Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
BookTok: It Ends With Us
13 Februari 2022 16:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sabrina Ghaisani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semenjak pandemi Covid-19 melanda, masyarakat lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Sejak diadakannya peringatan Stay At Home, banyak masyarakat yang mengeluarkan ide-ide untuk membuat konten menarik agar karantina di rumah tidak membosankan. Dalgona coffee salah satu konten yang sangat viral di kalangan masyarakat pada awal pandemi. 1 bulan yang lalu FYP TikTok saya bermunculan dengan hashtag #BookTok yang dimana berisi rekomendasi atau review buku-buku yang sedang ramai diperbincangkan. Mulanya tren BookTok ini hanya sekali-dua kali muncul di FYP, namun lama-kelamaan tren ini selalu muncul dan saya termasuk sebagai orang yang mudah untuk mengikuti tren. Tren ini tentu saja merupaka tren yang positif bagi masyarakat, karena dengan adanya tren ini dapat meningkatkan literasi membaca masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dimulai dari beberapa video editan penggemar di TikTok untuk meyakinkan buku ini layak dibaca. Tren BookTok yang berhasil merampok uang saya dari dompet adalah buku It Ends With Us karya Colleen Hoover. Awalnya saya memang sudah tertarik dengan buku ini sebelum ada tren BookTok, namun sejak adanya tren tersebut rasa penasaran saya semakin tinggi untuk membaca buku ini yang katanya buku ini layak dijadikan sebuah Film atau Series di Netflix.
Saat membaca buku ini pada halaman awal, saya sudah tertarik akan alur cerita yang diberikan. Buku ini tentu harus dibaca bagi penikmat buku yang sudah berusia 18 tahun keatas karena ada beberapa part yang menunjukan bahwa buku ini dapat diberikan TW (Trigger Warning) yang artinya buku ini dapat memicu peringatan yang mungkin isi dalam buku ini terdapat hal sensitif yang dibicarakan. TW (Trigger Warning) di dalam buku ini mengenai kekerasan di dalam rumah tangga dan kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Lily, seorang perempuan yang dengan tidak sengaja bertemu dengan seorang dokter ahli bedah saraf bernama Ryle. Pertemuan pertama mereka terjadi di rooftop apartemen milik adiknya Ryle. Pertemuan pertama mereka terjadi sangat singkat tetapi juga sangat intens. Meskipun mereka adalah dua orang yang tidak saling kenal, tetapi mereka berani untuk mengungkapkan kebenaran atas masa lalu mereka, hal ini mereka sebut dengan Naked Truth. Menurut saya karakter Lily disini sangat mencerminkan wanita mandiri dan selalu bekerja keras akan cita-cita nya untuk menciptakan Toko Bunga di kota Boston.
Ryle adalah seorang dokter ahli bedah saraf yang memiliki sifat tegas, keras kepala, arogan, dan sensitif. Ryle juga memiliki titik lemahnya yaitu, Lily. Namun Ryle tidak menyukai dengan suatu hubungan yang terkait dengan orang lain, hal ini menjadi salah satu faktor masalah antara hubungannya dengan Lily. Karakter Ryle di sini sangat mencerminkan cowok-cowok yang ada di Wattpad atau FanFiction yang kebanyakan berwajah rupawan, kaya raya, memiliki tubuh yang bagus, dan wangi. Setelah pertemuan pertama mereka, mereka bertemu lagi dengan selang waktu 6 bulan dan menjalani pendekatan untuk memulai suatu hubungan.
ADVERTISEMENT
Atlas Corrigan, salah satu karakter favorit saya di dalam buku ini. Atlas memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Ryle, ia lembut, perhatian, dan juga pelindung bagi Lily. Atlas adalah cinta pertamanya Lily dan memiliki kenangan masa lalu yang ditinggalkan bersama Lily saat mereka masih remaja. Kehadiran Atlas di tengah pendekatan hubungan antara Lily dan Ryle merupakan sebuah ancaman. Tapi menurut saya kehadiran Atlas bukanlah ancaman namun sebuah pertolongan.
Buku ini berhasil membuat saya menghabiskan tisu yang ada di rumah saya. Saya mengakui buku ini sangat layak untuk dibaca dan direkomendasikan. Jika kalian sudah membaca buku ini, pasti kalian paham dengan gambar pada cover bukunya. Setelah mencoba, membeli, dan akhirnya membaca buku yang berasal dari tren BookTok saya merasa tren BookTok ini memang sebuah racun adiktif yang dapat membuat ketagihan, setelah menyelesaikan buku ini jari saya langsung meluncur ke aplikasi TikTok dan mengetik #BookTok untuk melihat rekomendasi buku-buku lain yang mempunyai ulasan-ulasan yang bagus.
ADVERTISEMENT