Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ramadan dan Suara Palestina di Tengah Genosida Israel
13 Maret 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Heru Wahyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Genosida, seperti yang didefinisikan oleh Raphael Lemkin, adalah "pembunuhan sistematis, terencana, dan terkoordinasi dari sebagian besar anggota suatu kelompok etnis, ras, atau agama". Mendiskusikan Palestina, genosida tak hanya terjadi melalui aksi pembunuhan massal, tetapi juga melalui rencana terkoordinasi yang tujuannya merusak dasar-dasar esensial kehidupan sebuah bangsa.
ADVERTISEMENT
Situasi di Palestina saat ini memperlihatkan tanda-tanda genosida yang sistematis dan terkoordinasi. Israel telah mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk merusak dasar-dasar kehidupan bangsa Palestina, termasuk pembangunan infrastruktur yang memisahkan wilayah Palestina dan membatasi akses ke sumber daya alam, melansir dari internasional.republika.co.id (12/03/2024).
Selain itu, pembatasan akses ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan Ramadan oleh Israel juga dianggap sebagai serangan terhadap kebebasan beribadah, yang merupakan bagian dari upaya sistematis untuk menghilangkan identitas dan kebebasan bangsa Palestina .
Suara Palestina terdengar di tengah genosida ini, menyoroti kesulitan dan kegentingan situasi di sana. Warga Gaza, misalnya, telah menghadapi kelaparan selama berbulan-bulan, jauh sebelum Ramadan tiba, dan kondisi ini semakin mempersukar mereka untuk menjalani ibadah Ramadan. Walau demikian, warga Gaza tetap tabah dan berharap agar perdamaian lekas terwujud.
ADVERTISEMENT
Sejarah Genosida di Palestina
Sejarah panjang kejahatan terhadap rakyat Palestina oleh Israel dimulai dengan Deklarasi Balfour pada tahun 1917. Deklarasi ini, yang ditekan oleh Arthur Balfour, kanselir Inggris, menyatakan simpati Inggris terhadap pendirian "rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina", mengutip sumber bbc.com (4/11/2023). Dokumen ini menjadi dasar hukum dan dukungan politik bagi gerakan Zionis, yang berupaya mendirikan negara Israel di tanah Palestina.
Sekutu mendukung Deklarasi Balfour, yang dimasukkan ke dalam Mandat Inggris atas Palestina setelah Kesultanan Uthmaniyah kalah dalam Perang Dunia I. Pada tahun 1930-an, ketidaksetujuan penduduk Arab terhadap peningkatan populasi Yahudi yang pesat dan kekerasan antara kedua komunitas menjadi semakin meningkat.
Pada 14 Mei 1948, Mandat Inggris untuk Palestina berakhir, dan Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Pendirian negara Israel ini menyebabkan perang besar di Timur Tengah yang melibatkan negara-negara Arab dan Israel, dan Deklarasi Balfour menjadi akar masalah utama dalam konflik tersebut.
ADVERTISEMENT
Deklarasi Balfour memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada yang diprediksi. Kendati gerakan Zionisme mendapatkan dasar hukum untuk memperjuangkan negara Yahudi di Palestina, orang-orang Arab Palestina merasa diabaikan dan merasa bahwa hak-haknya terancam. Penduduk Arab menjadi tidak puas dan menentang Inggris karena dukungannya terhadap Zionisme.
Seiring berjalannya waktu, konflik antara Israel dan Palestina semakin berkepanjangan, dengan Israel mendapat dukungan internasional, terutama dari negara-negara Barat. Penduduk Palestina menganggap pendirian Israel sebagai pengusiran besar-besaran dan penghilangan hak-hak atas tanah tersebut.
Para pakar dan akademisi dunia sepakat bahwa Israel memiliki sejarah panjang melakukan kejahatan terhadap Gaza dan rakyat Palestina, termasuk genosida, yang mencakup rencana terkoordinasi yang tujuannya merusak dasar-dasar esensial kehidupan sebuah bangsa.
ADVERTISEMENT
Dampak Genosida terhadap Masyarakat Palestina
Genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina telah menimbulkan dampak yang luar biasa dan terus berlanjut pada kehidupan sehari-hari masyarakat Palestina. Salah satu dampak utama adalah pengepungan total, di mana masyarakat Palestina, khususnya di Gaza, dihadapkan pada kondisi yang sangat sulit untuk bertahan hidup.
Pengepungan total merujuk pada situasi di mana akses terhadap kebutuhan dasar seperti air, makanan, listrik, dan obat-obatan sangat terbatas atau tidak ada sama sekali. Mencakup pembatasan akses ke air, yang menjadi sumber daya vital untuk hidup, serta penghambatan pasokan makanan dan obat-obatan, yang mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Penghambatan pasokan dasar seperti air, makanan, listrik, dan obat-obatan menjadi salah satu tindakan genosida yang paling menyebabkan kerugian bagi masyarakat Palestina. Misalnya, serangan Israel terhadap infrastruktur Gaza, termasuk fasilitas air dan listrik, telah mengakibatkan kekurangan air dan listrik yang parah, mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kondisi pengepungan total dan penghambatan pasokan dasar juga berdampak pada kesehatan masyarakat Palestina. Lebih dari 800.000 warga Palestina dilaporkan tidak memiliki akses ke pelayanan kesehatan, termasuk para korban luka. Hal ini mengindikasikan betapa serius dampak genosida terhadap kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Palestina, dari sumber cnnindonesia.com (22/11/2023).
Peran Ramadan
Ramadan, bulan suci yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia, menjadi waktu refleksi dan respons untuk menghadapi genosida yang terjadi di Palestina. Bulan ini, yang penuh berkah dan kesucian, menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran dan sikap dalam mendukung keadilan dan perdamaian bagi rakyat Palestina.
Umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Palestina, menggunakan Ramadan sebagai waktu untuk berdoa dan merenungkan kondisi rakyat Palestina yang sedang menghadapi genosida. Umat Islam berdoa untuk keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan bagi rakyat Palestina, serta untuk kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Selain doa, umat Islam juga melakukan berbagai aksi sosial untuk mendukung rakyat Palestina. Misalnya, beberapa organisasi kemanusiaan di Indonesia telah mendistribusikan makanan untuk warga Palestina di Jalur Gaza, membuktikan tanggung jawab sosial dan humaniter dalam menghadapi krisis kelaparan yang parah, melansir dari suaraislam.id (13/03/2024).
Dukungan moral juga menjadi bagian penting dari respons terhadap genosida. Umat Islam di seluruh dunia menuntut agar negara-negara di dunia merdeka memberikan tekanan pada penjajah Israel untuk menghentikan perang genosida dan pembersihan etnis yang dilancarkan terhadap rakyat Palestina. Umat Islam juga menuntut agar segera menghentikan bencana kelaparan dan melepaskan bantuan yang terkumpul untuk masyarakat Palestina.
Pesan dan Harapan
Ketika menghadapi genosida yang terjadi di Palestina, pesan dan harapan bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, jadi semakin berarti. Genosida terhadap rakyat Palestina tak hanya sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan, tetapi juga sebuah tantangan bagi keadilan dan perdamaian di dunia.
ADVERTISEMENT
Dialog dan perdamaian menjadi kunci untuk mengatasi konflik dan genosida. Mahkamah Internasional (ICJ) telah menyidangkan kasus genosida Palestina, menyatakan komitmen internasional untuk menyelesaikan konflik dan menegakkan hukum. Indonesia, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, memiliki peran penting dalam mempromosikan dialog dan perdamaian.
Lewat acara R2 ISORA, Indonesia berharap pesan-pesan kemanusiaan dapat diketahui di seluruh dunia, membuktikan komitmen Indonesia dalam mendukung keadilan dan perdamaian, mengutip dari sumber khazanah.republika.co.id (27/11/2023).
Dukungan dan solidaritas dari umat Islam di seluruh dunia terhadap rakyat Palestina menjadi sangat penting. Indonesia, sebagai negara adidaya kemanusiaan, berharap dapat membawa pesan ketika kembali ke negaranya, menerangkan komitmen dalam mendukung kemanusiaan dan perdamaian.
Selain itu, Indonesia juga telah memberikan dukungan dalam bentuk donasi bantuan untuk Palestina selama Ramadan, menunjukkan tanggung jawab sosial dan humaniter dalam menghadapi krisis.
ADVERTISEMENT
Keadilan dan pengakuan hak-hak rakyat Palestina menjadi kunci untuk mengatasi genosida. Mahkamah Internasional telah menyidangkan kasus genosida Palestina, menunjukkan bernilainya pengakuan dan penegakan hukum internasional.
Maka dari itu, penting bagi seluruh dunia, termasuk umat Islam, untuk terus mendukung Palestina dan berjuang melawan genosida, dengan menuntut keadilan dan perdamaian bagi semua manusia.
Pesan dan harapan bagi Palestina dan umat Islam di seluruh dunia adalah terus mendukung Palestina dan berjuang melawan genosida. Lewat dialog, perdamaian, dan keadilan, umat Islam di seluruh dunia dapat membantu mencapai perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina. Penting bagi seluruh dunia untuk mendengarkan suara Palestina dan mendukung usaha untuk mencapai perdamaian dan keadilan bagi bangsa Palestina. (*)
ADVERTISEMENT