Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Makna Nomor Urut Pilgub Banten 2024
30 September 2024 7:13 WIB
·
waktu baca 10 menitTulisan dari Heru Wahyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana politik di Banten makin memanas menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024. Dua pasangan calon (paslon) telah resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten untuk bertarung memperebutkan kursi orang nomor satu di provinsi tersebut. Masyarakat Banten kini menanti tindakan strategis yang akan diambil oleh kedua paslon ini dalam usaha meraih simpati pemilih.
ADVERTISEMENT
Proses pengundian dan penetapan nomor urut menjadi detik-detik yang menandai dimulainya pertarungan politik sesungguhnya. Pada Senin, 23 September 2024, KPU Banten menggelar rapat pleno terbuka untuk melakukan pengundian nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten, nasional.tempo.co (23/09/2024). Acara yang berlangsung di kantor KPU Banten, Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Kota Serang, ini menjadi sorotan publik dan media.
Hasil pengundian memperlihatkan bahwa pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi mendapatkan nomor urut 1, sementara pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah memperoleh nomor urut 2. Meski hanya sebuah angka, nomor urut ini memiliki makna tersendiri bagi masing-masing paslon dan tim pemenangannya.
Airin Rachmi Diany, yang berpasangan dengan Ade Sumardi, memaknai nomor urut 1 sebagai simbol kemenangan atau juara. Nomor satu menggambarkan keharmonisan dan kolaborasi menuju kemenangan. "Nomor 1 berarti persatuan dan kebersamaan menuju kemenangan. Yuk bersatu untuk Banten karena untuk Banten satu, maju bersama,". Pernyataan Airin ini mencerminkan optimisme paslon nomor urut 1 dalam menghadapi pertarungan politik yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah juga tidak kalah optimis dengan perolehan nomor urut 2. Keduanya bahkan mengaitkannya dengan keberhasilan Prabowo Subianto-Gibran di Pilpres yang juga mendapat nomor urut 2, melansir nasional.tempo.co (23/09/2024). Strategi ini tampaknya bertujuan untuk membangun asosiasi positif di benak pemilih.
Proses pengundian nomor urut ini mengadopsi mekanisme yang serupa dengan pengundian nomor urut pada Pilpres 2024. Hal ini menunjukkan upaya KPU Banten untuk menjaga konsistensi dan transparansi dalam pelaksanaan tahapan Pilkada.
Dengan telah ditetapkannya nomor urut, kedua paslon kini bersiap memasuki tahapan kampanye yang akan dimulai pada 25 September hingga 23 November 2024. Masyarakat Banten diharapkan dapat mengikuti perkembangan kampanye dengan kritis dan bijaksana, serta berpartisipasi aktif dalam pengawasan partisipatif selama masa kampanye
ADVERTISEMENT
Pasangan calon
Pilgub Banten 2024 akan menjadi ajang pertarungan dua pasangan calon (paslon) yang menarik untuk disimak. Kedua paslon ini memiliki latar belakang dan dukungan politik yang berbeda, menjanjikan persaingan yang sengit dalam memperebutkan kursi orang nomor satu di Provinsi Banten.
Paslon pertama adalah Airin Rachmi Diany yang berpasangan dengan Ade Sumardi. Airin, yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Tangerang Selatan selama dua periode (2011-2021), membawa pengalaman pemerintahan yang cukup mumpuni. Sementara itu, Ade Sumardi adalah mantan Wakil Bupati Lebak dua periode (2014-2024) dan juga memegang jabatan sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten. Pasangan ini diusung oleh koalisi partai yang cukup solid, termasuk PDIP dan Golkar, serta beberapa partai non-parlemen.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, paslon kedua terdiri dari Andra Soni yang berpasangan dengan Dimyati Natakusumah. Andra Soni saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Banten dan juga Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Banten. Sementara Dimyati Natakusumah memiliki pengalaman politik yang panjang, pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI dan anggota DPR RI dari Fraksi PKS. Pasangan ini didukung oleh koalisi partai yang lebih besar, termasuk Gerindra, PKS, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Menariknya, kedua paslon ini memiliki visi dan misi yang berbeda untuk memajukan Provinsi Banten. Airin-Ade mengusung visi "Banten Maju Bersama: Terwujudnya Provinsi Banten yang Beriman, Sejahtera, Unggul, Berkelanjutan, Sehat dan Maju". Sementara Andra-Dimyati membawa visi "Banten Maju, Adil Merata Tidak Korupsi". Perbedaan visi ini tentunya akan tercermin dalam program-program yang ditawarkan selama masa kampanye.
ADVERTISEMENT
Persaingan antara kedua paslon ini diprediksi akan ketat, mengingat keduanya memiliki basis pendukung yang kuat. Airin-Ade mengandalkan pengalaman pemerintahan dan dukungan dari partai besar seperti PDIP dan Golkar. Di sisi lain, Andra-Dimyati didukung oleh koalisi partai yang lebih besar dan beragam, yang bisa menjadi keuntungan dalam meraih suara dari berbagai lapisan masyarakat.
Masyarakat Banten kini dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Jeli dalam menilai kapasitas, integritas, dan program yang ditawarkan oleh kedua paslon ini. Yang pasti, siapapun yang terpilih nanti akan memikul tanggung jawab besar untuk memajukan Provinsi Banten dalam lima tahun ke depan.
Pilgub Banten 2024
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2024 akan menjadi ajang pertarungan menarik antara dua kubu dengan kekuatan politik yang berbeda. Di satu sisi, kita melihat koalisi partai besar yang mendukung pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Di sisi lain, ada dukungan dari partai-partai mapan untuk pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi.
ADVERTISEMENT
Pasangan Airin-Ade mengandalkan dukungan dari dua partai besar yang telah lama berkiprah di panggung politik nasional, yaitu PDIP dan Golkar. Keduanya merupakan partai yang memiliki basis massa yang kuat dan struktur organisasi yang mapan hingga ke tingkat akar rumput. Selain itu, pasangan ini juga didukung oleh beberapa partai kecil seperti PBB, PKN, Partai Buruh, Partai Ummat, dan Gelora. Meski demikian, partai-partai kecil ini mungkin tidak memiliki suara sebanyak dua partai besar pendukung utama, namun kehadirannya dapat memperluas jangkauan kampanye dan menjangkau segmen pemilih yang lebih beragam.
Di kubu lain, pasangan Andra-Dimyati didukung oleh koalisi partai yang lebih besar dan beragam. Koalisi ini mencakup hampir semua partai besar di luar PDIP dan Golkar, termasuk Gerindra, PKS, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat. Dukungan juga datang dari partai-partai kecil seperti PSI, Partai Prima, dan Partai Garuda. Koalisi besar ini tentu memberikan keuntungan dalam hal sumber daya dan jaringan yang lebih luas untuk kampanye.
ADVERTISEMENT
Luar biasanya, komposisi dukungan partai ini merefleksikan dinamika politik yang terjadi menjelang Pilgub Banten. Awalnya, Partai Golkar memberikan dukungan kepada pasangan Andra-Dimyati, namun kemudian berbalik arah dan memutuskan untuk mendukung kadernya sendiri, Airin Rachmi Diany. Perubahan dukungan ini menandakan betapa dinamisnya politik lokal dan bagaimana kepentingan partai bisa berubah dalam waktu singkat.
Perbedaan komposisi koalisi ini juga dapat mempengaruhi strategi kampanye masing-masing pasangan calon. Airin-Ade mungkin akan lebih mengandalkan mesin partai yang sudah mapan dan pengalaman politik di Banten. Sebaliknya, Andra-Dimyati kemungkinan akan memanfaatkan keragaman partai pendukungnya untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat Banten.
Yang menarik untuk diamati adalah bagaimana kedua pasangan calon ini menerjemahkan dukungan partainya menjadi program-program yang memikat bagi pemilih Banten. Apakah koalisi besar akan terbukti lebih efektif, atau justru dukungan dari partai-partai mapan yang lebih berpengaruh? Jawaban atas pertanyaan ini akan terungkap dalam dinamika kampanye dan hasil akhir Pilgub Banten 2024.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari komposisi koalisi, yang terpenting adalah bagaimana kedua pasangan calon ini dapat meyakinkan masyarakat Banten bahwa kedua paslon memiliki visi, misi, dan program yang tepat untuk memajukan provinsi Banten. Pada akhirnya, pemilih Banten lah yang akan menentukan pasangan mana yang paling layak untuk memimpin provinsi Banten dalam lima tahun ke depan.
Harapan Baru Pasca Penetapan Nomor Urut
Setelah KPU Banten menetapkan nomor urut pasangan calon (paslon) untuk Pilgub 2024, masyarakat Banten kini menanti tahap selanjutnya dari para kandidat. Harapan yang muncul adalah terwujudnya kampanye yang damai dan berkualitas, dengan fokus utama pada visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan oleh masing-masing paslon.
Beberapa isu yang diharapkan menjadi fokus kampanye para paslon antara lain, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pengembangan infrastruktur yang merata, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan, pemberantasan korupsi dan perbaikan tata kelola pemerintahan serta pelestarian lingkungan dan penanganan bencana alam
ADVERTISEMENT
Masyarakat Banten juga berharap agar kedua paslon dapat menyampaikan program-program secara jelas dan terukur. Harapan akan kampanye yang berkualitas ini juga didukung oleh peran aktif media massa dan masyarakat sipil. Tujuannya dapat menjadi watchdog yang kritis dalam mengawal proses kampanye, serta menjadi jembatan informasi antara paslon dan masyarakat.
Nomor Urut vs Popularitas
Menjelang Pilkada 2024, perdebatan mengenai pengaruh nomor urut terhadap perolehan suara kembali muncul. Kendati banyak pihak masih menganggap nomor urut sebagai faktor penting, sejumlah pengamat politik justru berpendapat sebaliknya. Meyakini bahwa nomor urut hanya memiliki pengaruh minimal dalam menentukan hasil Pilkada.
Nomor urut pasangan calon (paslon) tidak memiliki pengaruh terhadap perolehan suara. Nomor urut hanya sekadar menjadi penanda di kertas suara. Dari berbagai hasil survey pun, tak pernah ada bukti soal pengaruh nomor urut terhadap kemenangan paslon.
ADVERTISEMENT
Faktor-faktor lain jauh lebih menentukan dalam mempengaruhi pilihan pemilih. Popularitas dan kinerja kandidat, misalnya, dianggap sebagai faktor yang lebih penting dalam menentukan hasil Pilkada. Dalam catatan Pilkada di Indonesia, tidak ada tokoh yang memenangi kontestasi secara mendadak, hampir semua kandidat yang menang dalam Pilkada adalah paslon yang popularitasnya sudah terbangun jauh sebelum masa kampanye dimulai.
Setidaknya, penting untuk dicatat bahwa popularitas saja tidak cukup. Reputasi dan track record kandidat juga memainkan peran penting. Popularitas dengan reputasi yang benar, artinya reputasinya memang sebagai kepala daerah, kemudian punya catatan yang bagus, kemudian reputasi yang baik, punya peluang untuk menang. Jika hanya mengandalkan popularitas semata tanpa ada reputasi, maka akan sulit.
Meski demikian, beberapa pihak masih meyakini bahwa nomor urut memiliki nilai strategis, terutama dalam hal branding dan kampanye. Nomor urut sering digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran politik, seperti dalam pembuatan jargon atau slogan kampanye.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari perdebatan ini, yang jelas adalah bahwa pemilih semakin kritis dalam menentukan pilihannya. Pemilih tidak lagi sekadar memilih berdasarkan nomor urut atau popularitas semata, tetapi juga mempertimbangkan visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan oleh para kandidat.
Dalam situasi Pilgub Banten 2024, para kandidat dituntut untuk tidak hanya mengandalkan nomor urut atau popularitas, tetapi juga harus mampu meyakinkan pemilih melalui program-program nyata dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kreativitas dalam berkampanye menjadi faktor penting.
Belakangan, keberhasilan seorang kandidat dalam Pilkada akan ditentukan oleh kombinasi berbagai faktor, mulai dari popularitas, reputasi, program kerja, hingga strategi kampanye yang efektif. Nomor urut, meski masih dianggap penting oleh sebagian pihak, tampaknya bukan lagi menjadi faktor utama yang menentukan kemenangan dalam Pilkada.
ADVERTISEMENT
Puncak Kontestasi Politik
Setelah melalui tahapan penetapan pasangan calon dan pengundian nomor urut, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2024 kini memasuki fase berikutnya. Masa kampanye resmi dimulai pada 25 September dan akan berlangsung hingga 23 November 2024. Dalam periode ini, kedua pasangan calon, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi dan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, akan berlomba meraih simpati dan dukungan masyarakat Banten.
Masa kampanye menjadi ajang bagi pasangan calon untuk memaparkan visi, misi, dan program kerja kepada publik. Menurut PKPU Nomor 13 Tahun 2024, kampanye dilaksanakan sebagai wujud pendidikan politik masyarakat yang bertujuan meningkatkan partisipasi pemilih. Dalam menyampaikan materi kampanye, pasangan calon harus berpedoman pada rencana pembangunan jangka panjang daerah dan menyampaikan program-program yang akan dijalankan.
ADVERTISEMENT
Kendati, kampanye bukan sekadar ajang penyampaian gagasan. Kreativitas tim sukses dalam mengemas pesan politik dan memanfaatkan momentum, termasuk nomor urut, akan menjadi faktor penting. Masyarakat Banten yang semakin kritis akan menilai kualitas calon berdasarkan track record dan program yang ditawarkan, bukan sekadar gimik kampanye.
Puncak dari kontestasi Pilgub Banten 2024 akan tiba pada 27 November 2024, hari pemungutan suara. Pada hari itu, masyarakat akan berbondong-bondong ke TPS untuk menentukan masa depan provinsi Banten untuk lima tahun ke depan. KPU Banten menargetkan partisipasi pemilih mencapai 77,5%, sebuah target yang cukup optimistis mengingat tingkat partisipasi pada Pilgub Banten 2017 hanya 63,9%, antaranews.com (22/09/2024).
Untuk mencapai target tersebut, KPU Banten telah menyiapkan berbagai strategi, mulai dari sosialisasi intensif hingga pelibatan kelompok marjinal. Peran aktif media massa dan elemen masyarakat sipil juga diharapkan dapat mendorong partisipasi dan menjaga integritas pemilu.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Pilgub Banten 2024 semoga bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan, tetapi juga kesempatan bagi masyarakat Banten untuk menentukan arah pembangunan daerah. Siapapun yang terpilih nanti, harapannya adalah lahirnya kepemimpinan yang amanah, visioner, dan mampu membawa Banten ke arah yang lebih baik.