di TikTok agar Kementerian Agama (Kemenag) RI mereformasi tafsir Alquran karena dianggap dapat memicu perpecahan antar umat beragama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, disinyalir Elia Myron juga mengajak warganet untuk menandatangani petisi reformasi tafsir Alquran tersebut kepada Kemenag RI. Dalam unggahan videonya yang viral, Elia Myron menganggap tafsir Qs. Al-A'raf ayat 157 dalam Alquran merusak pandangan teologi Kekristenan. Dia meminta Kemenag untuk mengubah tafsir Alquran agar tidak terjadi perpecahan antar umat Islam dan Kristen. Namun, hal ini menuai berbagai reaksi dari netizen, terutama dari umat Muslim. Menurut keyakinan Islam, Alquran sebagai kitab suci tidak dapat diubah-ubah seberapa pun porsinya dan karena alasan apa pun. Termasuk juga dalam penafsiran ayat Alquran, Muslim percaya bahwa hal ini tidak boleh dilakukan sembarangan.
Nabi Isa Menyampaikan Akan Datangnya Nabi Ahmad
Dalam tulisan penulis kali ini mari kita bahas apa yang tertulis di dalam Qs. Al-A’raf ayat 157.
ADVERTISEMENT
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Alquran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Menurut Kitab Tafsir Jalalain disebutkan, (Yaitu orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi) yaitu Nabi Muhammad saw. (yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka) lengkap dengan nama dan ciri-cirinya (yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik) dari apa yang sebelumnya diharamkan oleh syariat mereka (dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk) yaitu bangkai dan lain-lainnya (dan membuang dari mereka beban-beban) maksud tanggungan mereka (dan belenggu-belenggu) hal-hal yang berat (yang ada pada mereka) seperti bertobat dengan jalan membunuh diri dan memotong apa yang terkena oleh najis. (Maka orang-orang yang beriman kepadanya) dari kalangan mereka (memuliakannya) yaitu menghormatinya (menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya) yakni Alquran (mereka itulah orang-orang yang beruntung).
ADVERTISEMENT
Sedangkan menurut Tafsir Quraish Shihab dijelaskan, "Rahmat-Ku akan Aku utamakan bagi mereka yang mengikuti Muhammad Saw., seorang rasul yang tak dapat membaca dan menulis, yang ciri-cirinya telah kalian temukan dalam Tawrat dan Injil. Dia (Muhammad) selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ia pun telah menghalalkan untuk mereka setiap sesuatu yang dapat diterima oleh naluri manusia, dan mengharamkan setiap yang ditolak oleh naluri manusia, seperti darah dan bangkai. Dia juga akan menghilangkan segala beban dan kesulitan yang mereka tanggung sebelumnya. Maka barangsiapa yang membenarkan pesan-pesan suci Tuhan yang dibawanya, mendukung dan membelanya, dan menjadikan alquran sebagai cahaya petunjuk, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Sebaliknya, mereka yang ingkar, adalah orang-orang yang merugi."
ADVERTISEMENT
Ayat ini tentu saja bukanlah suatu kebetulan bahwa jauh sebelum atau 600 tahun sebelum Nabi Muhammad Saw. diutus sebagai nabi sekaligus rasul terakhir untuk semesta alam. Dan, bahkan Nabi Isa bin Maryam yang tidak lain nabi sekaligus rasul yang diutus Allah kepada Bani Israel untuk menyampaikan ajaran Nasrani (Kristen) telah memberitahukan kepada Bangsa Israel Yahudi bahwa ‘setelahnya’ beliau diutus akan ada seorang nabi dan rasul yang akan datang kepada mereka dengan misi membawa ajaran yang lengkap lagi sempurna yaitu Islam, dan nama utusan itu adalah Ahmad. Mengenai nama Ahmad, jauh sebelum Tuhan menciptakan alam semesta ini terlebih dulu Tuhan menciptkan Nur (cahaya agung) yang dinamakan Ahmad. Dengan Nur Ahmad itulah, kemudian Tuhan menciptakan Qalam (tinta). Dengan ‘Qalam’ itulah Tuhan menciptakan surga, neraka, jembatan Shirotol Mustaqim, para malaikat, para bidadari, alam semesta, termasuk Adam (bapaknya manusia). Dan Ahmad inilah yang sebenarnya Ruhul Qudush. Pertanyaannya, apakah ada ayat di dalam Alquran yang menjelaskan bahwa Ruhul Qudush adalah Ahmad atau yang kemudian hari dikenal dengan nama Muhammad? Apakah ada dalil dan bukti ilmiahnya? Tentu saja tidak ada. Lantas darimanakah sumber yang menyatakan bahwa Ahmad adalah Nabi Muhammad seperti yang telah diinformasikan oleh Isa? Tentu saja ini merupakan pembahasan di luar konteks syariat dan Sains karena jika diperdebatkan tidak akan membuat orang-orang Kristen seperti Elia Myron tidak akan bisa memahaminya, karena Elia Myron adalah seseorang yang hanya belajar syariat (baca: membaca buku) saja.
ADVERTISEMENT
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".(Qs. Ash-Shaf: 6)
Coba perhatikan ayat di atas. Dari manakah Nabi Isa mendapat informasi mengenai Ahmad kalau bukan dari Allah, Tuhannya? Ayat Alquran di atas bukanlah ayat yang diada-adakan oleh Nabi Muhammad sendiri sebab beliau adalah seorang nabi dan rasul yang ummy. Jika Elia Myron masih saja menyangsikannya bahwa ayat di atas hasil karangan Nabi Muhammad, tidaklah heran apa yang disampaikan oleh ayat tersebut bahwa “ …. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
Alquran Adalah Mukjizat yang Nyata
ADVERTISEMENT
Penulis telah merangkum beberapa kalimat dari buku Studi Ilmu-Ilmu Alquran yang penting untuk diketahui oleh para sidang pembaca bahwa Alquran merupakan kitab yang benar-benar datangnya dari Allah, Tuhan semesta alam kepada utusannya, Nabi Muhammad Saw. baik melalui perantaraan Malaikat Jibril maupun secara langsung. Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Saw. ketika beliau sedang bertafakur di Goa Hira. Adapun surat yang pertama kali turun adalah Qs. Al-‘Alaq ayat 1-5. Alquran diturunkan pertama kali di Kota Mekkah selama kurun 12 tahun sehingga disebut sebagai Surat Makkiyah, dan selebihnya turun di Kota Madinah dalam kurun 10 tahun sehingga disebut Surat Madaniyah, dan total 22 tahun 2 bulan 22 hari. Alquran diturunkan secara mutawatir alias tidak langsung seperti ‘kitab-kitab’ yang lain. Alquran turun sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang kafir yang mendustakan kenabiannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Alquran turun dalam bahasa Arab. Kenapa berbahasa Arab? Karena pada saat itu di Arab sana kehidupan masyarakatnya sangat kacau-balau. Selain dari itu, pada masa itu Arab Mekkah terkenal sebagai 'gudangnya' penyair sehingga dengan diutusnya Nabi Saw. Allah memberikan mukjizat bernama Alquran dengan keindahan bahasanya yang tidak dapat ditandingi oleh syair sehebat apa pun. Dan oleh karena itu pula, dalam pribadi Rasulullah Saw. tersimpan ‘Uswatun Hasanah’ atau suri tauladan yang baik. Adapun yang harus dipelajari dan dicontoh dari Muhammad Saw. adalah bagaimana beliau berakhlakul karimah baik kepada lawan mau pun kawan, dan itulah salah satu syarat mutlak bagi calon pemimpin. Nah, dengan berbahasa Arab Alquran dapat mudah dipahami oleh seluruh bangsa Arab sehingga tak heran mereka menghafalnya. Bahkan hingga beliau wafat Alquran tetap terjaga keasliannya hingga barulah pada masa penulisannya. Penulisan Alquran terjadi pertama kali pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Namun, pada masa itu Alquran yang tadinya dicatat pada bebatuan dan pelepah kurma hanya ditulis pada lembaran-lembaran, sehingga tibalah pada pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan yang meminta kepada 70 sahabat penghafal Alquran untuk menulis ulang dan dalam hal ini beliau menunjuk Said bin Tsabit sebagai ketuanya dan Ali bin Abi Thalib sebagai wakilnya.
ADVERTISEMENT
Maka setelah itu, Alquran yang pada waktu itu masih berhuruf Hijaiyyah tidak seperti sekarang terbagi menjadi 4 cetakan, dan hanya 1 yang ditinggal di Kota Madinah yang dinamakan "Mushaf Utsmani". Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib berkembanglah cabang ilmu dalam sastra Arab yang dinamakan Balagah dan Nahwu yang sangat berpengaruh terhadap penulisan Alquran. Dan pada masa itulah Alquran sudah memiliki titik koma, panjang pendek, dan berhenti. Jadi, selama 1400 tahun Alquran sama sekali tidak pernah terjadi pemalsuan atau perubahan, hanya yang bergeser adalah terjemahannya karena bahasa Alquran dengan bahasa Arab yang digunakan oleh para ahli syair Arab sungguh jauh berbeda.
Elia Myron Dengan Embrio Intoleransinya
Jadi, walau bagaimanapun Alquran tetap tidak bisa dirubah mau pun direvisi sebab hanya orang-orang jahiliyah kuno mau pun modern saja yang tidak menyukai Alquran karena mereka sebenarnya tidak akan pernah mengakui kenabian Nabi Muhammad Saw. Dan kepada saudara Elia Myron, sebelum Anda bertindak dengan mengirimi surat kepada Kementerian Agama sebaiknya Anda pahami dulu ayat-ayat Alquran yang tersirat karena Alquran tidaklah sama dengan kitab-kitab yang dia imani (Taurat dan Injil karangan para rasul Kristen).
ADVERTISEMENT
Terakhir, statement Elia yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Saw. sebagai pemicu perpecahan umat beragama (dalam hal ini Yahudi dan Kristen) justru Elia-lah pemicu perpecahan antar umat beragama yang ada di Indonesia. Melalui statement-statement-nya yang viral di Tiktok maupun Facebook-lah yang justru melahirkan embrio intoleransi (kerukunan) umat beragama yang ada di Indonesia. Dan kepada para sidang pembaca, sebelum emosi Anda terpicu oleh fitnah Elia Myron sebaiknya pelajari dulu Islam secara kaffah (secara mendalam) agar kita dengan mudah membantah tuduhan-tuduhan tak bermoralnya. []
Novelis muda sekaligus staf pengajar Mapel Bahasa dan Sastra Indonesia.