Konten dari Pengguna

Dari Dapur Majikan Aku Bisa Memasak

Salika Najiyya
Buruh migran Hong Kong, yang ingin selalu mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Berkarya dan terus berkarya dalam bidang apapun. Facebook Salika Najiyya
24 Oktober 2018 5:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salika Najiyya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang pekerja migran itu tidaklah mudah. Selain prosesnya yang panjang untuk dapat diterima di sebuah PJTKI, kita juga akan melalui proses adaptasi dengan majikan yang mempekerjakan.
ADVERTISEMENT
Namun proses tersebut yang akan mengajari kita menghadapi tantangan baru. Seperti apakah tantangan itu?
Pertama Pengalaman baru mendapatkan ilmu gratis dari majikan. Seperti misalnya bahasa kantonis, memasak, memotong rumput, mencuci mobil, setrika, menjaga anak, menjaga orang tua, sampai mengurus seisi rumah majikan.
Bagaimana kita bisa melakukan pekerjaan itu dengan sebaik mungkin agar majikan tidak mengomel. Tentu saja kita mau tidak mau harus belajar. Nah dari situlah ilmu gratis akan kita dapatkan dari majikan.
Kedua Keluarkan segenap kemampuan untuk dapat memenuhi permintaan majikan. Seperti misalnya, majikan meminta kita untuk memasak masakan yang belum pernah kita memasaknya. Bahkan terasa asing oleh pandangan mata. Kalau biasanya di Indonesia kita memasak pakai bumbu lengkap dari bawang, cabe, kemiri, ketumbar, sere, dan semacamnya. Namun di Hong Kong kita menggunakan bumbu dapur botolan seperti kecap asin, kecap hitam, arak masak, minyak wijen, saus tiram dll.
ADVERTISEMENT
Awalnya saya merasa aneh dengan rasa masakan yang dengan terpaksa saya memasaknya. Lambat laun tanpa harus dibimbing lagi sama majikan, saya pun bisa melakukan pekerjaan memasak.
Bimsalabim
Sayap ayam masak kecap
Dari tampilannya sangat sederhana. Sesederhana bumbu dan cara meraciknya. Saya selalu mengabadikannya dan berharap suatu saat bisa menciptakan menu masakan luar negeri dengan lidah Indonesia.
Waktu terus berpacu. Dari satu majikan ke majikan lainnya. Permintaan dalam soal memasak pun berbeda. Sebuah tantangan baru buat saya. Namun ikhlas menjalani hingga beberapa resep masakan sudah hafal di luar kepala.
Kepiting lada hitam pedas
"Eit, jangan dimakan dulu Bos," kata saya sambil mengarahkan kamera ke atas meja marmer berharga puluhan juta itu. Majikan yang sudah hafal dengan kelakuan pembantunya itu pun memberi kesempatan untuk saya mengabadikannya. Walau tak jarang majikan kurang sabar karena ingin segera menyantapnya.
ADVERTISEMENT
"Cepatlah, aku sudah lapar." Jangan lupa nanti fotonya kirim ke WhatsApp."
Selalu saja seperti itu, setiap ada makanan baru, saya memotretnya sebelum tinggal tulang dan ampasnya. Jadi seru dalam bekerja. Lelah pun tak terasa.
Ceker Ayam Jahe Mak Nyus
Memang maknyus untuk camilan di musim dingin. Bahan hanya ceker ayam yang di rebus beberapa menit yang kemudian dibumbuin jahe dan rempah lainnya.
Belum ada Judul
Saya kesulitan mau kasih nama apa pada olahan mie dengan kecap asin ini. Majikan menyebutnya siyao wong jao min yang artinya mie goreng kecap asin. Cara memasaknya juga sangat mudah cukup dibumbuin kecap asin. Namun kita harus tahu takarannya, jangan sampai terlalu asin ataupun kurang asin. Sebagai penggugah selera makan siang, ditaburi dengan wijen putih dan untuk pemanis tambahkan daun bawang yang diiris rapi. Sajikan ketika masih panas.
ADVERTISEMENT
Untuk resep lengkapnya masih saya susun untuk sebuah buku Dapur Salika. Semoga membuat buku resep masakan bisa terwujud, aamiin.
Hong Lok Yuen, 24 Oktober 2018