Konten dari Pengguna

Kemenimipas Panen Perdana Program Ketahanan Pangan di Nusakambangan

Rupbasan Moker
Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Kelas II Mojokerto Kantor Wilayah Jawa Timur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
18 April 2025 13:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rupbasan Moker tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kemenimipas Panen Perdana Program Ketahanan Pangan di Nusakambangan
zoom-in-whitePerbesar
Kemenimipas Panen Perdana Program Ketahanan Pangan di Nusakambangan
ADVERTISEMENT
Nusakambangan, INFO_PAS – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) kembali buktikan dukungannya terhadap program ketahanan pangan nasional melalui panen perdana hasil program pembinaan Warga Binaan di kawasan Pulau Nusakambangan, Kamis (17/4). Panen tersebut merupakan salah satu dari 13 Program Akselerasi, yakni pemberdayaan Warga Binaan untuk mendukung ketahanan pangan, yang dicanangkan Menteri Imipas, Agus Andrianto, sebagai dukungan Asta Cita Prediden RI.
ADVERTISEMENT
Menteri Imipas mengapresiasi ketika melakukan panen padi varietas inpari di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Nusakambangan. Padi yang ditanam di lahan seluas dua hektare dengan mempekerjakan 18 Warga Binaan tersebut diperkirakan menghasilkan hingga tujuh ton pada panen perdananya.
“Panen di Nusakambangan ini bertujuan mengecek kesiapan program akselerasi yang telah saya canangkan karena rencananya di bulan Juli atau Agustus kita akan launching seluruh program yang sudah kita canangkan,” jelasnya.
Menteri Agus menjelaskan, selain mendukung terwujudnya salah satu Asta Cita Presiden RI, program pembinaan di bidang ketahanan pangan juga diharapkan memberikan keahlian kepada Warga Binaan sehingga siap kembali ke tengah-tengah masyarakat. Ia meyakini kegiatan ini juga membantu kebutuhan Warga Binaan karena penyediaan bahan makanan wajib membeli minimal 5% dari produk yang dihasilkan oleh program pembinaan di bidang ketahanan pangan di Lapas.
ADVERTISEMENT
“Saya melihat potensi seluruh Lapas di Indonesia yang sebenarnya masih banyak yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan kesempatan kepada Warga Binaan agar mereka memiliki keahlian untuk persiapan kembali ke masyarakat. Programnya bukan hanya pertanian, tapi juga perikanan dan peternakan,” ujarnya.
Selanjutnya, Menteri Imipas melakukan panen jagung varietas hibrida di lahan seluas 2,4 hektar milik Lapas Gladakan. Ia juga melihat langsung peternakan domba di Lapas Kembangkuning, peternakan ayam arab Lapas Permisan, pembukaan lahan pertanian padi Lapas Batu, peternakan ayam petelur, serta kolam ikan nila dan bawal Lapas Terbuka Nusakambangan. Selain itu, ia meninjau langsung progres pembangunan program kolaborasi Nusakambangan berdaya, pembangunan tempat pemrosesan akhir sampah Lapas Kembangkuning, dan pembangunan tambak udang Lapas Pasir Putih.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, Menteri Agus meresmikan Training Center Lapas Batu Nusakambangan yang merupakan dukungan dari Yayasan Penerimaan Internasional Indonesia Pemerintah Jepang. Pembangunan training center tersebut didorong oleh adanya kebutuhan peningkatan kapasitas petugas Pemasyarakatan yang melaksanakan tugas pengabdian di Nusakambangan.
Sementara itu, Mashudi selaku Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), menegaskan 532 Rutan dan Lapas wajib menggunakan lahan atau tempat yang sedemikian rupa untuk dilakukan program ketahanan pangan. Bila Lapas atau Rutan tidak punya lahan, bisa menggunakan polybag untuk ketahanan pangan dan untuk menyuplai bahan makanan Warga Binaan.
“Ini salah satu program, baik pertanian, perikanan, termasuk produk UMKM yang bisa kita ekspor. Apalagi, banyak Rutan dan Lapas yang produk-produknya sangat dibutuhkan di dalam maupun luar negeri,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dirjenpas menjelaskan tantangan yang masih dihadapi adalah bagaimana membangun pembinaan Warga Binaan. “Mereka harus dilatih dan dididik agar setelah bebas bisa mandiri dan diterima masyarakat,” tambahnya.
Mashudi memuji antusiasme Warga Binaan yang aktif dalam program ketahanan pangan. Dari tidak tahu tentang pertanian, kini paham. Dari yang tidak bisa konveksi, kini jadi mahir. Bahkan, ada juga yang seharusnya bebas, tapi tidak mau karena ingin menetap untuk bekerja.
“Kami sampaikan pelatihan dan pembinaan ini membuka potensi Warga Binaan agar bisa diterima di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.
Soal pemanfaatan limbah batu bara Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLN, pihaknya juga sudah bekerja sama agar FABA bisa dikelola Warga Binaan dan dijual untuk kebutuhan konsumen di wilayah Cilacap, termasuk Purwokerto. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah membuat paving block, batako, dan penyekat air laut.
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, hadir pula Sekretaris Jenderal Kemenimipas, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenimipas, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah, dan jajaran Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kemenimipas. (MRI/IR)