Ancaman Overtourisme terhadap Pariwisata Berkelanjutan Venesia, Italia

Sumber : Shutterstock

Venesia menjadi salah satu kota di Italia yang paling banyak diserbu wisatawan. Baik itu wisatawan Eropa, maupun benua lainnya. Venesia merupakan kota yang terletak di sebelah Laut Adriatik, Timur Laut Italia. Kota ini merupakan ibukota wilayah Veneto, Provinsi Venize. Kota ini memiliki posisi geografis yang sangat menguntungkan dan telah menjadi kota metropolitan komersial terpenting di Mediterania. Tidak dapat dipungkiri, Venesia memiliki warisan budaya, pusat sejarah dan pemandangan yang seakan menjadi magnet bagi para wisatawan. Destinasi yang paling wajib dikunjungi wisatawan yaitu St. Petersburg, St. Mark's Cathedral, St. Mark's Square, the Doge's Palace, the Rialto Bridge, dan the Grand Canal. Tidak mengherankan, Venesia bergantung pada sektor pariwisata.

Namun sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, Venesia ternyata juga menghadapi permasalahan nyata akibat overtourisme. Menurut European Parliament, overtourisme merupakan situasi dimana terjadi kepadatan pada destinasi wisata yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah wisatawan yang tidak dapat dikontrol. Situasi ini dapat mengancam keberlangsungan infrastruktur, lingkungan, dan destinasi wisata.

Peningkatan permintaan atas wisata memang membawa keuntungan bagi negara. Seperti meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat melalui ketersediaan pekerjaan. Permintaan yang tinggi ini juga mampu membiayai konservasi alam. Namun dibalik itu ada banyak permasalahan yang dibawa seiring banyaknya wisatawan yang berkunjung. Seperti depopulasi warga pribumi akibat munculnya penginapan-penginapan untuk turis. Menurut the Venice City Council, Venesia dipenuhi hingga 10.182.829 juta orang yang menginap dalam satu malam pada tahun 2015. Peningkatan ini mendorong pembangunan infrastruktur akomodasi dan mengakibatkan turunnya populasi Venesia dari 76.165 orang pada tahun 1990, menjadi 55.583 di tahun 2015. Serta toko-toko tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari kemudian berubah menjadi toko-toko souvenir dan butik untuk wisatawan.

Overtourisme juga berkontribusi pada dampak jangka panjang pemanasan global. Seperti yang dihadapi oleh Venesia yaitu banjir, peningkatan level air laut, erosi pantai, terganggunya supply air, dan lainnya. Kemudian jumlah turis yang meningkat juga menyumbang emisi jejak karbon melalui transportasi dan konsumsi. Peningkatan jumlah pelayaran juga berdampak negatif pada lingkungan. Seperti banyaknya kapal yang bersandar akan mendorong semakin dalamnya lagoon, serta meningkatnya polusi berupa debu, nitrogen oksida dan sulphur oksida juga mengancam dan meracuni kehidupan bawah air.

Menurut UNWTO, overtourisme memang diakibatkan oleh kurangnya pengelolaan dan pengembangan pariwisata. Sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung menjadi semakin tidak terkendali. Memang pariwisata tidak hanya memberikan dampak positif namun juga negatif. Meskipun begitu pemerintah seharusnya lebih mendahulukan kepentingan masyarakat asli Venesia. Pemerintah harus menetapkan batas limit jumlah turis yang dapat berkunjung dan regulasi yang harus dipatuhi pada objek-objek wisata. Agar Venesia dapat menjamin bagaimana generasi di masa depan tetap mampu memenuhi kebutuhannya melalui sektor pariwisata.

Referensi

Eberle, Janine. "Overtourism Impacts and Policies: the Case of Venice," Universitas Baliarica (Mei 2020), diakses 2 Juni 2022.

European Parliament. Research for TRAN Committee - Overtourism: impact and possible policy responses. Diupload pada 2018. Diakses 2 Juni 2022. https://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/STUD/2018/629184/IPOL_STU(2018)629184_EN.pdf

Momigliano, Anna. The Flooding of Venice: What Tourists Need to Know. New York Times. Diupload 20 November 2019. Diakses 2 Juni 2020. https://www.nytimes.com/2019/11/20/travel/venice-flooding.html

Hardy, Paula. Sinking city: how Venice is managing Europe's worst tourism crisis. The Guardian. Diupload 30 April 2019. Diakses 2 Juni 2022. https://www.theguardian.com/cities/2019/apr/30/sinking-city-how-venice-is-managing-europes-worst-tourism-crisis