Konten dari Pengguna

Taj Mahal ala Indonesia, Ternyata Ada di Jakarta

Nur Afidah Zalfalia Sagita
mahasiswi jurnalistik di politeknik negeri jakarta
12 Juli 2021 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Afidah Zalfalia Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sama-sama kita ketahui, bahwa Indonesia kaya akan perbedaannya. Baik itu perbedaan Budaya, Bahasa, bahkan Agama. Tercatat, terdapat enam Agama yang diakui di Indonesia. Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, bila perbedaan yang ada jika disatukan akan menjadi suatu karya yang megah dan luar biasa? Yuk kita intip keindahan baluran perbedaan budaya yang dikemas di masjid Ramlie Musofa!
Masjid megah, dengan bangunan layaknya seperti Taj Mahal di India ini merupakan tempat ibadah umat islam yang berlokasi di Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I/10 No.12C-14A. Masjid ini diresmikan sejak tahun 2016, oleh keluarga H. Ramli Rasidin.
Seperti Taj Mahal yang dibangun untuk melambangkan rasa cinta, Masjid ini juga dibangun sebagai wujud rasa cinta Ramli Rasidin kepada agama islam.
Tidak hanya melambangkan rasa cintanya pada Agama, H. Ramli Rasidin juga menunjukkan rasa cintanya pada keluarga dalam bentuk pemberian nama pada sang Masjid. Di mana nama Masjid Ramlie Musofa sendiri merupakan singkatan nama Ram= Ramli Rasidin, Lie=Lie Njoek Kim (nama sang istri), Mu= Muhammad Rasidin, So=Sofian Rasidin dan Fa=Fabianto Rasidin (ketiga nama anaknya).
ADVERTISEMENT
Ramli Rasidin adalah seorang Mualaf beretnis China, asal Aceh yang merantau ke Jakarta. Adapun tujuannya dalam membangun masjid ini, sebab ia menginginkan adanya toleransi dalam beragama. Karena baginya Indonesia berdiri berdasarkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Sejak memeluk agama Islam, ia bermimpi suatu saat nanti ia akan mendirikan sebuah masjid yang indah dengan unsur pencampuran budaya, disertai dengan ornamen yang megah. Setelah kurang lebih 40 tahun, mimpi itu pun akhirnya terwujud. Ia pun menginginkan masjid ini akan tetap dikenal selamanya, seperti layaknya Taj Mahal, dan dipenuhi jemaah sepanjang masa.
Menunjukkan adanya unsur pencampuran budaya, masjid ini dipenuhi dengan banyak ukiran dari 3 Bahasa yakni Mandarin, Indonesia dan Arab. Di tempat wudunya pun terdapat ukiran dinding tentang tata cara melaksanakan wudu yang benar.
ADVERTISEMENT
“Tujuannya tentu untuk beribadah, yang kedua untuk membimbing mualaf-mualaf yang baru masuk islam. Lalu yang ketiga ya insya Allah sebagai tujuan wisata religi,” ujar Sofyan.
Bukan hanya itu, masjid ini juga dilengkapi dengan lift untuk memudahkan para jemaah yang menyandang disabilitas, agar tetap mampu melaksanakan ibadahnya dengan baik.
Di Masjid ini kita tidak hanya dapat menjalankan ibadah, namun mata kita pun akan dimanjakan dengan pemandangan yang ada di masjid ini.